Jumat, 25 Desember 2009
Ayo Siaga Bencana
Anak-anak merupakan salah satu kelompok rentan yang paling berisiko terkena dampak bencana. Kerentanan anak-anak terhadap bencana dipicu oleh faktor keterbatasan pemahaman tentang risiko-risiko di sekeliling mereka, yang berakibat tidak adanya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Salah satu upaya yang telah PMI lakukan untuk mengarusutamakan kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko dalam pendidikan sekolah adalah melalui mobilisasi jaringan Palang Merah Remaja (PMR) dan relawan yang tersebar di 33 provinsi. Mulai 2006 PMI telah menjalankan program Sekolah Siaga Bencana. Program ini adalah upaya PMI untuk mempromosikan konsep kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko bagi anak dan remaja sekolah melalui pengembangan program pemanfaatkan pendidikan ekstrakurikuler yang diterima oleh PMR serta menggunakan pendekatan kelompok remaja sebaya. PMR, sebagai anggota remaja PMI mempunyai peran dan peluang memengaruhi kelompok sebayanya, baik di sekolah maupun luar sekolah, untuk meningkatkan ketrampilan hidup sehingga dapat mengurangi masalah kesehatan serta dampak yang ditimbulkan akibat bencana. Anak dan remaja bersama-sama bertukar informasi, mengidentifikasi masalah, merancang dan membuat kesepakatan solusi melalui kegiatan dan perilaku pengurangan risiko. Perilaku positif yang diawali sejak dini akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup mereka di masa mendatang dan memberikan pengaruh kepada perilaku positif orang dewasa
Pencapaian Program Sekolah Siaga Bencana
1. Konsep, strategi, dan pendekatan Sekolah Siaga Bencana telah diperkenalkan dan diintegrasikan dalam Program Pengurangan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA) di 13 provinsi.
2. Peran PMR sebagai peer leader (model), peer support (dukungan) dan peer educator (pendidik sebaya) untuk pengurangan risiko, serta memfasilitasi kegiatan-kegiatan pengurangan risiko pada anak dan remaja.
3. Anak dan remaja telah dilibatkan dalam proses pengkajian, pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko.
4. Mendukung sosialisasi strategi pendidikan remaja sebaya dalam kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko, PMI telah memproduksi manual Ayo Siaga Bencana bagi PMR, panduan fasilitator Ayo Siaga Bencana serta media KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi).
5. Di tingkat nasional, PMI telah memainkan peranan penting dalam Dewan Pengarah KPB serta aktif melakukan advokasi. Di tingkat kabupaten, PMI juga aktif melakukan advokasi dalam mengintegrasikan kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko ini ke dalam kurikulum sekolah.
1. Konsep, strategi, dan pendekatan Sekolah Siaga Bencana telah diperkenalkan dan diintegrasikan dalam Program Pengurangan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA) di 13 provinsi.
2. Peran PMR sebagai peer leader (model), peer support (dukungan) dan peer educator (pendidik sebaya) untuk pengurangan risiko, serta memfasilitasi kegiatan-kegiatan pengurangan risiko pada anak dan remaja.
3. Anak dan remaja telah dilibatkan dalam proses pengkajian, pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko.
4. Mendukung sosialisasi strategi pendidikan remaja sebaya dalam kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko, PMI telah memproduksi manual Ayo Siaga Bencana bagi PMR, panduan fasilitator Ayo Siaga Bencana serta media KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi).
5. Di tingkat nasional, PMI telah memainkan peranan penting dalam Dewan Pengarah KPB serta aktif melakukan advokasi. Di tingkat kabupaten, PMI juga aktif melakukan advokasi dalam mengintegrasikan kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko ini ke dalam kurikulum sekolah.
Kamis, 24 Desember 2009
KESEHATAN REPRODUKSI
Pengertian :
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh meliputi sehat Fisik, mental dan kehidupan sosial.
Artinya mulai dari alat reproduksi, fungsi reproduksi dan proses reproduksi haruslah sehat.
Reproduksi sendiri artinya adalah kemampuan untuk melanjutnya keturunan.
Perlu ada kesiapan dalam proses reproduksi :
1. Kesiapan Fisik usia terbaik wanita 20 – 35 tahun dan laki-laki 25 tahun
2. Kesiapan mental siap untuk menjadi Orang tua yang bertanggung jawab.
3. Kesiapan sosial ekonomi sudah punya kemampuan untuk bertanggung jawab secara sosial ekonomi.
Tanda – tanda kematangan Seksual Wanita :
- Mendapat HAID
- Payu dara mulai tumbuh dan mulai besar
- Panggul melebar
Tanda – tanda kematangan Seksual Laki – laki
- Mengalami ereksi dan Ejakulasi
- Badan jadi berotot
- Suara menjadi besar
Mengenal alat reproduksi Wanita :
Alat reproduksi wanita adalah bagian tubuh wanita yang berpungsi melanjutkan keturunan, terdiri dari :
1. Bagian luar
• Payu dara
• Labiya Mayora ( bibir luar kemaluan )
• Daerah yang serambut, berfungsi sebagai pelindung dan menjaga agar bagian dalam tetap lembab.
• Labia manora ( bibir dalam kemaluan ) daerah tidak berambut, banyak Syaraf sensotis – Paling peka.
• Chioris ( Kelentit / adalah bagian yang sangat peka karena banyak ujung Syaraf.
• Mulut Vagina adalah rongga penghubung alat Reproduksi wanita bagian dalam dengan luas.
2. Bagian dalam :
• Sel saluran vagina, sebagai jalan keluar bagi darah HAID, jalan keluar waktu bayi lahir ( bersifat sangat lentur )
• Cervix ( Leher rahim ) adalah penghubung rahim dan Vagina
• UTERUS ( rahum ) adalah tempat dimana sel telur yang sudah dibuahi tumbuh, pada keadaan sel telur tidak dibuahi maka dinding rahim yang sudah menebal akan luruh dan mengalir keluar keluar melalui saluran Vagina dalam seluruh darah disebut HAID.
• TUBA FLLOPII ( Saluran telur adalah saluran yang terletak di kiri dan kanan rahim sebagai penghubung rahim dengan Indung TELUR.
• OVARIRIUM ( Indung Telur ) ada 2 buah berfungsi memproduksi sel telur dan hormon perempuan yaitu ESTROGEN dan PROGESTERONE karena inilah satu sampai dua sel telur masuk bulan, lalu di lepas kedinding rahim, dinding rahim menebal yang dipersiapkan untuk tempat sel telur setelah dibuahi.
• Selaput dara ( HYMEN ) adalah jaringan selaput lender berbentuk semi sirkuler dan terletak dibagian terluas Vagina.
Mengenal alat – alat reproduksi laki – laki
- Kelenjar Prostat : Fungsi mengeluarkan cairan murni untuk sperma
- Testes : mengahasilkan Sperma dan harmon laki-laki (TESDRODRERON ) untuk pertumbuhan alat reproduksinya.
- Vas deferen menghubungkan Prostat dengan testes
- Zakar ( Penis )
- Kantong Zakar ( Scrotum ) berisi 2 Buah testes
- Saluran air mani : Saluran kencing disebut Uretes, pada saat air mani keluar otomatis saluran air kencing menutup dan sebaliknya.
Infeksi saluran Reproduksi :
Pengertian : adalah infeksi yang terjadi pada saluran reproduksi bias pada wanita, juga Pria.
Penyebab :
Ada 2 Kelompok besar
1. Menular melalui Hubungan seksual disebut Penyakit Menular Seksual (PMS)
- Penyakit menular seksual adalah penyakit yang penularannya melalui hubungan seksual carta hubungan seksual tak terbatas Genita gebnital, bias juga Orgenital ( mulut – alat kelamin), Amo genital ( Dubur – alat kelamin ) bagian tubuh yang terkena bias juga diluar alat genital
2. Menular tampa melalui hubungan Seksual
- Penularan cara Non Seksual antara lain :
Kontak langsung dengan alat : Handuk, Termometer
- Dalam kandungan dari ibu bayi
Jenis penyakit menular Seksual :
A. BACTERI 1. Sifilis - Bacteri Treponema Pallida
2. Gonorhoeae - Bacteri Neisseria Gonorhoeae
3. Granuloma nguinale - Bacteri Donovania – Granulomatis
4. Gardnerella Vaginalis
5. Chlammydia Tracito mati
B. V I R U S 1. Virus Herfes genitalis
2. Humany Papilloma Larynx pada bayi
3. Hefatitis B Virus – Hefatitis Fulimnan Acut dan Cronis.
4. HIV -- AIDS ( Aquired Immune Defesiensi Syndrome )
C. PRODOA Tricltomomas Vaginalis : Menyerang Vagina, saluran kencing.
D. JAMUR COMEDIDA ALBICANS : menyeran Vulva, Vagina, kelenjar
Saluran vagina
E. ECTO PARASIT 1. Kutu badan – Pedikulosis Pubis
2. SARCOPTES SCABIES – Buduk ( Scabies )
Faktor – factor yang menimbulkan PMS ;
1. Demografi (Kependudukan )
- Ledakan penduduk
- Dinomisasi masyarakat : terkait pekerjaan, liburan, industri pariwisata, Pertemuan ilmiah.
- Kamampuan sosial ekonomi – kebebasan sosial, lebih banyak waktu luang.
2. Perubahan sikap dan perilaku
Bergesernya nilai moral, kehidupan beragama berubah, prinsip keimanan dan aqidah menurun.
3. Kelalaian Negara dalam pemberian pendidikan kesehatan dan pendidikan
Seks.
4. Mengobati sendiri dengan antibiotic dan merasa aman hingga banyak terjadi
Mesistensi.
5. Fasilitas Laboratorium dan Klinik pengobatan kurang memadai
6. Banyak kasus symptomatis
Gejala – gejala penyakit menular Seksual
1. Trichomonas Vaginalis
g/ Keputihan kuning kehijauan
- gatal
- Sakit kalau hubungan ( DYSPAREUNIA ) kadang-kadang sakit perut di
bagian bawah.
2. Gomarttae
g/ Kencing sakit, keluar cairan seperti nanah melalui saluran kencing, bila testes keluar bias bengkak bila mata jadi radang mata.
3. Syfhilis : Lecet pada alat kelamin atau pafel ( bintik ) yang tidak terasa sakit
dalam waktu lama.
-Pada wanita ada benjolan seperti jengger ayam disebut condylama
Accuminatta.
-mandul
-Gangguan pada bias mengalami kebutaan/radang paru-paru.
4. AIDS
- Pada awal tampa gejala bertahun-tahun.
Pada wanita infeksi saluran reproduksi dapat :
- Kemandulan
- Infeksi Panggung bagian bawah
- Kehamilan diluar kandungan
- Komplikasi kehamilan
- Cacat jasmaniah
- Kanker Cervix
Pada wanita Hamil, dapat
- PREMATURITAS
- Bayi Cacat
- Abortus Spontan
- Kebutaan pada bayi
Infeksi saluran reproduksi akan dipermudah oleh ANAL SEKS
- Berganti –ganti pasangan
- Dunia pelacuran yang masih ada terus
PENCEGAHAN :
1.Kebersihan/menjaga Hyiene alat reproduksi dapat mencegah antara lain : Jamur, bacteri dan kanker.
2.Mencegah Pernikahan dini, karena pernikahan dini ada paktor resiko untuk Ca Cervix.
3.Jangan ganti ganti pasangan dalam hubungan seksual karena bias AIDS dan kanker, Kuncinya adalah : Perkawinan bahagia/sejahtera.
4.Hindari pergaulan bebas.
Penanggulangan penyakit saluran Rroduksi :
1.Segi medis = Pengobatan sesuia dengan penyebab
2.Segi Efademiologis ( penularan dan pencegahan mata rantai di masyarakat)
3.Segi sosial ekonomi budaya
Pengobatan :
1. Obat –obatan
2. Penyuluhan, pendidikan pada pasien
3. Penanganan pasangan seksual
Kesimpulan :
Pemeliharaan kesehatan reproduksi sangat tergantung pada pengetahuan terhadap reproduksi, sosial budaya moralitas dan agama. Pencegahan penyakit ditentukan terutama oleh Hygiene pribadi seseorang , nilai moral yang dianut, kesadaran untuk berobat yang benar, keharmonisan keluarga. Tidak selalu budaya barat merupakan lambing kemajuan, justru meniru budaya mereka, lebih banyak menimbulkan akibat pada generasi mendatang dengan semakin tinggi kasus PSM.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh meliputi sehat Fisik, mental dan kehidupan sosial.
Artinya mulai dari alat reproduksi, fungsi reproduksi dan proses reproduksi haruslah sehat.
Reproduksi sendiri artinya adalah kemampuan untuk melanjutnya keturunan.
Perlu ada kesiapan dalam proses reproduksi :
1. Kesiapan Fisik usia terbaik wanita 20 – 35 tahun dan laki-laki 25 tahun
2. Kesiapan mental siap untuk menjadi Orang tua yang bertanggung jawab.
3. Kesiapan sosial ekonomi sudah punya kemampuan untuk bertanggung jawab secara sosial ekonomi.
Tanda – tanda kematangan Seksual Wanita :
- Mendapat HAID
- Payu dara mulai tumbuh dan mulai besar
- Panggul melebar
Tanda – tanda kematangan Seksual Laki – laki
- Mengalami ereksi dan Ejakulasi
- Badan jadi berotot
- Suara menjadi besar
Mengenal alat reproduksi Wanita :
Alat reproduksi wanita adalah bagian tubuh wanita yang berpungsi melanjutkan keturunan, terdiri dari :
1. Bagian luar
• Payu dara
• Labiya Mayora ( bibir luar kemaluan )
• Daerah yang serambut, berfungsi sebagai pelindung dan menjaga agar bagian dalam tetap lembab.
• Labia manora ( bibir dalam kemaluan ) daerah tidak berambut, banyak Syaraf sensotis – Paling peka.
• Chioris ( Kelentit / adalah bagian yang sangat peka karena banyak ujung Syaraf.
• Mulut Vagina adalah rongga penghubung alat Reproduksi wanita bagian dalam dengan luas.
2. Bagian dalam :
• Sel saluran vagina, sebagai jalan keluar bagi darah HAID, jalan keluar waktu bayi lahir ( bersifat sangat lentur )
• Cervix ( Leher rahim ) adalah penghubung rahim dan Vagina
• UTERUS ( rahum ) adalah tempat dimana sel telur yang sudah dibuahi tumbuh, pada keadaan sel telur tidak dibuahi maka dinding rahim yang sudah menebal akan luruh dan mengalir keluar keluar melalui saluran Vagina dalam seluruh darah disebut HAID.
• TUBA FLLOPII ( Saluran telur adalah saluran yang terletak di kiri dan kanan rahim sebagai penghubung rahim dengan Indung TELUR.
• OVARIRIUM ( Indung Telur ) ada 2 buah berfungsi memproduksi sel telur dan hormon perempuan yaitu ESTROGEN dan PROGESTERONE karena inilah satu sampai dua sel telur masuk bulan, lalu di lepas kedinding rahim, dinding rahim menebal yang dipersiapkan untuk tempat sel telur setelah dibuahi.
• Selaput dara ( HYMEN ) adalah jaringan selaput lender berbentuk semi sirkuler dan terletak dibagian terluas Vagina.
Mengenal alat – alat reproduksi laki – laki
- Kelenjar Prostat : Fungsi mengeluarkan cairan murni untuk sperma
- Testes : mengahasilkan Sperma dan harmon laki-laki (TESDRODRERON ) untuk pertumbuhan alat reproduksinya.
- Vas deferen menghubungkan Prostat dengan testes
- Zakar ( Penis )
- Kantong Zakar ( Scrotum ) berisi 2 Buah testes
- Saluran air mani : Saluran kencing disebut Uretes, pada saat air mani keluar otomatis saluran air kencing menutup dan sebaliknya.
Infeksi saluran Reproduksi :
Pengertian : adalah infeksi yang terjadi pada saluran reproduksi bias pada wanita, juga Pria.
Penyebab :
Ada 2 Kelompok besar
1. Menular melalui Hubungan seksual disebut Penyakit Menular Seksual (PMS)
- Penyakit menular seksual adalah penyakit yang penularannya melalui hubungan seksual carta hubungan seksual tak terbatas Genita gebnital, bias juga Orgenital ( mulut – alat kelamin), Amo genital ( Dubur – alat kelamin ) bagian tubuh yang terkena bias juga diluar alat genital
2. Menular tampa melalui hubungan Seksual
- Penularan cara Non Seksual antara lain :
Kontak langsung dengan alat : Handuk, Termometer
- Dalam kandungan dari ibu bayi
Jenis penyakit menular Seksual :
A. BACTERI 1. Sifilis - Bacteri Treponema Pallida
2. Gonorhoeae - Bacteri Neisseria Gonorhoeae
3. Granuloma nguinale - Bacteri Donovania – Granulomatis
4. Gardnerella Vaginalis
5. Chlammydia Tracito mati
B. V I R U S 1. Virus Herfes genitalis
2. Humany Papilloma Larynx pada bayi
3. Hefatitis B Virus – Hefatitis Fulimnan Acut dan Cronis.
4. HIV -- AIDS ( Aquired Immune Defesiensi Syndrome )
C. PRODOA Tricltomomas Vaginalis : Menyerang Vagina, saluran kencing.
D. JAMUR COMEDIDA ALBICANS : menyeran Vulva, Vagina, kelenjar
Saluran vagina
E. ECTO PARASIT 1. Kutu badan – Pedikulosis Pubis
2. SARCOPTES SCABIES – Buduk ( Scabies )
Faktor – factor yang menimbulkan PMS ;
1. Demografi (Kependudukan )
- Ledakan penduduk
- Dinomisasi masyarakat : terkait pekerjaan, liburan, industri pariwisata, Pertemuan ilmiah.
- Kamampuan sosial ekonomi – kebebasan sosial, lebih banyak waktu luang.
2. Perubahan sikap dan perilaku
Bergesernya nilai moral, kehidupan beragama berubah, prinsip keimanan dan aqidah menurun.
3. Kelalaian Negara dalam pemberian pendidikan kesehatan dan pendidikan
Seks.
4. Mengobati sendiri dengan antibiotic dan merasa aman hingga banyak terjadi
Mesistensi.
5. Fasilitas Laboratorium dan Klinik pengobatan kurang memadai
6. Banyak kasus symptomatis
Gejala – gejala penyakit menular Seksual
1. Trichomonas Vaginalis
g/ Keputihan kuning kehijauan
- gatal
- Sakit kalau hubungan ( DYSPAREUNIA ) kadang-kadang sakit perut di
bagian bawah.
2. Gomarttae
g/ Kencing sakit, keluar cairan seperti nanah melalui saluran kencing, bila testes keluar bias bengkak bila mata jadi radang mata.
3. Syfhilis : Lecet pada alat kelamin atau pafel ( bintik ) yang tidak terasa sakit
dalam waktu lama.
-Pada wanita ada benjolan seperti jengger ayam disebut condylama
Accuminatta.
-mandul
-Gangguan pada bias mengalami kebutaan/radang paru-paru.
4. AIDS
- Pada awal tampa gejala bertahun-tahun.
Pada wanita infeksi saluran reproduksi dapat :
- Kemandulan
- Infeksi Panggung bagian bawah
- Kehamilan diluar kandungan
- Komplikasi kehamilan
- Cacat jasmaniah
- Kanker Cervix
Pada wanita Hamil, dapat
- PREMATURITAS
- Bayi Cacat
- Abortus Spontan
- Kebutaan pada bayi
Infeksi saluran reproduksi akan dipermudah oleh ANAL SEKS
- Berganti –ganti pasangan
- Dunia pelacuran yang masih ada terus
PENCEGAHAN :
1.Kebersihan/menjaga Hyiene alat reproduksi dapat mencegah antara lain : Jamur, bacteri dan kanker.
2.Mencegah Pernikahan dini, karena pernikahan dini ada paktor resiko untuk Ca Cervix.
3.Jangan ganti ganti pasangan dalam hubungan seksual karena bias AIDS dan kanker, Kuncinya adalah : Perkawinan bahagia/sejahtera.
4.Hindari pergaulan bebas.
Penanggulangan penyakit saluran Rroduksi :
1.Segi medis = Pengobatan sesuia dengan penyebab
2.Segi Efademiologis ( penularan dan pencegahan mata rantai di masyarakat)
3.Segi sosial ekonomi budaya
Pengobatan :
1. Obat –obatan
2. Penyuluhan, pendidikan pada pasien
3. Penanganan pasangan seksual
Kesimpulan :
Pemeliharaan kesehatan reproduksi sangat tergantung pada pengetahuan terhadap reproduksi, sosial budaya moralitas dan agama. Pencegahan penyakit ditentukan terutama oleh Hygiene pribadi seseorang , nilai moral yang dianut, kesadaran untuk berobat yang benar, keharmonisan keluarga. Tidak selalu budaya barat merupakan lambing kemajuan, justru meniru budaya mereka, lebih banyak menimbulkan akibat pada generasi mendatang dengan semakin tinggi kasus PSM.
PERTOLONGAN PERTAMA
I. PENGERTIAN PERTOLONGAN PERTAMA.
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar untuk mencegahan cacat atau mati.
II. TUJUAN PERTOLONGAN PERTAMA.
1. Menyelematkan Jiwa Penderita
2. Mencegah Cacad
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang
proses penyembuhan
III. PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA.
Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian ( TKP ) yang memiliki kemampuan penanganan kasus gawat darurat dan terlatih untuk memberikan pertolongan pertama.
IV. KEWAJIBAN PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA.
1. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya
2. Menjangkau penderita dalam khasus kecelakaan atau musibah kemungkinan pelaku harus memindahkan penderita lain untuk dapat menjangkau penderita yang lebih parah
3. Dapat mengenali dan mengatasi masalah masalah yang mengancam nyawa
4. Meminta bantuan/rujukan
5. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat
6. Membantu pelaku lainnya
7. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita
8. Berkomunikasi dengan petugas lainnya yang terlibat
9. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi
V. KUALIFIKASI PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA
1. Jujur dan bertanggung jawab
2. Berlaku profesional
3. Kematangan emosi
VI. ALAT PELINDUNG DIRI (APD).
1. Sarung Tangan Lateks
2. Kacamata Pelindung
3. Baju Pelindung
4. Masker Penolong
5. Masker Resusitasi
6. H e l m
VII. PERALATAN PERTOLONGAN PERTAMA.
1. Penutup Luka, misalnya Kasa Steril
2. Pembalut Luka, misalnya Pembalut Segitiga/Mitella
3. Cairan Pembersih Luka, misalnya Boorwater, Rivanol dan Lodinepovidone
4. Peralatan Stabilisasi Korban, misalnya :
a. Bidai Leher
b. Bidai Alat Gerak (Bidai Kayu)
5. Mitella
6. Plester
7. Gunting
8. Pingset
9. Kapas
10. Senter
11. Selimut
12. Kartu Penderita
13. Alat Tulis
14. Oksigen (Bila Perlu)
15. Tensimeter dan Stetoskop (Bila Perlu)
16. Alat Angkut, misalnya tandu
VIII. LANGKAH - LANGKAH PENILAIAN DINI.
I. Kesan Umum :
Tentukan terlebih dahulu penderita adalah kasus trauma atau kasus medis.
A. Kasus Trauma
adalah kasus yang biasanya disebabkan oleh suatu yang mempunyai tanda - tanda yang jelas terlihat atau teraba, misalnya :
1. Kasus Perdarahan
2. Kasus Patah Tulang
3. Kasus Penurunan Kesadaran
.C. Kasus Medis
adalah kasus yang diderita seseorang tanpa adariwayat, kasus ini penolong harus lebih berupaya mencari gangguannya, misalnya :
1. Sesak Napas
2. Nyeri Dada dll
II. Periksa Respon :
Respon yang diberikan penderita merupakan gambaran sederhana dan cepat mengenai berat ringannya gangguan yang terjadi dalam otak.
Untuk menentukan tingkat respon seorang penderita berdasarkan rangsangan yang diberikan penolong, dikenal ada 4 tingkat yaitu
AWAS, SUARA, NYERI, TIDAK respon (ASNT).
A = AWAS
Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungan
S = SUARA
Penderita hanya menjawab/beraksi bila dipanggil atau
mendengar suara.
N = NYERI
Pnderita hanya beraksi terhadap rangsangan nyeri yang diberikan oleh penolong, misalnya dicubit
T = TIDAK Respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsangan apapun yang
diberikan oleh penolong
KERACUNAN
GEJALA DAN TANDA KERACUNAN MELALUI PERNAFASAN.
• Nafas sasak atau pendek
• Batuk-batuk disertai sakit kepala
• Kulit berwarna kebiruan
• Nafas berbau
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA.
• Pindahan korban ke udara segar
• Beri nafas buatan atau pijat jantung bila perlu
• Jika korban bernafas, jaga agar sirkulasi udara lancar
GEJALA KERACUNAN MELALUI MULUT ATAU ALAT PENCERNAAN.
• Mual disertai muntah – muntah
• Nyeri pada perut, diare
• Nafas mulut berbau
• Mungkin ada luka di mulut bila ada racun korosif
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
1. Beri minum susu atau air sebanyak – banyaknya kepada korban atauberi anti racun (norits , putih telut
2. Jangan dirangsang muntah pada kasus : menelan minyak, korban kejang, atau ada bakat kejang, korban berpenyakit jantung, korban tidak sadar atau pada gangguan kesadara
3. Segera bawa ke RS
PERDARAHAN
Macam – macam perdarahan dilihat dari sudut keluarnya darah :
1. Perdarahan Keluar
2. Perdarahan Didalam
Perdarahan dilihat dari sudut macam pembulu darah yang putus
1. Perdarahan pembuluh Nadi ( Arterie )
2. Perdarahan pembuluh Balik ( Vena )
3. Perdarahan Pembuluh Rambut ( Capiler )
Tanda Perdarahan
• Perdarahan Pembuluh Nadi (Arterie)
1. Darah keluar memancar menurut gerakan denyut jantung
2. Warna darah merah muda (karena mengandung Zat Asam)
• Perdarahan Pembuluh Balik (Vena)
1. Darah keluar tidak memancar hanya mengalir
2. Warna darah merah tua (karena mengandung zat asam arang
• Perdarahan Pembuluh Rambut (Capiler)
1. Darah keluar sedikit-sedikit seperti titik embun
2. Ini tidak berbahaya karena pembuluh darahnya
sangat kecil
PENGERTIAN DARI “ LUKA “
Luka adalah putus atau robek jaringan kulit yang tembus kedalam dikarenakan benda tajam, seperti :
Luka Memar ( karena pukulan )
Luka Gores
Luka Tusuk
Luka Potong
Luka Bacok
Luka Robek
Luka Tembak
Luka Bakar
Luka Iris
Luka Lecet
A. Tindakan Pertolongan
1. Menghentikan Perdarahan
2. Mencegah Infeksi
3. Mencegah kerusakan lebih lanjut dari pada jaringan
B. Pencegaran infeksi dapat dilakukan dengan
1. Menberikan betadin
2. Tepung sulfa steril
3. Luka di tutup dengan pembalut steril
C. Tidakan untuk mengatasi perdarahan (Ingat 5 T)
T – 1 = Tekan bagian yang berdarah selama 5-15 menit
T – 2 = Tinggikan anggota badan yang luka
T – 3 = Tidurkan korban dengan kepala lebih rendah
T - 4 = Tekan pembuluh madi (antara tempat perdarahan dengan jantung
T – 5 = Tenangkan Korban
GEJALA DAN TANDA KERACUNAN ZAT KIMIA MELALUI
KULIT ATAU KONTAK DENGAN KULIT
1. Gatal dan bengkak meliputi kulit yang terkena
2. rasa terbakar
3. kulit kadang kemerahan
PERTOLONGAN PERTAMA YANG DAPAT DILAKUKAN
1. Lepaskan pakaian, cincin. jam tangan dan sesuatu yang melekat atau bahan yang terkena
2. Sisa zat kimia yang masih tersisa pada kulit siram dengan air sekurang kurangnya selama 20 menit
3. Zat kimia berbentuk bubuk, disapu dulu dengan kuas/sikat lembut, baru disiram dengan air sebanyak banyaknya
GEJALA DAN TANDA KERACUNAN MELALUI SUNTIKAN
ATAU GIGITAN BINATANG
1. Mual disertai dengan muntah
2. Nadi lemah dan cepat
3. Sulit untuk bernafas
4. Badan terasa lemah
5. Bengkak dan nyeri didaerah gigitanS
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
1. Jaga korban agar tetap tenang dan istirahat
2. Cuci luka gigitan dengan air sabun
3. Posisi luka lebih rendah dari jantung
4. Immobilisasi daerah gigitan dengan pembalutan
5. Bawa segera ke RS
PEMBALUTAN
1. KEGUNAAN PEMBALUT
1. Menutup Luka
2. Melakukan penekanan
3. Mengurangi/mencegah pembengkakan
4. Membatasi pergerakan
5. Mengikat Bidai
2. APA YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA SAAT MEMBALUT
1. Awasi muka korban
2. Balutan jangan kendor, karena dapat tergeser
3. Balutan jangan terlalu erat, karena dapat menghalangi perdarahan
4. Pada saat membalut posisi korban berbaring atau duduk
3. TUJUAN DARI PEMBALUTAN
1. Mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada sehingga mencegah maut
2. Mengurangi rasa nyeri/sakit
3. Mencegah cacat dan infeksi
4. MACAM-MACAM PEMBALUT
1. Pembalut Segi Tiga (Mitela)
2. Pembalut Plester
3. Pembalut Pita/Gulung/Perband
4. Pembalut Cepat
5. INDIKASI PEMBALUT
1. Dalam membalut ada hubungan dengan pemasangan bidai/spalek pada pertolongan pertama (PP)
2. Untuk menutup luka supaya tidak kena cahaya, debu, atau kotoran, untuk menekan, menarik,menahan dan untuk imobilisasi (agar anggota tubuh tidak bergerak)
3. Menghentikan perdarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka dan mengurangi rasa nyeri pada luka dll
KEJADIAN KHUSUS
6. KEMASUKAN BENDA ASING
7. KECELAKAAN LISTRIK
8. K E J A N G
9. SENGATAN PANAS
10. TERKILIR
11. KESELAK/TERSEDAK
12. KERACUNAN
13. TENGGELAM
14. KEDINGINAN
PENGANGKUTAN
1. PENGANGKUTAN ORANG SAKIT/LUKA
2. PENGANGKUTAN OLEH SATU ORANG
3. PENGANGKUTAN OLEH DUA ORANG
4. PENGANGKUTAN OLEH TIGA ORANG
5. PENGANGKUTAN OLEH EMPAT ORANG
6. PENGANGKUTAN MENGGUNAKAN ALAT/TANDU
7. PEMBUATAN TANDU DARURAT
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar untuk mencegahan cacat atau mati.
II. TUJUAN PERTOLONGAN PERTAMA.
1. Menyelematkan Jiwa Penderita
2. Mencegah Cacad
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang
proses penyembuhan
III. PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA.
Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian ( TKP ) yang memiliki kemampuan penanganan kasus gawat darurat dan terlatih untuk memberikan pertolongan pertama.
IV. KEWAJIBAN PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA.
1. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya
2. Menjangkau penderita dalam khasus kecelakaan atau musibah kemungkinan pelaku harus memindahkan penderita lain untuk dapat menjangkau penderita yang lebih parah
3. Dapat mengenali dan mengatasi masalah masalah yang mengancam nyawa
4. Meminta bantuan/rujukan
5. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat
6. Membantu pelaku lainnya
7. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita
8. Berkomunikasi dengan petugas lainnya yang terlibat
9. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi
V. KUALIFIKASI PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA
1. Jujur dan bertanggung jawab
2. Berlaku profesional
3. Kematangan emosi
VI. ALAT PELINDUNG DIRI (APD).
1. Sarung Tangan Lateks
2. Kacamata Pelindung
3. Baju Pelindung
4. Masker Penolong
5. Masker Resusitasi
6. H e l m
VII. PERALATAN PERTOLONGAN PERTAMA.
1. Penutup Luka, misalnya Kasa Steril
2. Pembalut Luka, misalnya Pembalut Segitiga/Mitella
3. Cairan Pembersih Luka, misalnya Boorwater, Rivanol dan Lodinepovidone
4. Peralatan Stabilisasi Korban, misalnya :
a. Bidai Leher
b. Bidai Alat Gerak (Bidai Kayu)
5. Mitella
6. Plester
7. Gunting
8. Pingset
9. Kapas
10. Senter
11. Selimut
12. Kartu Penderita
13. Alat Tulis
14. Oksigen (Bila Perlu)
15. Tensimeter dan Stetoskop (Bila Perlu)
16. Alat Angkut, misalnya tandu
VIII. LANGKAH - LANGKAH PENILAIAN DINI.
I. Kesan Umum :
Tentukan terlebih dahulu penderita adalah kasus trauma atau kasus medis.
A. Kasus Trauma
adalah kasus yang biasanya disebabkan oleh suatu yang mempunyai tanda - tanda yang jelas terlihat atau teraba, misalnya :
1. Kasus Perdarahan
2. Kasus Patah Tulang
3. Kasus Penurunan Kesadaran
.C. Kasus Medis
adalah kasus yang diderita seseorang tanpa adariwayat, kasus ini penolong harus lebih berupaya mencari gangguannya, misalnya :
1. Sesak Napas
2. Nyeri Dada dll
II. Periksa Respon :
Respon yang diberikan penderita merupakan gambaran sederhana dan cepat mengenai berat ringannya gangguan yang terjadi dalam otak.
Untuk menentukan tingkat respon seorang penderita berdasarkan rangsangan yang diberikan penolong, dikenal ada 4 tingkat yaitu
AWAS, SUARA, NYERI, TIDAK respon (ASNT).
A = AWAS
Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungan
S = SUARA
Penderita hanya menjawab/beraksi bila dipanggil atau
mendengar suara.
N = NYERI
Pnderita hanya beraksi terhadap rangsangan nyeri yang diberikan oleh penolong, misalnya dicubit
T = TIDAK Respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsangan apapun yang
diberikan oleh penolong
KERACUNAN
GEJALA DAN TANDA KERACUNAN MELALUI PERNAFASAN.
• Nafas sasak atau pendek
• Batuk-batuk disertai sakit kepala
• Kulit berwarna kebiruan
• Nafas berbau
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA.
• Pindahan korban ke udara segar
• Beri nafas buatan atau pijat jantung bila perlu
• Jika korban bernafas, jaga agar sirkulasi udara lancar
GEJALA KERACUNAN MELALUI MULUT ATAU ALAT PENCERNAAN.
• Mual disertai muntah – muntah
• Nyeri pada perut, diare
• Nafas mulut berbau
• Mungkin ada luka di mulut bila ada racun korosif
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
1. Beri minum susu atau air sebanyak – banyaknya kepada korban atauberi anti racun (norits , putih telut
2. Jangan dirangsang muntah pada kasus : menelan minyak, korban kejang, atau ada bakat kejang, korban berpenyakit jantung, korban tidak sadar atau pada gangguan kesadara
3. Segera bawa ke RS
PERDARAHAN
Macam – macam perdarahan dilihat dari sudut keluarnya darah :
1. Perdarahan Keluar
2. Perdarahan Didalam
Perdarahan dilihat dari sudut macam pembulu darah yang putus
1. Perdarahan pembuluh Nadi ( Arterie )
2. Perdarahan pembuluh Balik ( Vena )
3. Perdarahan Pembuluh Rambut ( Capiler )
Tanda Perdarahan
• Perdarahan Pembuluh Nadi (Arterie)
1. Darah keluar memancar menurut gerakan denyut jantung
2. Warna darah merah muda (karena mengandung Zat Asam)
• Perdarahan Pembuluh Balik (Vena)
1. Darah keluar tidak memancar hanya mengalir
2. Warna darah merah tua (karena mengandung zat asam arang
• Perdarahan Pembuluh Rambut (Capiler)
1. Darah keluar sedikit-sedikit seperti titik embun
2. Ini tidak berbahaya karena pembuluh darahnya
sangat kecil
PENGERTIAN DARI “ LUKA “
Luka adalah putus atau robek jaringan kulit yang tembus kedalam dikarenakan benda tajam, seperti :
Luka Memar ( karena pukulan )
Luka Gores
Luka Tusuk
Luka Potong
Luka Bacok
Luka Robek
Luka Tembak
Luka Bakar
Luka Iris
Luka Lecet
A. Tindakan Pertolongan
1. Menghentikan Perdarahan
2. Mencegah Infeksi
3. Mencegah kerusakan lebih lanjut dari pada jaringan
B. Pencegaran infeksi dapat dilakukan dengan
1. Menberikan betadin
2. Tepung sulfa steril
3. Luka di tutup dengan pembalut steril
C. Tidakan untuk mengatasi perdarahan (Ingat 5 T)
T – 1 = Tekan bagian yang berdarah selama 5-15 menit
T – 2 = Tinggikan anggota badan yang luka
T – 3 = Tidurkan korban dengan kepala lebih rendah
T - 4 = Tekan pembuluh madi (antara tempat perdarahan dengan jantung
T – 5 = Tenangkan Korban
GEJALA DAN TANDA KERACUNAN ZAT KIMIA MELALUI
KULIT ATAU KONTAK DENGAN KULIT
1. Gatal dan bengkak meliputi kulit yang terkena
2. rasa terbakar
3. kulit kadang kemerahan
PERTOLONGAN PERTAMA YANG DAPAT DILAKUKAN
1. Lepaskan pakaian, cincin. jam tangan dan sesuatu yang melekat atau bahan yang terkena
2. Sisa zat kimia yang masih tersisa pada kulit siram dengan air sekurang kurangnya selama 20 menit
3. Zat kimia berbentuk bubuk, disapu dulu dengan kuas/sikat lembut, baru disiram dengan air sebanyak banyaknya
GEJALA DAN TANDA KERACUNAN MELALUI SUNTIKAN
ATAU GIGITAN BINATANG
1. Mual disertai dengan muntah
2. Nadi lemah dan cepat
3. Sulit untuk bernafas
4. Badan terasa lemah
5. Bengkak dan nyeri didaerah gigitanS
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
1. Jaga korban agar tetap tenang dan istirahat
2. Cuci luka gigitan dengan air sabun
3. Posisi luka lebih rendah dari jantung
4. Immobilisasi daerah gigitan dengan pembalutan
5. Bawa segera ke RS
PEMBALUTAN
1. KEGUNAAN PEMBALUT
1. Menutup Luka
2. Melakukan penekanan
3. Mengurangi/mencegah pembengkakan
4. Membatasi pergerakan
5. Mengikat Bidai
2. APA YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA SAAT MEMBALUT
1. Awasi muka korban
2. Balutan jangan kendor, karena dapat tergeser
3. Balutan jangan terlalu erat, karena dapat menghalangi perdarahan
4. Pada saat membalut posisi korban berbaring atau duduk
3. TUJUAN DARI PEMBALUTAN
1. Mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada sehingga mencegah maut
2. Mengurangi rasa nyeri/sakit
3. Mencegah cacat dan infeksi
4. MACAM-MACAM PEMBALUT
1. Pembalut Segi Tiga (Mitela)
2. Pembalut Plester
3. Pembalut Pita/Gulung/Perband
4. Pembalut Cepat
5. INDIKASI PEMBALUT
1. Dalam membalut ada hubungan dengan pemasangan bidai/spalek pada pertolongan pertama (PP)
2. Untuk menutup luka supaya tidak kena cahaya, debu, atau kotoran, untuk menekan, menarik,menahan dan untuk imobilisasi (agar anggota tubuh tidak bergerak)
3. Menghentikan perdarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka dan mengurangi rasa nyeri pada luka dll
KEJADIAN KHUSUS
6. KEMASUKAN BENDA ASING
7. KECELAKAAN LISTRIK
8. K E J A N G
9. SENGATAN PANAS
10. TERKILIR
11. KESELAK/TERSEDAK
12. KERACUNAN
13. TENGGELAM
14. KEDINGINAN
PENGANGKUTAN
1. PENGANGKUTAN ORANG SAKIT/LUKA
2. PENGANGKUTAN OLEH SATU ORANG
3. PENGANGKUTAN OLEH DUA ORANG
4. PENGANGKUTAN OLEH TIGA ORANG
5. PENGANGKUTAN OLEH EMPAT ORANG
6. PENGANGKUTAN MENGGUNAKAN ALAT/TANDU
7. PEMBUATAN TANDU DARURAT
HIV/AIDS
1. Pengertian
AIDS (Acquid Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan. AIDS disebabkan oleh virus (jasad sub Renik) yang disebut dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus).
2. Cara HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh
Sasaran penyerangan HIV adalah Sistem Kekebalan Tubuh, terutama adalah sel-sel limfosit T4. Selama terinfeksi, limfosit menjadi wahana pengembangbiakan virus. Bila sel-sel Limfosit T4 – nya mati, virus akan dengan bebas menyerang sel-sel Limfosit T4 lainnya yang masih sehat. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun. Akhirnya sistem kekebalan tak mampu melindungi tubuh, maka kuman penyakit infeksi lain (kadang disebut Infeksi Oportunistik-Infeksi mumpung) akan masuk dan menyerang tubuh orang tersebut. Bahkan kuman-kuman lain yang jinak tiba-tiba menjaddi ganas. Kumannya bisa virus lain, bakteri, mikroba, jamur, maupun mikroorganisme patogen lainnya. Penderita bisa meninggal karna TBC, diare, kanker kulit, infeksi jamur, dll.
3. Cara mengetahui seseorang mengidap HIV
Sejak tertular sampai dengan mendapat Infeksi oportunisik, tidak mudah menyatakan seseorang mengidap HIV, hanya dengan melihat fisiknya, tetapi secara dini seseorang dapat diketahuio mengidap HIV/AIDS dengan uji HIV di labratorium untuk mengetahui adanya zat anti (anti body) dalam darahnya. Seseorang yang tertular HIV melampaui tahapan (atau stadium) sebagai berikut :
a. Stadium Inkubasi :
Virus menginfeksi tubuh dan bersembunyi dalam sel darah putih. Umumnya, belum menunjukan gejala apa-apa. Sebagian orang mungkin merasa lelah, kehilangan selera makan, sedikit pembengkakan pada kelanjar getah bening (diketiak, dileher dan paha). Pada masa ini, HIV dalam darah belum dapat ditentukan, namun ia telah mampu menularkan HIV pada orang lain.
b. Stadium Awal :
Sesudah 2-6 bulan, baru pemeriksaan darah tersebut akan menunjukan tanda HIV positif atau disebut SEROPOSITI, artinya dalam tubuh orang tersebut telah terbentuk zat anti (anti body) terhadap virus HIV. Seseorang yang seropositif HIV, kemungkinan akan tetap sehat, atau menderita tanda atau gejala pesakitan biasa antara lain : pembengkakan kelenjar getah bening, berkurangnya berat badan, berkeringat, diare dan beberapa infeksi ringan.
c. Stadium Tenang (Window Period) :
Masa ini umumnya berjalan 3-15 tahun, rata-rata 5 tahun. Pada masa ini orang yang seropositif terhadap HIV secara fisik mungkin kelihatan sehat dan normal atau sakit ringan yang umum. Namun secara perlahan-lahan, HIV akan menghancurkan sistem kekebalannya.
d. Stadium AIDS (Full Blown) :
Pada masa ini virus akan menghancurkan sebagian besar atau seluruh sistem kekebalan tubuh, sehingga mulai nampak adanya infeksi oportunistik, antara lain : radang paru-paru, kanker kulit, TBC, penyakit syaraf, penyakit saluran cerna dan berbagai kanker lainnya. Penyakit-penyakit ini sulit disembuhkan, dan umumnya bila keadaan umum penderita kian memburuk, penyakit tersebut menyebabkan kematiannya.
4. HIV dapat ditularkan
Bila seseorang telah seropositif terhadap HIV. Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta produk darah lainnya.
Apabila sedikit, darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah : senggama, tranfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun risikonya sangat kecil.
a. Penularan lewat senggama
Pemindahan yang paling umum dan paling sering terjadi ialah melalui senggama, dimana HIV dipindahkan melalui cairan sperma atau cairan vagina. Adanya luka pada pihak penerima akan memperbesar kemungkinan penularan. Itulah sebabnya pelaku senggama yang tidak wajar (lewat dubur terutama), yang cenderung lebih mudah menimbulkan luka, memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertular HIV.
b. Penularan lewat transfusi darah
Jika darah yang ditransfusikan telah terinfeksi oleh HIV, maka virus HIV akan ditularkan kepada orang yang menerima darah, sehingga orang itupun akan terinfeksi virus HIV. Risiko penularan melalui transfusi darah ini hampir 100%.
c. Penularan lewat jarum suntik
Model penularan lain secara teoritis dapat terjadi antara lain melalui :
penggunaan akupuntur/tusuk jarum, tato, tindik.
Penggunaan alat suntik atau Injeksi yang tidak steril, yang seringkali dipraktekkan para pengguna narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan secara ilegal.
d. Penularan lewat kehamilan
Jika ibu hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV, maka virus HIV dapat ditularkan ke janin yang dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan ibu hamil ke janin yang dikandungnya berkisar 20 % - 40 %. Risiko ini mungkin lebih besar kalau ibu telah menderita kesakitan AIDS (full blown).
HIV tidak ditularkan
Dengan demikian jelas pula bahwa semua hal yang tidak berkait dengan model penularan langsung seperti di atas, kemungkinan sangat besar tidak akan menularkan HIV. Misalnya :
a. Berjabat tangan dengan para penderita AIDS.
b. Memberikan P3K dengan prosedur yang benar.
c. Bermain-main dengan para pengidap HIV.
d. Berciuman tanpa kontak cairan mulut atau darah dari luka.
e. Tidur bersama dengan penderita AIDS.
f. Digigit nyamuk atau serangga.
g. Bertukar pakaian atau barang lain milik pengidap HIV.
h. Berak atau kencing di WC Umum.
i. Berenang bersama dengan penderita AIDS.
j. Anak yang digendong oleh Pengidap AIDS.
k. Naik bis yang penuh sesak dengan para penderita AIDS.
l. Percikan ludah, batuk atau bersin dari penderita AIDS.
m. Merawat pengidap AIDS sesuai prosedur.
n. Makan dan minum bersama dengan pengidap AIDS.
Cara remaja melindungi diri dari penularan HIV
Kita semua, khususnya remaja harus melindungi diri dari AIDS. Karena kalau seorang remaja tertular HIV, maka keseluruhan cita-cita dan masa depan remaja tersebut hancur lebur.
Secara mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan cara ‘ABC’, ialah :
a. [A] : Abstinence alias P u a s a bagi remaja lajang belum menikah. Jangan dekat-dekat senggama, jauhkan diri dari zina. Onani atau masturbasi, merangsang diri sendiri sehingga puas (orgasmus) sebenarnya kurang baik. Namun risikonya paling kecil. Jadi dalam keadaan yang benar-banar tidak kuasa menahan diri dan tidak mampu berpuasa, onani dapat dijadikan jalan keluar. Asal jangan menjadi kebiasaan. Jangan terlalu sering.
b. [B] : Be Faithful alias Setia Pasangan Hidup bagi mereka yang sudah menikah. Hanya bersenggama dengan pasangan setianya. Sebagian besar satu suami dengan satu istri. Dalam keadaan khusus satu suami dengan 2-4 istri, namun yang penting kesetiaan dari semua pihak, baik istri maupun suami. Di sinipun, bila suami istri berpisah dalam waktu lama, onani merupakan jalan keluar sementara yang risikonya paling kecil.
c. [C]Condom alias Kondom bagi mereka yang berada dalam keadaan-keadaan khusus, antara lain ialah para suami atau remaja ‘bermoral rendah’ yang tidak kuat puasa atau setia (atau onani), dan masih terdorong melakukan zina. Pemakaian kondom akan melindungi mereka dari penularan PHS dan AIDS (diluar dosa masing-masing), dan melindungi istri atau pacar mereka dari penularan penyakit. Bagi para pelacur, patut ditumbuhkan motivasi memakaikan kondom pada pasangan kencan mereka.
Dalam keadaan darurat, misalnya pasangan suami-istri di mana salah satu menderita PHS, juga AIDS, pemakaian kondom amat dianjurkan untuk mencegah penularan AIDS lebih lanjut kepada pasangannya. Yang penting dalam pemakaian kondom ialah melindungi keseluruhan penis dan dipakai sepanjang proses senggama untuk menghindari sentuhan antara penis dan vagina.
Tambahan perlindungan yang sangat penting ialah :
a. Hindari transfusi, dengan selalu berhati-hati. Bila terpaksa ditransfusi, yakinkan bahwa darah yang ditransfusi adalah darah yang telah diperiksa oleh Unit Kesehatan Transfusi Darah PMI (UKTD PMI0 sebagai darah bebas HIV (juga bekas Hepatitis, Malaria dan Sifilis dsb).
b. Hindari suntik menyuntik. Sebagian besar obat berdampak sama atau labih efektif diminum daripada disuntikan. Bila terpaksa disuntik, yakinkan jarum dan tabung suntiknya baru dan belum dipakai untuk orang lain.
c. Berhati-hati dalam menolong orang luka dan berdarah. Gunakan prosedur P3K yang baku dan aman.
d. Bila ada sesuatu tanda atau gejala yang meragukan, secepatnya diperiksa ke dokter.
e. Sikap kita terhadap pengidap HIV/penderita AIDS
Semua harus bersikap biasa (tanpa membedakan) seperti sikap kita terhadap orang sehat atau penderita penyakit lain. Semua hal dapat dilaksanakan dengan orang tersebut, kecuali kegiatan yang memindahkan darah (atau cairan tubuh lain) dari orang tersebut kepada orang lain, misalnya : senggama tanpa kondom, transfusi darah, suntik dengan alat yang sama, dll. Sikap membedakan, apalagi sikap memusuhi, akan membuat penderita tertekan. Akibatnya, dapat mendorong mereka menularkan penyakitnya secara tak bertanggungjawab. Sebaliknya penderita HIV/AIDS membutuhkan dukungan agar mereka memiliki kepercayaan diri dan mampu berbuat banyak bagi masyarakat.
Untuk membantu penderita AIDS :
a. Bangkitkan kepercayaan mereka, dan berilah dukungan dan kasih sayang. Katakan bahwa mereka masih bisa berbuat apa saja seperti sebelumnya. Satu-satunya beda ialah bahwa mereka harus memakai kondom kalau melakukan senggama.
b. Berilah pemahaman terhadap masalah yang akan mereka hadapi dan cara mengatasinya.
c. Jangan merasa tertekan secara berlebihan, karena semua orang pasti diberi cobaan.
d. Harus pasrah kehadirat Allah dan tabah menghadapinya, tak perlu menyesali diri berlebihan.
e. Lebih mendekatkan diri pada Tuhan dengan memperbanyak doa dan ibadah.
f. Tak perlu merasa kehilangan hak mndapat pelayanan dan perawatan dari orang lain.
g. Jalinlah komunikasi untuk berbagi rasa secara terbuka dan jujur.
Untuk membantu keluarganya :
a. Terimalah anggota yang menderita AIDS secara wajar.
b. Jangan dibedakan, jangan ditakuti, jangan disingkiri. Tapi juga jangan dilebih-lebihkan.
c. Dalam semua hal, berbuatlah seperti biasa. Satu-satunya perkecualian ialah dalam bersenggama dengan pasangannya, harus selalu memakai kondom.
d. Besarkan jiwanya.
e. Ajak untuk meningkatkan ibadah dan melakukan lebih banyak kegiatan yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.
7. Cara merawat penderita HIV/AIDS
Untuk bisa merawat para penderita HIV/AIDS, maka pertama-tama kita coba untuk membayangkan diri kita sendiri sebagai pengidap HIV/AIDS. Dengan mengetahui mana aktivitas yang berisiko menularkan HIV/AIDS dan mana yang tidak, kita siap memperlakukan para penderita tersebut, secara wajar-wajar saja.
Yang perlu diperhatikan, kita harus tetap memperhatikan prosedur P3K maupun perawatan penderita yang memenuhi keselamatan penolongnya.
Penderita AIDS dalam stadium berat perlu dirawat oleh Tenaga Kesehatan yang berpengalaman. Sedang perawatan dirumah bagi penderita yang tidak berat, perlu hati-hati untuk memutuskan risiko penularan.
Penggunaan prosedur P3K yang aman ialah sebagai berikut :
a. Gunakan sarung tangan dan celemek untuk tugas perawatan
b. Cucilah tangan setiap bertugas dalam peawatan
c. Pakaian kotor dan berdarah harus dicuci dengan air panas
d. Sikat gigi dan alat cukur jangan digunakan bergantian
e. Hindai kontak langsung, bila anda punya luka
ROKOK
1. Manfaat dan mudzarat rokok
Sebagaimana halnya berbagai aktivitas,merokok ada manfaat dan mudzaratnya. Namun, merokok mengandung lebih banyak mudzaratnya daripada manfaatnya.
Manfaatnya antara lain ialah :
a. Mengurangi stres, tekanan, atau perasaan yang kurang enak, sehingga secara tidak langsung menyebabkan remaja menjadi lebih berani.
b. Menimbulkan perasaan nikmat.
c. Mempererat pergaulan antar kawan, terutama bila semua kawan merokok.
d. Meningkatkan keberanian dan perasaan ‘jantan’, ‘jagoan’, atau ‘macho’.
e. Mengurangi nafsu makan, sehingga bisa mencegah kegemukan
Mudzaratnya antara lain ialah :
a. Rokok mengandung sekitar 700 jenis racun yang berbahaya bagi kesehatan, antara lain yang telah dikenal dengan baik ialah karbon monoksida (CO) yang bisa mematikan, nikotin yang mendorong pengkapuran jantung dan pembuluh darah, tar yang dapat menyumbat dan mengurangi fungsi saluran nafas dan menyebabkan kanker, serta berbagai bahan kimia yang dapat menimbulkan racun pada hati, otak, dan pembentuk kanker.
b. Rokok menurunkan konsentrasi, misalnya sewaktu mengemudi, berfikir, dll.
c. Rokok menurunkan kebugaran tubuh.
d. Rokok bukan hanya meracuni para perokok sendiri, namun juga orang-orang yang disekitarnya (sebagai perokok pasif) dengan bahaya yang sama.
e. Rokok menimbulkan ketergantungan dan perasaan ‘kehilangan sesuatu’ kalau rokok tidak tersedia, yang berakibat pada penurunan prestasi belajar dan bekerja.
f. Rokok memboroskan.
g. Sekarang rokok bukan lagi tanda ‘jagoan’ tapi cenderung pada tanda ‘kampungan’.
h. Rokok dapat menyulut kebakaran.
2. Faktor yang mendorong remaja mulai dan terus merokok
Hal-hal di bawah ini, sendiri-sendiri atau bersama-sama bisa mendorong remaja mulai merokok dan terus merokok :
a. Rasa ingin tahu sampai menjadi ketergantungan.
b. Untuk meningkatkan kejagoannya.
c. Hasrat berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya.
d. Adanya stres atau konflik batin atau masalah yang sulit diselesaikan.
e. Dorongan dari lingkungan sosial yang ‘mendesak’ remaja untuk merokok atau kalau tidak dianggap tidak solider dengan lingkungan sosialnya.
f. Ketidaktahuan akan bahaya merokok.
3. Cara menghentikan kebiasaan merokok
Beberapa hal dapat kita lakukan untuk menghentikan kebiasaan merokok secara bertahap :
a. Yakin dan optimis, bahwa kita dapat berhenti merokok.
b. Tanamkan rasa benci pada rokok (hindari rokok).
c. Kurangi kumpul-kumpul tanpa tujuan dengan perokok.
d. Menjaga makanan sehari-hari.
e. Cukup olah raga, tidur dan istirahat.
f. Jangan menahan lapar lama-lama.
g. Menjauhkan makanan yang banyak sekali bumbunya dan menjauhi alkohol.
h. Jika ada keinginan merokok, alihkan perhatian pada hal lain, dalam hal ini permen karet atau permen lain dapat dipakai sebagai pengganti rokok sementara.
i. Berniat serius berhenti merokok dan berserah diri pada Tuhan.
Yang terpenting dari semuanya ialah pengendalian diri dan kepercayaan diri bahwa remaja yang berhasil ialah remaja yang mandiri, tidak bergantung pada hal-hal yang diluar dirinya, apalagi hanya rokok.
ALKOHOL
1. Pengertian alkohol dan minuman keras (miras)
ALKOHOL merupakan cairan yang bening, tak berwarna, mudah menguap dan mudah terbakar. Diperoleh dari hasil fermentasi karbohidrat. Alkohol mudah dimetabolisme oleh tubuh, sehingga cepat memenuhi kebutuhan kalori. Minuman keras (MIRAS) ialah minuman yang secara sengaja diberi alkohol.
2. Manfaat dan mudzarat alkohol bagi manusia
Alkohol memberi beberapa manfaat antara lain ialah :
a. Dalam kehidupan sehari-hari alkohol berperan penting sebagai campuran makanan dan minuman, disinfektan (pencuci hama), bahan bakar, dan bahan dasar sebagai obat dan kosmetika.
b. Setelah minum alkohol, badan terasa hangat, terutama untuk daerah-daerah berhawa dingin.
c. Alkohol dapat menurunkan kesadaran, sehingga dapat mengurangi stres.
d. Minum miras sering dianggap sebagai tanda dari kejantanan, kedewasaan, dan kehidupan modern, termasuk juga dikalangan remaja.
Namun alkohol memiliki banyak mudzarat yang lebih besar daripada mafaatnya, antara lain ialah :
a. Segera setelah diminum, alkohol menurunkan kesadaran, sehingga menimbulkan penurunan kemampuan untuk berbuat baik, belajar dan bekerja. Bila berkendaraan mudah menimbulkan kecelakaan lalu lintas karena menurunnya konsentrasi akibat minum alkohol.
b. Menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, antara lain :
gangguan metabolisme yang bisa berdampak pada kelainan jantung sampai gagal jantung.
hambatan pembentukan trombosit, merusak sumsum tulang, sehingga dapat menyebabkan pendarahan, anemia dan kekurangan sel darah putih.
Dapat merusak hati, dalam jangka panjang mengakibatkan kegagalan fungsi hati dan kanker.
Meningkatan kerentanan infeksi karena kerusakan saluran nafas, hati, atau kurang makan.
Dapat menyebabkan kerusakan susunan syaraf.
c. Menimbulkan ketergantungan fisik, yakni untuk mendapatkan rasa nyaman, yang dalam jangka panjang menyebabkan ketergantungan psikis (jiwa), yaitu menimbulkan rasa gembira dan rasa optimis kepada pemakainya secara berlebihan, berakhir dengan peningkatan toleransi, yakni memerlukan dosis alkohol yang semakin lama semakin tinggi.
3. Faktor-faktor yang mendorong remaja terjerumus dalam ketergantungan alkohol/miras
Pengenalan pada alkohol atau miras hampir sama kejadiannya dengan pengenalan pada rokok, ialah :
a. Rasa ingin tahu sampai ketergantungan.
b. Untuk meningkatkan kejagoannya, kelaki-lakian dan modernisasi.
c. Hasrat berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya.
d. Adanya stres atau konflik batin atau masalah yang sulit diselesaikan.
e. Keinginan dianggap perkasa/jantan dan disegani.
f. Dorongan dari lingkungan sosial yang ‘mendesak’ remaja untuk mencoba minum miras atau kalau tidak dianggap tidak solider dengan lingkungan sosialnya.
4. Cara remaja agar tidak terjerumus dalam ketergantungan alkohol/miras
Bila terlanjur kenal dengan miras, usaha penghentiannya yang terpenting ialah pengendalian diri dan kepercayaan diri bahwa remaja yang berhasil menghentikan miras ialah remaja yang mandiri, tidak bergantung pada hal-hal lain diluar dirinya, apalagi hanya alkohol, dan berkembang menjadi remaja berprestsi.
PENYALAHGUNAAN OBAT
1. Pengertian obat
Obat ialah racun yang dibuat dari bahan kimia. Racun tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit (obat luar), mulut (per oral), dubur (per anal), vagina dan semua lubang tubuh yang ada, serta disuntikan ke dalam otot atau pembuluh darah.
Apabila digunakan dengan alasan tepat dengan dosis tepat, obat akan bermanaat. Namun bila disalahgunakan artinya digunakan tanpa alasan yang tepat, dalam cara yang tidak tepat, dan dosis yang tidak tepat, maka obat akan meracuni tubuh, mulai dari ketergantungan sampai pada perusakan alat-alat tubuh dan dapat menimbulkan kematian.
2. Jenis-jenis obat yang ada dilingkungan masyarakat
Ada 4 golongan obat berdasarkan bahaya dan cara mendapatkannya :
a. Obat Bebas, yang dapat dibeli dan diminum secara bebas.
b. Obat Bebas Terbatas, hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.
c. Obat Berbahaya, seperti Obat Anti Depresansia (penekanan kesedihan), Stimulansia (perangsang), dan Halusinogen (pembentuk mimpi palsu yang indah), Pil BK, Mandrax (Mx), Ekstasi, dll, termasuk ke dalam golongan Obat Berbahaya ini.
d. Narkotika, antara lain : candu, ganja, heroin, kokain, morfin dan turunannya.
Dalam kenyataannya, di beberapa kota besar, Obat-obat Bebas Terbatas, Berbahaya dan Narkotika kadang dapat dibeli secara bebas, bahkan kadang-kadang ditawarkan secara langsung oleh penjualnya kepada remaja secara gelap/sembunyi-sembunyi.
3. Alasan remaja menyalahgunakan obat
Remaja menyalahgunakan obat dengan dua cara, yaitu Ngepil (bila lewat mulut) dan nyuntik (bila lewat suntikan). Remaja ngepil kebanyakan mulai dengan coba-coba, yang akhirnya menjadi ketergantungan.
Coba-coba ini dipengaruhi beberapa hal antara lain :
a. Adanya sikap individu yang berpotensi coba-coba, misalnya : mudah frustasi, tidak senang diatur, sulit bergaul, ingin dianggap hebat, agresif, eksperimental, mudah bosan, malas, dll. Atau sebaliknya sikap solider terhadap kawan yang berlebihan tanpa pikir panjang.
b. Adanya trend (kecenderungan) penggunaan obat tertentu sebagai citra remaja modern (contoh : penggunaan ekstasi akhir-akhir ini).
c. Hampir semua obat memiliki efek toleransi, makin lama dosis yang berefek makin besar.
d. Mudahnya obat didapat disekitar tmpat tinggal emaja, sementara pengawasan obat kurang efektif.
4. Tahapan penyalahgunaan obat dikalangan remaja
Biasanya, remaja ngepil melalui tahap-tahap berikut :
a. Tahap pemakaian coba-coba.
b. Tahap pemakaian Indental (kadang-kadang).
c. Tahap penyalahgunaan.
d. Tahap ketergantungan.
5. Bahaya ngepil
Pengaruh obat secara umum ialah :
a. Ketergantungan (kejiwaan, tanpa kerusakan tubuh) : di mana tanpa minum obat tertentu, remaja yang bersangkutan sudah tidak mampu lagi berprestasi sama sekali.
b. Kecanduan : tubuhnya sudah terganggu, sehingga selalu memerlukan obat tersebut, umumnya remaja menjadi kurang peduli terhadap lingkungan, gangguan kepribadian dan mental, rasa percaya yang berlebihan, dll.
c. Kesehatan : pengaruhnya tergantung pada bahan kimia yang terkandung dalam obat tersebut : pada penggunaan obat bebas dan bebas terbatas (catatan : sebenarnya sebagian besar remaja ‘ditipu’ untuk ngepil obat jenis ini) terjadi toleransi (obat tidak manju bila dosisnya tidaktinggi). Sedang pada beberapa obat berbahaya dan narkotika bisa menimbulkan tidak normalnya koordinasi motorik, bicara cedal/bertele-tele, merusak jantung, ginjal, hati, syaraf dan organ-organ tubuh lainnya; sekarang sering terjadi kematian mendadak akibat gagal jantung atau keracunan otak akibat dosis obat yang terlalu tinggi.
6. Bahaya nyuntik
NYUNTIK memiliki bahaya sama dengan ngepil dalam tingkatan yang lebih parah, karena :
a. Penyuntikan hampir selalu narkotika yang memiliki bahaya paling besar.
b. Penyuntikan memiliki akibat yang lebih langsung ke dalam tubuh manusia.
c. Penyuntikan umumnya lebih disukai bila penggunaan alat suntik dan jarum yang sama untuk beberapa remaja, karena sisa darah yang ada di alat suntik meningkatkan efek alat yang disuntikkan; dengan akibat nyuntik berisiko penularan berbagai penyakit lewat darah, antara lain : Hepatitis – B dan AIDS.
7. Cara kita menduga seorang remaja berada di bawah pengaruh obat berbahaya
Remaja yang sedang ngepil, secara umum terlihat :
a. Lesu dan gelisah.
b. Banyak keluar keringat.
c. Kurang konsentrasi.
d. Gerakan bergetar.
e. Kelihatan ketakutan.
f. Banyak minum air.
Tanda-tanda tersebut sangat nyata pada penggunaan ekstasi.
8. Cara membantu remaja mencegah diri dari ngepil/nyuntik
Kalau masih coba-coba atau Indental, bantulah agar :
a. Memiliki rasa malu, karena ngepil/nyuntik itu perilaku memalukan.
b. Meninggalkan lingkungan ngepil/nyuntik.
c. Aktif dalam berbagai kegiatan.
d. Meningkatkan ibadah.
e. Yang terpenting ialah mengembangkan sikap percaya diri dan pengendalian diri yang kuat.
Untuk remaja yang sudah tergantung atau mencandu, seyogianya berkonsultasi dengan petugas kesehatan.
HEPATITIS – B
1. Pengertian
Hepatitis – B, yang disebabkan oleh sejenis virus, yang memiliki karakter mirip dengan HIV penyebab AIDS. Hepatitis – B merupakan penyakit peradangan hati yang berbahaya yang dapat berkembang menjadi penyakit kronis serta menjadi salah satu penyebab timbulnya kanker hati dan sirosis (matinya sel-sel hati).
Awalnya, penyakit ini menunjukan gejala ringan serupa flu : tubuh lemas, cepat lelah, demam, sampai pada gejala berat, seperti : muntah-muntah, demam sangat tinggi dan kemudian warma kulit menjadi kakuning-uningan.
Pada keadaan berat terdapat gejala-gejala menurunnya fungsi hati, yang bisa berakhir dengan kanker, atau bila “sembuh”, sel-sel hati mati dan menjadi siosis, yang bila meluas menyebabkan gangguan penurunan fungsi hati, seperti : edema, pendarahan lambung, dll.
Selain Hepatitis – B, berkembang pula jenis baru, yaitu Hepatitis – c dan Hepatitis – D yang memiliki keganasan lebih tinggi darpada Hepatitis – B.
2. Proses penularan
Penularan Virus Hepatitis – B terjadi persis sama dengan penularan HIV, ialah berupa penularan langsung melalui darah atau produk-produk darah, mencakup :
a. Senggama.
b. Tranfusi darah dan penggunaan alat kedokteran yang kurang bersih.
c. Dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya.
Yang patut diwaspadai ialah kegemaran suntik di kalangan masyarakat Indonesia.
3. Cara pencegahan dan pengobatan
Hepatitis – B dapat dicegah dengan vaksinasi. Dengan cara ini, tubuh akan menghasikan zat anti terhadap Hepatitis – B yang disebut anti HBs. Tidak semua orang perlu divaksinasi. Seseorang yang telah terlanjur terkena Virus Hepatitis – B atau yang secara alamiah telah memiliki anti HBs tidak perlu mendapat vaksinasi.
Selain itu, pencegahan yang sama juga harus dilakukan sebagaimana halnya dengan pencegahan AIDS.
Pola ABC, ‘Abstinance’ bagi yang belum menikah ‘ Be Faithful’, dan ‘Condom’ dalam keadaan darurat juga diterapkan dalam pencegahan Hepatitis – B.
Ada beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk melumpuhkan virus Hepatitis – B pada stadium awal penyakit, yang hanya bisa didapat dengan resep dokter.
Bila sudah lanjut, yang lebih penting ialah memelihara sel-sel hati yang masih baik, agar dapat berfungsi normal. Makanan sehat membantu usaha tersebut.
TUBERCULOSIS (TBC)
1. Pengertian
TBC merupakan penyakit menahun dan menular yang disebabkan oleh bekteri Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan lewat dahak yang menyebar ke udara. TBC dapat menyerang setiap orang. Namun, paling sering pada usia 15 – 35 tahun, khususnya yang bertubuh lemah, kurang gizi atau tinggal dengan penderita TBC.
TBC paling banyak menyerang paru-paru (saluran pernafasan). Namun TBC kemudian juga bisa menyerang alat tubuh yang lain. Pada anak, TBC dapat menyebabkan peradangan pada selaput otak dan gangguan kulit.
TBC menjadi kian pening karena semula semua orang mengira penyakit ini sudah mulai menghilang, ternyata akhir-akhir ini penderita TBC menjadi kian banyak. Para penderita AIDS di beberapa negara Asia ternyata banyak meninggal karena TBC, akibat menurunnya daya tahan tubuh orang yang diserang AIDS tersebut.
2. Tanda dan gejala seseorang mengidap Tuberculosis (TBC)
Seseorang mengidap TBC menunjukan tanda dan gejala sebagai berikut :
a. Batuk lebih dari 4 minggu, walau telah minum obat biasa.
b. Batuk menahun dan berlendir, pada stadium lanjut berdarah.
c. Panas ringan pada sore hari dan berkeringat pada malam hari.
d. Terasa nyeri pada dada dan punggung atas.
e. Menjadi kurus.
f. Kulit pucat.
g. Suara menjadi parau/serak.
h. Dalam stadium lanjut berbagai infeksi dapat disebabkan karena kuman TBC, termasuk infeksi kulit, selaput paru, otak, jantung dan berbagai organ tubuh penting lain.
3. Cara pencegahan dan pengobatan TBC
Cara pencegahan :
a. Vaksinasi BCG bagi bayi sedini mungkin.
b. Makan makanan yang banyak mengandung protein dan vitamin.
c. Makan dan istirahat yang teratur.
d. Jaga kebersihan lingkungan.
e. Pemeriksaan kesehatan secara teratur.
f. Menghingdari berdekatan nafas dengan penderita TBC.
Cara pengobatan :
Sebenarnya berbagai obat sudah ditemukan sebagai obat TBC yang manjur. Termasuk INH, Streptomisin, Etambutol, PAS, dan Ripamfisin. Masalahnya obat-obat tersebut harus diminum dalam jangka panjang secara terus-menerus tanpa berhenti. Ini biasanya yang tidak dilakukan orang dengan benar.
Disamping itu, makanan yang baik dan sehat, istirahat yang cukup membantu penyembuhan penyakit ini.
KELUARGA
1. Rasa cinta keluarga sangat diperlukan bagi remaja
Keluarga merupakan masyarakat terkecil dimana seorang remaja hidup. Dibandingkan dengan masyarakat lain, khususnya masyarakat sekolah dan kelompok bermain, maka dalam keadaan normal remaja tinggal paling lama dalam keluarga. Oleh karenanya keberhasilan remaja dalam belajar dan mempersiapkan masa depan sangat bergantung pada keterdekatan remaja tersebut dengan keluarganya.
Rasa cinta kepada keluarga (bagaimanapun keadaan keluarga kita masing-masing) menjadi perekat bagi tumbuhnya rasa tanggung jawab, kematangan, dan kedewasaan seseorang.
Rasa cinta antara anggota keluarga ditunjukan dengan adanya rasa saling percaya, saling menghargai, saling bersikap jujur dan saling terbuka diantara anggota-anggota keluarga. Rasa cinta juga dicerminkan pada cara-cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2. Cara remaja dalam membina komunikasi dalam keluarga
Masing-masing anggota keluarga memiliki pendidikan dan pengalaman sendri-sendiri. Pendidikan dan pengalaman tersebut disampaikan dalam pendapat dan sikap dalam menghadapi suatu hal atau masalah. Perbedaan-perbedaan pendapat dan sikap tersebut sebenarnya wajar saja. Asalkan semuaanggota keluarga saling menghargai pendapat dan sikap anggota keluarga yang lain.
Masalah muncul bila orang tua cenderung menganggap mereka sudah lebih dulu dewasa dan kaya pengalaman, sedang anak-anak, juga dalam kurun remaja, belum cukup matang untuk berpendapat dan bersikap dalam suatu hal.
Sebaliknya di kalangan remaja juga sering timbul pendapat bahwa merekalah yang lebih tahu masalah-masalah kehidupan kini, sedang orang tua mereka sudah kuno, ketinggalan jaman, dan pendapatnya sudah tidak sesuai lagi dengan zaman sekarang.
Komunikasi antara remaja perempuan dengan orang tua dan anggota keluarga lain seringkali lebih sulit. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan pendapat yang banyak dilakukan remaja perempuan. Bila perbedaan tersebut menjadi tajam pada hal-hal yang penting, dari pihak remaja seyogyanya jangan bertindak keras dan kasar. Sikap terpuji ialah diam atau mengiyakan (walau tidak setuju dengan pendapat atau sikap orang tuanya), sementara ia mencari waktu dan situasi yang tepat untuk secara perlahan-lahan memberitahukan (atau merayu) kepada orang tuanya tentang pendapat dan sikapnya yang berbeda. Bila masalahnya sangat serius, sedang rayuan tidak mempan , hadirnya orang ketiga mungkin membantu. Kakek, saudara tua yang lain, kadang bisa berperan sangat baik dalam menjembatani perbedaan yang ada.
Dalam situasi seperti itu, tindakan remaja yang paling fatal ialah ‘meninggalkan keluarga’ baik terang-terangan maupun diam-diam, dan mengalihkan kepercayaan pada orang lain.
TEMAN SEBAYA
1. Pengertian teman
Teman sejati ialah orang yang hadir di hadapan kita dan siap menolong kita pada saat kita memerlukannya (‘a friend indeed is a friend in need’). Orang yang tanpa diminta siap menolong kita. Dalam bahasa sajak “yang siap menyediakan bahu tempat kita menangis” (‘shoulder to cry on’). Persis seperti yang terjadi dalam permainan bujur sangkar pecah. Teman ialah orang yang memperhatikan kebutuhan orang lain, yang tahu persis kebutuhan orang lain, dan dengan ikhlas memberikan miliknya kepada orang lain agar orang lain dapat menyelesaikan tugasnya.
2. Pengertian teman sebaya
Teman sebaya ialah teman yang sangat akrab dengan kita, karena jenis kelamin yang sama, atau usia berdekatan, atau rumah berdekatan, atau bersekolah di sekolah yang sama, atau seminat dan seterusnya. Sehingga diantara teman sebaya hampir tidak ada rahasia lagi.
Karena keterdekatannya, teman sebaya bisa saling mempengaruhi untuk sesuatu menuju kebaikan. Sebaliknya kesetiakawanan antara teman sebaya bisa pula saling menjerumuskan ke dalam hal-hal yang berisiko merugikan.
Dalam kerangka pengertian tersebut, maka dalam keluarga sebenarnya remaja memerlukan ‘teman sebaya’, baik antara remaja dengan kakak yang sudah dewasa, maupun remaja dengan kedua orang tua.
Dari pihak remaja, yang terpenting ialah sikap menjadi “friend in need” dalam keluarga. Demikian pula seyogyanya kedua orang tua dan saudara-saudara yang lain siap untuk menjadi teman sebaya bagi remaja dalam keluarga.
3. Cara kita menempatkan diri sebagai teman sebaya bagi remaja lainnya
Tantangan bagi setiap remaja sebagai teman bagi remaja lainnya ialah :
a. Mencari dan mendapatkan teman sebaya yang bisa saling mengajak pada kebaikan, dan bukannya mengajak pada hal-hal yang kurang baik, lebih-lebih perilaku beresiko.
b. Menjadi suri tauladan baik sikap maupun kepribadian bagi remaja-remaja sebaya lain.
c. Bagaimana menempatkan dirinya sebagai teman sebaya kawan-kawan di lingkungan sekolah atau lingkungan bermainnya, yang dipercaya akan dapat membantu mereka memecahkan segala macam persoalan mereka, tanpa diminta. Juga dalam keluarga masing-masing.
PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA (PRS)
1. Makna dari Pendidikan Remaja Sebaya (PRS)
Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) adalah penjabaran dari rasa kesetiakawanan, perasaan senasib sepenanggungan. Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) juga sebagai bukti bahwa seorang teman adalah teman sejati. Dalam kehidupan kita sehari-hari, sebenarnya kita sudah melakukan Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) dalam bentuk berkomunikasi dua arah dengan teman sebaya. Kadang-kadang kita menasehati teman kita, diwaktu lain teman kita menasihati kita tentang sesuatu. Yang semata-mata dilakukan karena saling menyayangi dengan teman sebaya kita tersebut.
Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) yang kirta pelajari disini tidak lain ialah melaksanakan segala sesuatu yang sudah biasa kita lakukan, hanya kali ini menyangkut pada kesehatan dan kesejahteraan remaja. Demi kecemerlangan masa depan bersama. Sesuai cita-cita masing-masing.
Para Pendidik Remaja Sebaya, yang sudah dilatih, didorong untuk terpanggil menyebarluaskan pengetahuannya kepada teman-teman sebayanya, disekolah dan dikelompok bermainnya, sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi oleh teman-teman sebayanya. Tentu saja, para Pendidik sendiri diharapkan menjadi contoh tauladan bagi teman-teman sebayanya dalam berperilaku. Sikap menjaga rahasia teman merupakan prasyarat yang utama pula.
2. Cara kita melaksanakan Program Pendidikan Remaja Sebaya (PRS)
Karena PRS dikemas dalam bentuk komunikasi tidak resmi antar teman sebaya, maka tidak ada cara baku untuk melaksanakan PRS. Tempatnya bisa dimana saja. Waktunya bisa kapan saja. Yang paling penting ialah menciptakan suasana saling percaya. Usahakan dijaga kerahasiaan teman.
Seyogyanya Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) dilakukan dalam tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Tahap Penerimaan
Pada tahap ini yang penting ialah mendengarkan keluhan atau masalah yang dialami teman. Tunjukan rasa tertarik anda. Bantu ia untuk mengungkapkan keseluruhan permasalahan yang dideritanya. Jangan beri nasehat apapun dalam tahap ini. Dengan menceritakan permasalahan kepada orang yang dipercaya, ia sebenarnya telah menyelesaikan 50 % dari permasalan yang mengganjalnya.
Beberapa teman yang berperilaku beresiko kadang tidak mengerti sama sekali risikonya. Menghadapi teman yang demikian, diperlukan pertanyaan-pertanyaan pancingan, agar sedikit demi sedikit ia memahami risiko yang sedang dihadapinya. Ingat, jangan beri nasehat dalam tahap ini.
b. Tahap pemasukan ide
Pada tahap ini, pelan-pelan ide anda dimasukan kedalam benak dan hati teman anda. Usahakan untuk tidak tergesa-gesa, dan jangan banyak ide dimasukan sekaligus. Sebaiknya sedikit demi sedikit. Secara berulang-ulang dan berurutan. Juga diharapkan agar pemasukan ide jangan dikemas dalam suasana ‘menggurui’ atau ‘mendikte’. Kalau bisa diusahakan agar dibuat suasana sedemikian sehingga seakan-akan ide itu bukan datang dari anda, tetapi dari teman anda sendiri. Dengan kata lain, pada tahap ini anda membimbing teman anda untuk siap menolong diri sendiri.
Sekali lagi ditekankan, bahwa pada tahap ini anda harus membuktikan bahwa anda sendiri konsekuen dengan sikap anda. Anda adalah contoh remaja yang sehat sejahtera. Hal paling penting ialah untuk mengimbangi keseluruhan upaya pemasukan ide dengan doa kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
c. Tahap pemeliharaan
Ide yang sudah dimasukan, harus dipelihara. Karena pembentukan atau perubahan perilaku memerlukan waktu yang lama. Untuk keperluan pemeliharaan ini, diperlukan upaya terus menerus, berulang-ulang mengajak teman menuju arah dan cita-cita yang telah disepakati bersama.
Usahakan agar tahap pemeliharaan ini disamarkan dalam bentuk silaturahmibiasa. Sehingga tidak kelihatan bahwa anda memaksakan keinginan anda untuk diikuti teman anda. Yang penting keseringan berkomunikasi dan membahas masalah-masalah yang ada.
Yang tidak kalah penting ialah agar keseluruhan PRS selalu diimbangi dengan doa kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
AIDS (Acquid Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan. AIDS disebabkan oleh virus (jasad sub Renik) yang disebut dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus).
2. Cara HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh
Sasaran penyerangan HIV adalah Sistem Kekebalan Tubuh, terutama adalah sel-sel limfosit T4. Selama terinfeksi, limfosit menjadi wahana pengembangbiakan virus. Bila sel-sel Limfosit T4 – nya mati, virus akan dengan bebas menyerang sel-sel Limfosit T4 lainnya yang masih sehat. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun. Akhirnya sistem kekebalan tak mampu melindungi tubuh, maka kuman penyakit infeksi lain (kadang disebut Infeksi Oportunistik-Infeksi mumpung) akan masuk dan menyerang tubuh orang tersebut. Bahkan kuman-kuman lain yang jinak tiba-tiba menjaddi ganas. Kumannya bisa virus lain, bakteri, mikroba, jamur, maupun mikroorganisme patogen lainnya. Penderita bisa meninggal karna TBC, diare, kanker kulit, infeksi jamur, dll.
3. Cara mengetahui seseorang mengidap HIV
Sejak tertular sampai dengan mendapat Infeksi oportunisik, tidak mudah menyatakan seseorang mengidap HIV, hanya dengan melihat fisiknya, tetapi secara dini seseorang dapat diketahuio mengidap HIV/AIDS dengan uji HIV di labratorium untuk mengetahui adanya zat anti (anti body) dalam darahnya. Seseorang yang tertular HIV melampaui tahapan (atau stadium) sebagai berikut :
a. Stadium Inkubasi :
Virus menginfeksi tubuh dan bersembunyi dalam sel darah putih. Umumnya, belum menunjukan gejala apa-apa. Sebagian orang mungkin merasa lelah, kehilangan selera makan, sedikit pembengkakan pada kelanjar getah bening (diketiak, dileher dan paha). Pada masa ini, HIV dalam darah belum dapat ditentukan, namun ia telah mampu menularkan HIV pada orang lain.
b. Stadium Awal :
Sesudah 2-6 bulan, baru pemeriksaan darah tersebut akan menunjukan tanda HIV positif atau disebut SEROPOSITI, artinya dalam tubuh orang tersebut telah terbentuk zat anti (anti body) terhadap virus HIV. Seseorang yang seropositif HIV, kemungkinan akan tetap sehat, atau menderita tanda atau gejala pesakitan biasa antara lain : pembengkakan kelenjar getah bening, berkurangnya berat badan, berkeringat, diare dan beberapa infeksi ringan.
c. Stadium Tenang (Window Period) :
Masa ini umumnya berjalan 3-15 tahun, rata-rata 5 tahun. Pada masa ini orang yang seropositif terhadap HIV secara fisik mungkin kelihatan sehat dan normal atau sakit ringan yang umum. Namun secara perlahan-lahan, HIV akan menghancurkan sistem kekebalannya.
d. Stadium AIDS (Full Blown) :
Pada masa ini virus akan menghancurkan sebagian besar atau seluruh sistem kekebalan tubuh, sehingga mulai nampak adanya infeksi oportunistik, antara lain : radang paru-paru, kanker kulit, TBC, penyakit syaraf, penyakit saluran cerna dan berbagai kanker lainnya. Penyakit-penyakit ini sulit disembuhkan, dan umumnya bila keadaan umum penderita kian memburuk, penyakit tersebut menyebabkan kematiannya.
4. HIV dapat ditularkan
Bila seseorang telah seropositif terhadap HIV. Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta produk darah lainnya.
Apabila sedikit, darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah : senggama, tranfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun risikonya sangat kecil.
a. Penularan lewat senggama
Pemindahan yang paling umum dan paling sering terjadi ialah melalui senggama, dimana HIV dipindahkan melalui cairan sperma atau cairan vagina. Adanya luka pada pihak penerima akan memperbesar kemungkinan penularan. Itulah sebabnya pelaku senggama yang tidak wajar (lewat dubur terutama), yang cenderung lebih mudah menimbulkan luka, memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertular HIV.
b. Penularan lewat transfusi darah
Jika darah yang ditransfusikan telah terinfeksi oleh HIV, maka virus HIV akan ditularkan kepada orang yang menerima darah, sehingga orang itupun akan terinfeksi virus HIV. Risiko penularan melalui transfusi darah ini hampir 100%.
c. Penularan lewat jarum suntik
Model penularan lain secara teoritis dapat terjadi antara lain melalui :
penggunaan akupuntur/tusuk jarum, tato, tindik.
Penggunaan alat suntik atau Injeksi yang tidak steril, yang seringkali dipraktekkan para pengguna narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan secara ilegal.
d. Penularan lewat kehamilan
Jika ibu hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV, maka virus HIV dapat ditularkan ke janin yang dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan ibu hamil ke janin yang dikandungnya berkisar 20 % - 40 %. Risiko ini mungkin lebih besar kalau ibu telah menderita kesakitan AIDS (full blown).
HIV tidak ditularkan
Dengan demikian jelas pula bahwa semua hal yang tidak berkait dengan model penularan langsung seperti di atas, kemungkinan sangat besar tidak akan menularkan HIV. Misalnya :
a. Berjabat tangan dengan para penderita AIDS.
b. Memberikan P3K dengan prosedur yang benar.
c. Bermain-main dengan para pengidap HIV.
d. Berciuman tanpa kontak cairan mulut atau darah dari luka.
e. Tidur bersama dengan penderita AIDS.
f. Digigit nyamuk atau serangga.
g. Bertukar pakaian atau barang lain milik pengidap HIV.
h. Berak atau kencing di WC Umum.
i. Berenang bersama dengan penderita AIDS.
j. Anak yang digendong oleh Pengidap AIDS.
k. Naik bis yang penuh sesak dengan para penderita AIDS.
l. Percikan ludah, batuk atau bersin dari penderita AIDS.
m. Merawat pengidap AIDS sesuai prosedur.
n. Makan dan minum bersama dengan pengidap AIDS.
Cara remaja melindungi diri dari penularan HIV
Kita semua, khususnya remaja harus melindungi diri dari AIDS. Karena kalau seorang remaja tertular HIV, maka keseluruhan cita-cita dan masa depan remaja tersebut hancur lebur.
Secara mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan cara ‘ABC’, ialah :
a. [A] : Abstinence alias P u a s a bagi remaja lajang belum menikah. Jangan dekat-dekat senggama, jauhkan diri dari zina. Onani atau masturbasi, merangsang diri sendiri sehingga puas (orgasmus) sebenarnya kurang baik. Namun risikonya paling kecil. Jadi dalam keadaan yang benar-banar tidak kuasa menahan diri dan tidak mampu berpuasa, onani dapat dijadikan jalan keluar. Asal jangan menjadi kebiasaan. Jangan terlalu sering.
b. [B] : Be Faithful alias Setia Pasangan Hidup bagi mereka yang sudah menikah. Hanya bersenggama dengan pasangan setianya. Sebagian besar satu suami dengan satu istri. Dalam keadaan khusus satu suami dengan 2-4 istri, namun yang penting kesetiaan dari semua pihak, baik istri maupun suami. Di sinipun, bila suami istri berpisah dalam waktu lama, onani merupakan jalan keluar sementara yang risikonya paling kecil.
c. [C]Condom alias Kondom bagi mereka yang berada dalam keadaan-keadaan khusus, antara lain ialah para suami atau remaja ‘bermoral rendah’ yang tidak kuat puasa atau setia (atau onani), dan masih terdorong melakukan zina. Pemakaian kondom akan melindungi mereka dari penularan PHS dan AIDS (diluar dosa masing-masing), dan melindungi istri atau pacar mereka dari penularan penyakit. Bagi para pelacur, patut ditumbuhkan motivasi memakaikan kondom pada pasangan kencan mereka.
Dalam keadaan darurat, misalnya pasangan suami-istri di mana salah satu menderita PHS, juga AIDS, pemakaian kondom amat dianjurkan untuk mencegah penularan AIDS lebih lanjut kepada pasangannya. Yang penting dalam pemakaian kondom ialah melindungi keseluruhan penis dan dipakai sepanjang proses senggama untuk menghindari sentuhan antara penis dan vagina.
Tambahan perlindungan yang sangat penting ialah :
a. Hindari transfusi, dengan selalu berhati-hati. Bila terpaksa ditransfusi, yakinkan bahwa darah yang ditransfusi adalah darah yang telah diperiksa oleh Unit Kesehatan Transfusi Darah PMI (UKTD PMI0 sebagai darah bebas HIV (juga bekas Hepatitis, Malaria dan Sifilis dsb).
b. Hindari suntik menyuntik. Sebagian besar obat berdampak sama atau labih efektif diminum daripada disuntikan. Bila terpaksa disuntik, yakinkan jarum dan tabung suntiknya baru dan belum dipakai untuk orang lain.
c. Berhati-hati dalam menolong orang luka dan berdarah. Gunakan prosedur P3K yang baku dan aman.
d. Bila ada sesuatu tanda atau gejala yang meragukan, secepatnya diperiksa ke dokter.
e. Sikap kita terhadap pengidap HIV/penderita AIDS
Semua harus bersikap biasa (tanpa membedakan) seperti sikap kita terhadap orang sehat atau penderita penyakit lain. Semua hal dapat dilaksanakan dengan orang tersebut, kecuali kegiatan yang memindahkan darah (atau cairan tubuh lain) dari orang tersebut kepada orang lain, misalnya : senggama tanpa kondom, transfusi darah, suntik dengan alat yang sama, dll. Sikap membedakan, apalagi sikap memusuhi, akan membuat penderita tertekan. Akibatnya, dapat mendorong mereka menularkan penyakitnya secara tak bertanggungjawab. Sebaliknya penderita HIV/AIDS membutuhkan dukungan agar mereka memiliki kepercayaan diri dan mampu berbuat banyak bagi masyarakat.
Untuk membantu penderita AIDS :
a. Bangkitkan kepercayaan mereka, dan berilah dukungan dan kasih sayang. Katakan bahwa mereka masih bisa berbuat apa saja seperti sebelumnya. Satu-satunya beda ialah bahwa mereka harus memakai kondom kalau melakukan senggama.
b. Berilah pemahaman terhadap masalah yang akan mereka hadapi dan cara mengatasinya.
c. Jangan merasa tertekan secara berlebihan, karena semua orang pasti diberi cobaan.
d. Harus pasrah kehadirat Allah dan tabah menghadapinya, tak perlu menyesali diri berlebihan.
e. Lebih mendekatkan diri pada Tuhan dengan memperbanyak doa dan ibadah.
f. Tak perlu merasa kehilangan hak mndapat pelayanan dan perawatan dari orang lain.
g. Jalinlah komunikasi untuk berbagi rasa secara terbuka dan jujur.
Untuk membantu keluarganya :
a. Terimalah anggota yang menderita AIDS secara wajar.
b. Jangan dibedakan, jangan ditakuti, jangan disingkiri. Tapi juga jangan dilebih-lebihkan.
c. Dalam semua hal, berbuatlah seperti biasa. Satu-satunya perkecualian ialah dalam bersenggama dengan pasangannya, harus selalu memakai kondom.
d. Besarkan jiwanya.
e. Ajak untuk meningkatkan ibadah dan melakukan lebih banyak kegiatan yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.
7. Cara merawat penderita HIV/AIDS
Untuk bisa merawat para penderita HIV/AIDS, maka pertama-tama kita coba untuk membayangkan diri kita sendiri sebagai pengidap HIV/AIDS. Dengan mengetahui mana aktivitas yang berisiko menularkan HIV/AIDS dan mana yang tidak, kita siap memperlakukan para penderita tersebut, secara wajar-wajar saja.
Yang perlu diperhatikan, kita harus tetap memperhatikan prosedur P3K maupun perawatan penderita yang memenuhi keselamatan penolongnya.
Penderita AIDS dalam stadium berat perlu dirawat oleh Tenaga Kesehatan yang berpengalaman. Sedang perawatan dirumah bagi penderita yang tidak berat, perlu hati-hati untuk memutuskan risiko penularan.
Penggunaan prosedur P3K yang aman ialah sebagai berikut :
a. Gunakan sarung tangan dan celemek untuk tugas perawatan
b. Cucilah tangan setiap bertugas dalam peawatan
c. Pakaian kotor dan berdarah harus dicuci dengan air panas
d. Sikat gigi dan alat cukur jangan digunakan bergantian
e. Hindai kontak langsung, bila anda punya luka
ROKOK
1. Manfaat dan mudzarat rokok
Sebagaimana halnya berbagai aktivitas,merokok ada manfaat dan mudzaratnya. Namun, merokok mengandung lebih banyak mudzaratnya daripada manfaatnya.
Manfaatnya antara lain ialah :
a. Mengurangi stres, tekanan, atau perasaan yang kurang enak, sehingga secara tidak langsung menyebabkan remaja menjadi lebih berani.
b. Menimbulkan perasaan nikmat.
c. Mempererat pergaulan antar kawan, terutama bila semua kawan merokok.
d. Meningkatkan keberanian dan perasaan ‘jantan’, ‘jagoan’, atau ‘macho’.
e. Mengurangi nafsu makan, sehingga bisa mencegah kegemukan
Mudzaratnya antara lain ialah :
a. Rokok mengandung sekitar 700 jenis racun yang berbahaya bagi kesehatan, antara lain yang telah dikenal dengan baik ialah karbon monoksida (CO) yang bisa mematikan, nikotin yang mendorong pengkapuran jantung dan pembuluh darah, tar yang dapat menyumbat dan mengurangi fungsi saluran nafas dan menyebabkan kanker, serta berbagai bahan kimia yang dapat menimbulkan racun pada hati, otak, dan pembentuk kanker.
b. Rokok menurunkan konsentrasi, misalnya sewaktu mengemudi, berfikir, dll.
c. Rokok menurunkan kebugaran tubuh.
d. Rokok bukan hanya meracuni para perokok sendiri, namun juga orang-orang yang disekitarnya (sebagai perokok pasif) dengan bahaya yang sama.
e. Rokok menimbulkan ketergantungan dan perasaan ‘kehilangan sesuatu’ kalau rokok tidak tersedia, yang berakibat pada penurunan prestasi belajar dan bekerja.
f. Rokok memboroskan.
g. Sekarang rokok bukan lagi tanda ‘jagoan’ tapi cenderung pada tanda ‘kampungan’.
h. Rokok dapat menyulut kebakaran.
2. Faktor yang mendorong remaja mulai dan terus merokok
Hal-hal di bawah ini, sendiri-sendiri atau bersama-sama bisa mendorong remaja mulai merokok dan terus merokok :
a. Rasa ingin tahu sampai menjadi ketergantungan.
b. Untuk meningkatkan kejagoannya.
c. Hasrat berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya.
d. Adanya stres atau konflik batin atau masalah yang sulit diselesaikan.
e. Dorongan dari lingkungan sosial yang ‘mendesak’ remaja untuk merokok atau kalau tidak dianggap tidak solider dengan lingkungan sosialnya.
f. Ketidaktahuan akan bahaya merokok.
3. Cara menghentikan kebiasaan merokok
Beberapa hal dapat kita lakukan untuk menghentikan kebiasaan merokok secara bertahap :
a. Yakin dan optimis, bahwa kita dapat berhenti merokok.
b. Tanamkan rasa benci pada rokok (hindari rokok).
c. Kurangi kumpul-kumpul tanpa tujuan dengan perokok.
d. Menjaga makanan sehari-hari.
e. Cukup olah raga, tidur dan istirahat.
f. Jangan menahan lapar lama-lama.
g. Menjauhkan makanan yang banyak sekali bumbunya dan menjauhi alkohol.
h. Jika ada keinginan merokok, alihkan perhatian pada hal lain, dalam hal ini permen karet atau permen lain dapat dipakai sebagai pengganti rokok sementara.
i. Berniat serius berhenti merokok dan berserah diri pada Tuhan.
Yang terpenting dari semuanya ialah pengendalian diri dan kepercayaan diri bahwa remaja yang berhasil ialah remaja yang mandiri, tidak bergantung pada hal-hal yang diluar dirinya, apalagi hanya rokok.
ALKOHOL
1. Pengertian alkohol dan minuman keras (miras)
ALKOHOL merupakan cairan yang bening, tak berwarna, mudah menguap dan mudah terbakar. Diperoleh dari hasil fermentasi karbohidrat. Alkohol mudah dimetabolisme oleh tubuh, sehingga cepat memenuhi kebutuhan kalori. Minuman keras (MIRAS) ialah minuman yang secara sengaja diberi alkohol.
2. Manfaat dan mudzarat alkohol bagi manusia
Alkohol memberi beberapa manfaat antara lain ialah :
a. Dalam kehidupan sehari-hari alkohol berperan penting sebagai campuran makanan dan minuman, disinfektan (pencuci hama), bahan bakar, dan bahan dasar sebagai obat dan kosmetika.
b. Setelah minum alkohol, badan terasa hangat, terutama untuk daerah-daerah berhawa dingin.
c. Alkohol dapat menurunkan kesadaran, sehingga dapat mengurangi stres.
d. Minum miras sering dianggap sebagai tanda dari kejantanan, kedewasaan, dan kehidupan modern, termasuk juga dikalangan remaja.
Namun alkohol memiliki banyak mudzarat yang lebih besar daripada mafaatnya, antara lain ialah :
a. Segera setelah diminum, alkohol menurunkan kesadaran, sehingga menimbulkan penurunan kemampuan untuk berbuat baik, belajar dan bekerja. Bila berkendaraan mudah menimbulkan kecelakaan lalu lintas karena menurunnya konsentrasi akibat minum alkohol.
b. Menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, antara lain :
gangguan metabolisme yang bisa berdampak pada kelainan jantung sampai gagal jantung.
hambatan pembentukan trombosit, merusak sumsum tulang, sehingga dapat menyebabkan pendarahan, anemia dan kekurangan sel darah putih.
Dapat merusak hati, dalam jangka panjang mengakibatkan kegagalan fungsi hati dan kanker.
Meningkatan kerentanan infeksi karena kerusakan saluran nafas, hati, atau kurang makan.
Dapat menyebabkan kerusakan susunan syaraf.
c. Menimbulkan ketergantungan fisik, yakni untuk mendapatkan rasa nyaman, yang dalam jangka panjang menyebabkan ketergantungan psikis (jiwa), yaitu menimbulkan rasa gembira dan rasa optimis kepada pemakainya secara berlebihan, berakhir dengan peningkatan toleransi, yakni memerlukan dosis alkohol yang semakin lama semakin tinggi.
3. Faktor-faktor yang mendorong remaja terjerumus dalam ketergantungan alkohol/miras
Pengenalan pada alkohol atau miras hampir sama kejadiannya dengan pengenalan pada rokok, ialah :
a. Rasa ingin tahu sampai ketergantungan.
b. Untuk meningkatkan kejagoannya, kelaki-lakian dan modernisasi.
c. Hasrat berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya.
d. Adanya stres atau konflik batin atau masalah yang sulit diselesaikan.
e. Keinginan dianggap perkasa/jantan dan disegani.
f. Dorongan dari lingkungan sosial yang ‘mendesak’ remaja untuk mencoba minum miras atau kalau tidak dianggap tidak solider dengan lingkungan sosialnya.
4. Cara remaja agar tidak terjerumus dalam ketergantungan alkohol/miras
Bila terlanjur kenal dengan miras, usaha penghentiannya yang terpenting ialah pengendalian diri dan kepercayaan diri bahwa remaja yang berhasil menghentikan miras ialah remaja yang mandiri, tidak bergantung pada hal-hal lain diluar dirinya, apalagi hanya alkohol, dan berkembang menjadi remaja berprestsi.
PENYALAHGUNAAN OBAT
1. Pengertian obat
Obat ialah racun yang dibuat dari bahan kimia. Racun tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit (obat luar), mulut (per oral), dubur (per anal), vagina dan semua lubang tubuh yang ada, serta disuntikan ke dalam otot atau pembuluh darah.
Apabila digunakan dengan alasan tepat dengan dosis tepat, obat akan bermanaat. Namun bila disalahgunakan artinya digunakan tanpa alasan yang tepat, dalam cara yang tidak tepat, dan dosis yang tidak tepat, maka obat akan meracuni tubuh, mulai dari ketergantungan sampai pada perusakan alat-alat tubuh dan dapat menimbulkan kematian.
2. Jenis-jenis obat yang ada dilingkungan masyarakat
Ada 4 golongan obat berdasarkan bahaya dan cara mendapatkannya :
a. Obat Bebas, yang dapat dibeli dan diminum secara bebas.
b. Obat Bebas Terbatas, hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.
c. Obat Berbahaya, seperti Obat Anti Depresansia (penekanan kesedihan), Stimulansia (perangsang), dan Halusinogen (pembentuk mimpi palsu yang indah), Pil BK, Mandrax (Mx), Ekstasi, dll, termasuk ke dalam golongan Obat Berbahaya ini.
d. Narkotika, antara lain : candu, ganja, heroin, kokain, morfin dan turunannya.
Dalam kenyataannya, di beberapa kota besar, Obat-obat Bebas Terbatas, Berbahaya dan Narkotika kadang dapat dibeli secara bebas, bahkan kadang-kadang ditawarkan secara langsung oleh penjualnya kepada remaja secara gelap/sembunyi-sembunyi.
3. Alasan remaja menyalahgunakan obat
Remaja menyalahgunakan obat dengan dua cara, yaitu Ngepil (bila lewat mulut) dan nyuntik (bila lewat suntikan). Remaja ngepil kebanyakan mulai dengan coba-coba, yang akhirnya menjadi ketergantungan.
Coba-coba ini dipengaruhi beberapa hal antara lain :
a. Adanya sikap individu yang berpotensi coba-coba, misalnya : mudah frustasi, tidak senang diatur, sulit bergaul, ingin dianggap hebat, agresif, eksperimental, mudah bosan, malas, dll. Atau sebaliknya sikap solider terhadap kawan yang berlebihan tanpa pikir panjang.
b. Adanya trend (kecenderungan) penggunaan obat tertentu sebagai citra remaja modern (contoh : penggunaan ekstasi akhir-akhir ini).
c. Hampir semua obat memiliki efek toleransi, makin lama dosis yang berefek makin besar.
d. Mudahnya obat didapat disekitar tmpat tinggal emaja, sementara pengawasan obat kurang efektif.
4. Tahapan penyalahgunaan obat dikalangan remaja
Biasanya, remaja ngepil melalui tahap-tahap berikut :
a. Tahap pemakaian coba-coba.
b. Tahap pemakaian Indental (kadang-kadang).
c. Tahap penyalahgunaan.
d. Tahap ketergantungan.
5. Bahaya ngepil
Pengaruh obat secara umum ialah :
a. Ketergantungan (kejiwaan, tanpa kerusakan tubuh) : di mana tanpa minum obat tertentu, remaja yang bersangkutan sudah tidak mampu lagi berprestasi sama sekali.
b. Kecanduan : tubuhnya sudah terganggu, sehingga selalu memerlukan obat tersebut, umumnya remaja menjadi kurang peduli terhadap lingkungan, gangguan kepribadian dan mental, rasa percaya yang berlebihan, dll.
c. Kesehatan : pengaruhnya tergantung pada bahan kimia yang terkandung dalam obat tersebut : pada penggunaan obat bebas dan bebas terbatas (catatan : sebenarnya sebagian besar remaja ‘ditipu’ untuk ngepil obat jenis ini) terjadi toleransi (obat tidak manju bila dosisnya tidaktinggi). Sedang pada beberapa obat berbahaya dan narkotika bisa menimbulkan tidak normalnya koordinasi motorik, bicara cedal/bertele-tele, merusak jantung, ginjal, hati, syaraf dan organ-organ tubuh lainnya; sekarang sering terjadi kematian mendadak akibat gagal jantung atau keracunan otak akibat dosis obat yang terlalu tinggi.
6. Bahaya nyuntik
NYUNTIK memiliki bahaya sama dengan ngepil dalam tingkatan yang lebih parah, karena :
a. Penyuntikan hampir selalu narkotika yang memiliki bahaya paling besar.
b. Penyuntikan memiliki akibat yang lebih langsung ke dalam tubuh manusia.
c. Penyuntikan umumnya lebih disukai bila penggunaan alat suntik dan jarum yang sama untuk beberapa remaja, karena sisa darah yang ada di alat suntik meningkatkan efek alat yang disuntikkan; dengan akibat nyuntik berisiko penularan berbagai penyakit lewat darah, antara lain : Hepatitis – B dan AIDS.
7. Cara kita menduga seorang remaja berada di bawah pengaruh obat berbahaya
Remaja yang sedang ngepil, secara umum terlihat :
a. Lesu dan gelisah.
b. Banyak keluar keringat.
c. Kurang konsentrasi.
d. Gerakan bergetar.
e. Kelihatan ketakutan.
f. Banyak minum air.
Tanda-tanda tersebut sangat nyata pada penggunaan ekstasi.
8. Cara membantu remaja mencegah diri dari ngepil/nyuntik
Kalau masih coba-coba atau Indental, bantulah agar :
a. Memiliki rasa malu, karena ngepil/nyuntik itu perilaku memalukan.
b. Meninggalkan lingkungan ngepil/nyuntik.
c. Aktif dalam berbagai kegiatan.
d. Meningkatkan ibadah.
e. Yang terpenting ialah mengembangkan sikap percaya diri dan pengendalian diri yang kuat.
Untuk remaja yang sudah tergantung atau mencandu, seyogianya berkonsultasi dengan petugas kesehatan.
HEPATITIS – B
1. Pengertian
Hepatitis – B, yang disebabkan oleh sejenis virus, yang memiliki karakter mirip dengan HIV penyebab AIDS. Hepatitis – B merupakan penyakit peradangan hati yang berbahaya yang dapat berkembang menjadi penyakit kronis serta menjadi salah satu penyebab timbulnya kanker hati dan sirosis (matinya sel-sel hati).
Awalnya, penyakit ini menunjukan gejala ringan serupa flu : tubuh lemas, cepat lelah, demam, sampai pada gejala berat, seperti : muntah-muntah, demam sangat tinggi dan kemudian warma kulit menjadi kakuning-uningan.
Pada keadaan berat terdapat gejala-gejala menurunnya fungsi hati, yang bisa berakhir dengan kanker, atau bila “sembuh”, sel-sel hati mati dan menjadi siosis, yang bila meluas menyebabkan gangguan penurunan fungsi hati, seperti : edema, pendarahan lambung, dll.
Selain Hepatitis – B, berkembang pula jenis baru, yaitu Hepatitis – c dan Hepatitis – D yang memiliki keganasan lebih tinggi darpada Hepatitis – B.
2. Proses penularan
Penularan Virus Hepatitis – B terjadi persis sama dengan penularan HIV, ialah berupa penularan langsung melalui darah atau produk-produk darah, mencakup :
a. Senggama.
b. Tranfusi darah dan penggunaan alat kedokteran yang kurang bersih.
c. Dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya.
Yang patut diwaspadai ialah kegemaran suntik di kalangan masyarakat Indonesia.
3. Cara pencegahan dan pengobatan
Hepatitis – B dapat dicegah dengan vaksinasi. Dengan cara ini, tubuh akan menghasikan zat anti terhadap Hepatitis – B yang disebut anti HBs. Tidak semua orang perlu divaksinasi. Seseorang yang telah terlanjur terkena Virus Hepatitis – B atau yang secara alamiah telah memiliki anti HBs tidak perlu mendapat vaksinasi.
Selain itu, pencegahan yang sama juga harus dilakukan sebagaimana halnya dengan pencegahan AIDS.
Pola ABC, ‘Abstinance’ bagi yang belum menikah ‘ Be Faithful’, dan ‘Condom’ dalam keadaan darurat juga diterapkan dalam pencegahan Hepatitis – B.
Ada beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk melumpuhkan virus Hepatitis – B pada stadium awal penyakit, yang hanya bisa didapat dengan resep dokter.
Bila sudah lanjut, yang lebih penting ialah memelihara sel-sel hati yang masih baik, agar dapat berfungsi normal. Makanan sehat membantu usaha tersebut.
TUBERCULOSIS (TBC)
1. Pengertian
TBC merupakan penyakit menahun dan menular yang disebabkan oleh bekteri Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan lewat dahak yang menyebar ke udara. TBC dapat menyerang setiap orang. Namun, paling sering pada usia 15 – 35 tahun, khususnya yang bertubuh lemah, kurang gizi atau tinggal dengan penderita TBC.
TBC paling banyak menyerang paru-paru (saluran pernafasan). Namun TBC kemudian juga bisa menyerang alat tubuh yang lain. Pada anak, TBC dapat menyebabkan peradangan pada selaput otak dan gangguan kulit.
TBC menjadi kian pening karena semula semua orang mengira penyakit ini sudah mulai menghilang, ternyata akhir-akhir ini penderita TBC menjadi kian banyak. Para penderita AIDS di beberapa negara Asia ternyata banyak meninggal karena TBC, akibat menurunnya daya tahan tubuh orang yang diserang AIDS tersebut.
2. Tanda dan gejala seseorang mengidap Tuberculosis (TBC)
Seseorang mengidap TBC menunjukan tanda dan gejala sebagai berikut :
a. Batuk lebih dari 4 minggu, walau telah minum obat biasa.
b. Batuk menahun dan berlendir, pada stadium lanjut berdarah.
c. Panas ringan pada sore hari dan berkeringat pada malam hari.
d. Terasa nyeri pada dada dan punggung atas.
e. Menjadi kurus.
f. Kulit pucat.
g. Suara menjadi parau/serak.
h. Dalam stadium lanjut berbagai infeksi dapat disebabkan karena kuman TBC, termasuk infeksi kulit, selaput paru, otak, jantung dan berbagai organ tubuh penting lain.
3. Cara pencegahan dan pengobatan TBC
Cara pencegahan :
a. Vaksinasi BCG bagi bayi sedini mungkin.
b. Makan makanan yang banyak mengandung protein dan vitamin.
c. Makan dan istirahat yang teratur.
d. Jaga kebersihan lingkungan.
e. Pemeriksaan kesehatan secara teratur.
f. Menghingdari berdekatan nafas dengan penderita TBC.
Cara pengobatan :
Sebenarnya berbagai obat sudah ditemukan sebagai obat TBC yang manjur. Termasuk INH, Streptomisin, Etambutol, PAS, dan Ripamfisin. Masalahnya obat-obat tersebut harus diminum dalam jangka panjang secara terus-menerus tanpa berhenti. Ini biasanya yang tidak dilakukan orang dengan benar.
Disamping itu, makanan yang baik dan sehat, istirahat yang cukup membantu penyembuhan penyakit ini.
KELUARGA
1. Rasa cinta keluarga sangat diperlukan bagi remaja
Keluarga merupakan masyarakat terkecil dimana seorang remaja hidup. Dibandingkan dengan masyarakat lain, khususnya masyarakat sekolah dan kelompok bermain, maka dalam keadaan normal remaja tinggal paling lama dalam keluarga. Oleh karenanya keberhasilan remaja dalam belajar dan mempersiapkan masa depan sangat bergantung pada keterdekatan remaja tersebut dengan keluarganya.
Rasa cinta kepada keluarga (bagaimanapun keadaan keluarga kita masing-masing) menjadi perekat bagi tumbuhnya rasa tanggung jawab, kematangan, dan kedewasaan seseorang.
Rasa cinta antara anggota keluarga ditunjukan dengan adanya rasa saling percaya, saling menghargai, saling bersikap jujur dan saling terbuka diantara anggota-anggota keluarga. Rasa cinta juga dicerminkan pada cara-cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2. Cara remaja dalam membina komunikasi dalam keluarga
Masing-masing anggota keluarga memiliki pendidikan dan pengalaman sendri-sendiri. Pendidikan dan pengalaman tersebut disampaikan dalam pendapat dan sikap dalam menghadapi suatu hal atau masalah. Perbedaan-perbedaan pendapat dan sikap tersebut sebenarnya wajar saja. Asalkan semuaanggota keluarga saling menghargai pendapat dan sikap anggota keluarga yang lain.
Masalah muncul bila orang tua cenderung menganggap mereka sudah lebih dulu dewasa dan kaya pengalaman, sedang anak-anak, juga dalam kurun remaja, belum cukup matang untuk berpendapat dan bersikap dalam suatu hal.
Sebaliknya di kalangan remaja juga sering timbul pendapat bahwa merekalah yang lebih tahu masalah-masalah kehidupan kini, sedang orang tua mereka sudah kuno, ketinggalan jaman, dan pendapatnya sudah tidak sesuai lagi dengan zaman sekarang.
Komunikasi antara remaja perempuan dengan orang tua dan anggota keluarga lain seringkali lebih sulit. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan pendapat yang banyak dilakukan remaja perempuan. Bila perbedaan tersebut menjadi tajam pada hal-hal yang penting, dari pihak remaja seyogyanya jangan bertindak keras dan kasar. Sikap terpuji ialah diam atau mengiyakan (walau tidak setuju dengan pendapat atau sikap orang tuanya), sementara ia mencari waktu dan situasi yang tepat untuk secara perlahan-lahan memberitahukan (atau merayu) kepada orang tuanya tentang pendapat dan sikapnya yang berbeda. Bila masalahnya sangat serius, sedang rayuan tidak mempan , hadirnya orang ketiga mungkin membantu. Kakek, saudara tua yang lain, kadang bisa berperan sangat baik dalam menjembatani perbedaan yang ada.
Dalam situasi seperti itu, tindakan remaja yang paling fatal ialah ‘meninggalkan keluarga’ baik terang-terangan maupun diam-diam, dan mengalihkan kepercayaan pada orang lain.
TEMAN SEBAYA
1. Pengertian teman
Teman sejati ialah orang yang hadir di hadapan kita dan siap menolong kita pada saat kita memerlukannya (‘a friend indeed is a friend in need’). Orang yang tanpa diminta siap menolong kita. Dalam bahasa sajak “yang siap menyediakan bahu tempat kita menangis” (‘shoulder to cry on’). Persis seperti yang terjadi dalam permainan bujur sangkar pecah. Teman ialah orang yang memperhatikan kebutuhan orang lain, yang tahu persis kebutuhan orang lain, dan dengan ikhlas memberikan miliknya kepada orang lain agar orang lain dapat menyelesaikan tugasnya.
2. Pengertian teman sebaya
Teman sebaya ialah teman yang sangat akrab dengan kita, karena jenis kelamin yang sama, atau usia berdekatan, atau rumah berdekatan, atau bersekolah di sekolah yang sama, atau seminat dan seterusnya. Sehingga diantara teman sebaya hampir tidak ada rahasia lagi.
Karena keterdekatannya, teman sebaya bisa saling mempengaruhi untuk sesuatu menuju kebaikan. Sebaliknya kesetiakawanan antara teman sebaya bisa pula saling menjerumuskan ke dalam hal-hal yang berisiko merugikan.
Dalam kerangka pengertian tersebut, maka dalam keluarga sebenarnya remaja memerlukan ‘teman sebaya’, baik antara remaja dengan kakak yang sudah dewasa, maupun remaja dengan kedua orang tua.
Dari pihak remaja, yang terpenting ialah sikap menjadi “friend in need” dalam keluarga. Demikian pula seyogyanya kedua orang tua dan saudara-saudara yang lain siap untuk menjadi teman sebaya bagi remaja dalam keluarga.
3. Cara kita menempatkan diri sebagai teman sebaya bagi remaja lainnya
Tantangan bagi setiap remaja sebagai teman bagi remaja lainnya ialah :
a. Mencari dan mendapatkan teman sebaya yang bisa saling mengajak pada kebaikan, dan bukannya mengajak pada hal-hal yang kurang baik, lebih-lebih perilaku beresiko.
b. Menjadi suri tauladan baik sikap maupun kepribadian bagi remaja-remaja sebaya lain.
c. Bagaimana menempatkan dirinya sebagai teman sebaya kawan-kawan di lingkungan sekolah atau lingkungan bermainnya, yang dipercaya akan dapat membantu mereka memecahkan segala macam persoalan mereka, tanpa diminta. Juga dalam keluarga masing-masing.
PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA (PRS)
1. Makna dari Pendidikan Remaja Sebaya (PRS)
Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) adalah penjabaran dari rasa kesetiakawanan, perasaan senasib sepenanggungan. Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) juga sebagai bukti bahwa seorang teman adalah teman sejati. Dalam kehidupan kita sehari-hari, sebenarnya kita sudah melakukan Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) dalam bentuk berkomunikasi dua arah dengan teman sebaya. Kadang-kadang kita menasehati teman kita, diwaktu lain teman kita menasihati kita tentang sesuatu. Yang semata-mata dilakukan karena saling menyayangi dengan teman sebaya kita tersebut.
Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) yang kirta pelajari disini tidak lain ialah melaksanakan segala sesuatu yang sudah biasa kita lakukan, hanya kali ini menyangkut pada kesehatan dan kesejahteraan remaja. Demi kecemerlangan masa depan bersama. Sesuai cita-cita masing-masing.
Para Pendidik Remaja Sebaya, yang sudah dilatih, didorong untuk terpanggil menyebarluaskan pengetahuannya kepada teman-teman sebayanya, disekolah dan dikelompok bermainnya, sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi oleh teman-teman sebayanya. Tentu saja, para Pendidik sendiri diharapkan menjadi contoh tauladan bagi teman-teman sebayanya dalam berperilaku. Sikap menjaga rahasia teman merupakan prasyarat yang utama pula.
2. Cara kita melaksanakan Program Pendidikan Remaja Sebaya (PRS)
Karena PRS dikemas dalam bentuk komunikasi tidak resmi antar teman sebaya, maka tidak ada cara baku untuk melaksanakan PRS. Tempatnya bisa dimana saja. Waktunya bisa kapan saja. Yang paling penting ialah menciptakan suasana saling percaya. Usahakan dijaga kerahasiaan teman.
Seyogyanya Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) dilakukan dalam tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Tahap Penerimaan
Pada tahap ini yang penting ialah mendengarkan keluhan atau masalah yang dialami teman. Tunjukan rasa tertarik anda. Bantu ia untuk mengungkapkan keseluruhan permasalahan yang dideritanya. Jangan beri nasehat apapun dalam tahap ini. Dengan menceritakan permasalahan kepada orang yang dipercaya, ia sebenarnya telah menyelesaikan 50 % dari permasalan yang mengganjalnya.
Beberapa teman yang berperilaku beresiko kadang tidak mengerti sama sekali risikonya. Menghadapi teman yang demikian, diperlukan pertanyaan-pertanyaan pancingan, agar sedikit demi sedikit ia memahami risiko yang sedang dihadapinya. Ingat, jangan beri nasehat dalam tahap ini.
b. Tahap pemasukan ide
Pada tahap ini, pelan-pelan ide anda dimasukan kedalam benak dan hati teman anda. Usahakan untuk tidak tergesa-gesa, dan jangan banyak ide dimasukan sekaligus. Sebaiknya sedikit demi sedikit. Secara berulang-ulang dan berurutan. Juga diharapkan agar pemasukan ide jangan dikemas dalam suasana ‘menggurui’ atau ‘mendikte’. Kalau bisa diusahakan agar dibuat suasana sedemikian sehingga seakan-akan ide itu bukan datang dari anda, tetapi dari teman anda sendiri. Dengan kata lain, pada tahap ini anda membimbing teman anda untuk siap menolong diri sendiri.
Sekali lagi ditekankan, bahwa pada tahap ini anda harus membuktikan bahwa anda sendiri konsekuen dengan sikap anda. Anda adalah contoh remaja yang sehat sejahtera. Hal paling penting ialah untuk mengimbangi keseluruhan upaya pemasukan ide dengan doa kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
c. Tahap pemeliharaan
Ide yang sudah dimasukan, harus dipelihara. Karena pembentukan atau perubahan perilaku memerlukan waktu yang lama. Untuk keperluan pemeliharaan ini, diperlukan upaya terus menerus, berulang-ulang mengajak teman menuju arah dan cita-cita yang telah disepakati bersama.
Usahakan agar tahap pemeliharaan ini disamarkan dalam bentuk silaturahmibiasa. Sehingga tidak kelihatan bahwa anda memaksakan keinginan anda untuk diikuti teman anda. Yang penting keseringan berkomunikasi dan membahas masalah-masalah yang ada.
Yang tidak kalah penting ialah agar keseluruhan PRS selalu diimbangi dengan doa kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
DAPUR UMUM LAPANGAN PMI
Penyelenggaraan Dapur umum untuk melayani kebutuhan makan para penderita atau korban bencana adalah bukan monopoli organisasi PMI. Penyelenggaraan Dapur Umum tersebut dapat diselenggarakan oleh siapa saja yang dating pertama dan dapat menyelenggarakannya. Berdasarkan pengalaman selain PMI adalah TNI, Karang taruna/SATGASOS, Perangkat Pemda tingkat bawah dan lain-lain.
Penyelenggaraan dapu umum yang diselenggarakan oleh PMI menjadi tanggung jawab penuh pengurus cabang PMI yang dalampelaksanaannya dilakukkan oleh regu yang ditugaskan oleh pengurus cabang, regu disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah korban yang harus dilayani.
Pengertian
Dapur lapangan yang diselenggarakan untuk menyediakan/menyiapkan makanan yang sederhana dan layak serta higenis juga cukup bergizi dan dapat didistribusikan secara cepat.
Penyelenggaraan dapur umum yang diselenggarakan PMI Cab menjadi tanggung jawab penuh pengurus PMI Cab. Yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh suatu tim yang ditunjuk oleh pengurus cabang, tim ini disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah korban.
Dalam satu regu dapur umum terdiri dari:
Seorang ketua regu
Seorang wakil ketua regu
Seorang penanggung jawab tata usaha
Seorang penanggung jawab peralatan dan perlengkapan
Seorang penanggung jawab memasak
Seorang penanggung jawab distribusi
Beberapa tenaga yang membantu terdiri dari unsur masyarakat di daerah bencana dan sekitarnya
Pembagian tugas
1. Ketua regu
a. Mengatur pembagian tugas anggota, mengawasi, membimbing dan bertanggungjawab atas kelancaran tugas pelaksanaan dapur umum.
b. Bertanggung jawaab secaara langsung kepada ketua tim penyelenggara dapur umum yang ditunjuk oleh pengurus cabang atau melalui ketua kelompok apabila ada.
2. Wakil ketua regu
a. Mewakili ketua regu bila berhalangan
b. Membantu kelancaran ketua regu (tugasnya)
c. Bertanggung jawab atas pelayanan makanan dan memelihara ketertiban serta kebersihan lingkungan wilayah kerjanya
3. Petugas tata usaha
Menyelenggarakan tata usaha dapur umum dengan baik meliputi :
a. Pembuatan daftar nama para korban yang ada dalam wilayah kerjanya lengkap dengan tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat rumah.
b. Pendataan barang dan keperluan dapur baik yang masuk maupun yang keluar
c. Pertanggungan jawab keuangan
d. Pembuatan/penyusunan laporan
4. Petugas peralatan atau perlengkapan
a. Menyiapkan dan melengkapi peralatan dan perlengkapan dapur
b. Mengatur penyimpanan logistik bahan-bahan kebutuhan dan peralatan serta kelengkapan dapur
c. Membuat daftar infentaris peralatan dan perlengkapan
d. Bertanggung jawab atas penerimaan atau pengeluaran logistik bahan pangan
5. Petugas memasak
a. Menentukan jumlah penyediaan makanan yang harus dimasak.
b. Memelihara ketetapan waktu memasak dan makan
c. Dengan bantuan tenaga lokal (pembantu umum), menentukan menu makanan setiap harinya dan memelihara citra rasa sedemikian rupa sesuai dengan selera yang dibutuhkan para korban
6. Petugas pendistribusian
Melaksanakan pembagian makanan sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dengan cara yang baik dan tertib.
7. Pembantu umum
Membantu pelaksanaan berjalannya dapur umum.
Misalnya : - Membantu mengambilkan air dari mata air
- Membantu memompa kompor, dll
Tenaga Dapur Umum
1. Anggota KSR sebagai tenaga inti dibantu TSR dan PMR.
2. Para korban, baik pria maupun wanita yang memenuhi syarat untuk membantu dan bersedia dengan sukarela.
3. Bila perlu bekerja sama dengan organisasi sosial lainnya
Lokasi Dapur Umum
2. Harus dekat dengan posko dan mudah dijangkau oleh korban
3. Higenis lingkungan cukup memadai
4. Aman dari bencana susulan
5. Dekat dengan transportasi umum
6. Dekat dengan sumber air
Pendistribusian
1. Menggunakan kartu distribusi
2. Dilakukan sehari-hari, untuk makan pagi dilakukan pukul 9-10 dan makan malam dilakukan pada pukul 4-5 sore
3. Pengambilan jatah dilakukan oleh kepala keluarga/wakil sesuai dengan kartu distribusi
4. makanan harus siap 15 menit sebelum waktu pendistribusian
5. Petugas sudah siap dengan perlengkapan administrasi (daftar absensi korban, jumlah yang akan diberi, dll)
6. penambahan jiwa dari para korban harus diberitahukan kepada petugas, sehari sebelum pelaksanaan pendistribusian.
Contoh kartu distribusi
KARTU DISTRIBUSI
Nomor dapur : ………………………………………….
Nomor kode DU : ………………………………………….
Nama kepala keluarga : ………………………………………….
Jumlah jiwa : ………………………………………….
Alamat : ………………………………………….
Tanggal Pagi Siang/malam Keterangan
Contoh rekapitulasi distribusi
REKAPITULASI DISTRIBUSI
Alamat/lokasi/pos : ………………………………………….
Nomor Dapur : ………………………………………….
Tanggal : ………………………………………….
No Nama KK Jumlah Jiwa Makan Pagi/Siang Makan Sore/Malam Keterangan
D A B
* * *
Jumlah
Catatan :
D = Dewasa Petugas Distribusi
A = Anak-anak
B = Bayi
…………………..
Peralatan dan Perlengkapan
1. Peralatan memasak
a. 2 buah langseng ukuran 100 liter
b. 1 buah drum air ukuran 100 liter
c. 2 buah panci ukuran 50 cm
d. 2 buah wajan no. 48
e. 2 buah serok penggorengan besar
f. 2 buah susukan wajan
g. 3 buah sendok takaran
h. 2 buah sendok sayur
i. besar
2. Peralatan penunjang
a. 2 buah ember plastik beserta tutup
b. 2 buah ember plastik untuk mengambil air
c. 2 buah bakul nasi besar
d. 2 buah cobek besar
e. 2 buah pisau rajang
f. 2 buah pisau pengiris
g. 1 buah drum besar untuk menyimpan air
h. 2 buah talenan daging
i. 1 buah gayung air
j. 2 buah ayakan bambu
k. 2 meter slang plastik
l. 2 buah corong minyak
3. Kompor gas
Satu unit kompor dengan tangki berkapasitas 20 liter 3 kepala/semawar dan sebuah pompa atau 2 unit kompor dengan tangki ukuran 15 liter 2 kepala semawar dan sebuah pompa kompor. Jika keadaan darurat dapat juga mempergunakan tungku dari batu bata dengan bahan kayu bakar atau menggunakan kompor minyak tanah
Penyelenggaraan dapu umum yang diselenggarakan oleh PMI menjadi tanggung jawab penuh pengurus cabang PMI yang dalampelaksanaannya dilakukkan oleh regu yang ditugaskan oleh pengurus cabang, regu disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah korban yang harus dilayani.
Pengertian
Dapur lapangan yang diselenggarakan untuk menyediakan/menyiapkan makanan yang sederhana dan layak serta higenis juga cukup bergizi dan dapat didistribusikan secara cepat.
Penyelenggaraan dapur umum yang diselenggarakan PMI Cab menjadi tanggung jawab penuh pengurus PMI Cab. Yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh suatu tim yang ditunjuk oleh pengurus cabang, tim ini disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah korban.
Dalam satu regu dapur umum terdiri dari:
Seorang ketua regu
Seorang wakil ketua regu
Seorang penanggung jawab tata usaha
Seorang penanggung jawab peralatan dan perlengkapan
Seorang penanggung jawab memasak
Seorang penanggung jawab distribusi
Beberapa tenaga yang membantu terdiri dari unsur masyarakat di daerah bencana dan sekitarnya
Pembagian tugas
1. Ketua regu
a. Mengatur pembagian tugas anggota, mengawasi, membimbing dan bertanggungjawab atas kelancaran tugas pelaksanaan dapur umum.
b. Bertanggung jawaab secaara langsung kepada ketua tim penyelenggara dapur umum yang ditunjuk oleh pengurus cabang atau melalui ketua kelompok apabila ada.
2. Wakil ketua regu
a. Mewakili ketua regu bila berhalangan
b. Membantu kelancaran ketua regu (tugasnya)
c. Bertanggung jawab atas pelayanan makanan dan memelihara ketertiban serta kebersihan lingkungan wilayah kerjanya
3. Petugas tata usaha
Menyelenggarakan tata usaha dapur umum dengan baik meliputi :
a. Pembuatan daftar nama para korban yang ada dalam wilayah kerjanya lengkap dengan tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat rumah.
b. Pendataan barang dan keperluan dapur baik yang masuk maupun yang keluar
c. Pertanggungan jawab keuangan
d. Pembuatan/penyusunan laporan
4. Petugas peralatan atau perlengkapan
a. Menyiapkan dan melengkapi peralatan dan perlengkapan dapur
b. Mengatur penyimpanan logistik bahan-bahan kebutuhan dan peralatan serta kelengkapan dapur
c. Membuat daftar infentaris peralatan dan perlengkapan
d. Bertanggung jawab atas penerimaan atau pengeluaran logistik bahan pangan
5. Petugas memasak
a. Menentukan jumlah penyediaan makanan yang harus dimasak.
b. Memelihara ketetapan waktu memasak dan makan
c. Dengan bantuan tenaga lokal (pembantu umum), menentukan menu makanan setiap harinya dan memelihara citra rasa sedemikian rupa sesuai dengan selera yang dibutuhkan para korban
6. Petugas pendistribusian
Melaksanakan pembagian makanan sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dengan cara yang baik dan tertib.
7. Pembantu umum
Membantu pelaksanaan berjalannya dapur umum.
Misalnya : - Membantu mengambilkan air dari mata air
- Membantu memompa kompor, dll
Tenaga Dapur Umum
1. Anggota KSR sebagai tenaga inti dibantu TSR dan PMR.
2. Para korban, baik pria maupun wanita yang memenuhi syarat untuk membantu dan bersedia dengan sukarela.
3. Bila perlu bekerja sama dengan organisasi sosial lainnya
Lokasi Dapur Umum
2. Harus dekat dengan posko dan mudah dijangkau oleh korban
3. Higenis lingkungan cukup memadai
4. Aman dari bencana susulan
5. Dekat dengan transportasi umum
6. Dekat dengan sumber air
Pendistribusian
1. Menggunakan kartu distribusi
2. Dilakukan sehari-hari, untuk makan pagi dilakukan pukul 9-10 dan makan malam dilakukan pada pukul 4-5 sore
3. Pengambilan jatah dilakukan oleh kepala keluarga/wakil sesuai dengan kartu distribusi
4. makanan harus siap 15 menit sebelum waktu pendistribusian
5. Petugas sudah siap dengan perlengkapan administrasi (daftar absensi korban, jumlah yang akan diberi, dll)
6. penambahan jiwa dari para korban harus diberitahukan kepada petugas, sehari sebelum pelaksanaan pendistribusian.
Contoh kartu distribusi
KARTU DISTRIBUSI
Nomor dapur : ………………………………………….
Nomor kode DU : ………………………………………….
Nama kepala keluarga : ………………………………………….
Jumlah jiwa : ………………………………………….
Alamat : ………………………………………….
Tanggal Pagi Siang/malam Keterangan
Contoh rekapitulasi distribusi
REKAPITULASI DISTRIBUSI
Alamat/lokasi/pos : ………………………………………….
Nomor Dapur : ………………………………………….
Tanggal : ………………………………………….
No Nama KK Jumlah Jiwa Makan Pagi/Siang Makan Sore/Malam Keterangan
D A B
* * *
Jumlah
Catatan :
D = Dewasa Petugas Distribusi
A = Anak-anak
B = Bayi
…………………..
Peralatan dan Perlengkapan
1. Peralatan memasak
a. 2 buah langseng ukuran 100 liter
b. 1 buah drum air ukuran 100 liter
c. 2 buah panci ukuran 50 cm
d. 2 buah wajan no. 48
e. 2 buah serok penggorengan besar
f. 2 buah susukan wajan
g. 3 buah sendok takaran
h. 2 buah sendok sayur
i. besar
2. Peralatan penunjang
a. 2 buah ember plastik beserta tutup
b. 2 buah ember plastik untuk mengambil air
c. 2 buah bakul nasi besar
d. 2 buah cobek besar
e. 2 buah pisau rajang
f. 2 buah pisau pengiris
g. 1 buah drum besar untuk menyimpan air
h. 2 buah talenan daging
i. 1 buah gayung air
j. 2 buah ayakan bambu
k. 2 meter slang plastik
l. 2 buah corong minyak
3. Kompor gas
Satu unit kompor dengan tangki berkapasitas 20 liter 3 kepala/semawar dan sebuah pompa atau 2 unit kompor dengan tangki ukuran 15 liter 2 kepala semawar dan sebuah pompa kompor. Jika keadaan darurat dapat juga mempergunakan tungku dari batu bata dengan bahan kayu bakar atau menggunakan kompor minyak tanah
MACAM DAN JENIS TENDA
1. Tenda Kubah
Ialah tenda jika dilihat dari atas berbentuk kubah (seperti kubah mesjid dsbnya)
Digunakan tergantung ukuran kapasitas personal didalamnya. Manfaatnya, mudah dipindah-pindah, praktis dan tidak tergantung pada kemiringan lokasi/tanah, serta tahan arus angin.
Terbagi 2 ukuran :
Ukuran kecil dapat memuat 2-6 orang didalamnya.
Ukuran besar dapat memuat lebih 10 orang didalamnya.
2. Tenda Lonceng
Ialah tenda berbentuk lonceng jika, dilihat dari atas dan harus didirikan pada lokasi tanah yang datar.
Terbagi 2 ukuran :
Ukuran kecil dapat memuat 2-6 orang didalamnya
Ukuran besar dapat memuat lebih dari 10 orang didalamnya.
Tenda lonceng biasanya digunakan untuk :
a. Penampungan sementara korban bencana
b. Keperluan pengobatan/medis dalam menghadapi korban bencana
3. Tenda Dinding
Ialah, tenda yang berbentuk rumah/atap rumah, sering digunakan untuk penampungan penginapan/korban bencana karena dapat memuat orang lebih banyak.
Tenda dinding terdiri dari 2 macam :
a. Tenda regu
Tenda regu berukuran 5 x 7 (memuat 12 orang), tinggi 3,5 m
b. Tenda Peleton
Tenda peleton berukuran 6 x 14 m atau 9 x 16, tinggi 3,5 m (memuat 20-30 orang)
Jenis tenda ini sering dipergunakan oleh PMI dalam penanggulangan bencana dan diharapkan Anggota PMR, KSR/TSR PMI dapat menguasai teknik/cara pemasangan tenda-tenda tersebut.
4. Tenda Tipi
Tenda Tipi adalah tenda, yang sering dipakai oleh para petualang/pengembara di hutan terutama Suku Indian (Amerika Serikat).
Tenda ini ditemukan oleh salah salah seorang Suku Indian bernama Teepee (Tipi).
Berbentuk kerucut, dipasang ditempat datar dan mudah dipindah-pindah.
5. Tenda Mini
Tenda mini ini bentuknya praktis, ringan dapat diletakan disembarang tempat tidak terpengaruh pada lokasi keadaan tanah, dan cepat dalam mendirikan tenda tersebut.
Berukuran : 4 x 6 m
PMI menggunakan tenda ini untuk menampung korban sementara, sambil menunggu pemasangan Tenda Regu, Tenda Pleton.
BAGIAN DARI TENDA/KEMAH
Bagian dari tenda /kemah terdiri dari :
1. Atap dari terpal plastik atau jenis kain lainnya.
2. Blandar
Ialah, besi pipa/bambu atau kayu panjang yang dipergunakan melintang sesuai dengan kebutuhan.
3. Tiang utama
Ialah, tiang yang dipergunakan untuk tegaknya tenda/kemah yang biasanya terdiri dari 1,2,3,4,5 buah, sesuai dengan kebutuhan dan macam tenda/kemah.
4. Tiang samping
Ialah tiang untuk membantu tegaknya sisi-sisi dari tenda/kemah. Ukurannya sesuai dengan bentuk tenda.
5. Tali utama
Ialah, tali yang memperkokoh berdirinya tiang utama.
6. Tali samping
Ialah, tali yang memperkokoh berdirinya tiang samping.
7. Patok utama
Ialah, patok tempat mengikat tali utama, yang berbentuk huruf “T”.
8. Patok samping
Ialah, patok tempat mengikat tali samping, yang berbentuk pancing.
9. Palu
PERLENGKAPAN TENDA
No Peralatan Tenda Peleton Regu Mini Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9 Ukuran tenda
Tiang utama
Blandar
Tiang samping
Pasak utama
Pasak samping
Tali utama
Tali samping
Palu besi 6 x 14 m
4 buah
3 buah
40 bh
10 bh
40 bh
10 bh
40 bh
5 Kg 5 x 7 m
2 buah
1 buah
22 buah
6 buah
22 buah
6 buah
22 buah
2 kg 4 x 6 m
2 buah (2,5 m)
-
8 buah (1,65 m)
2 buah
8 buah
1 (14m)
8 (1,60 m)
2 (2 Kg)
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN TENDA/KEMAH
1. Kelebihan penggunaan tenda/kemah adalah :
a. Dapat didirikan dimana saja baik di pegunungan/bukit/tanah rata/dataran.
b. Dapat dibawa kemana-mana dengan cepat dan mudah.
c. Tidak memerlukan waktu yang banyak untuk mendirikannya.
d. Tidak memerlukan persiapan yang lama.
e. Membantu anggota PMR/KSR/TSR/PMI dalam menyediakan penampungan darurat didaerah bencana.
2. Kelemahan penggunaan tenda/kemah adalah :
a. Harganya terlalu mahal (untuk tenda peleton/Regu)
b. Tidak dapat tahan lama
MENDIRIKAN TENDA
1. Syarat mendirikan tenda
Secara garis besar perlu dipersiapkan 2 bagian pokok yaitu :
a. Tenda
Ditentukan jenis tenda yang akan didirikan
Lokasi/tempat mendirikan tenda
b. Tenaga Pelaksana
Ditentukan jumlah tenaga dalam Tim
Tenda regu memerlukan tenaga 5 KSR atau 7 PMR Wira.
Menunjuk salah seorang Pimpinan dalam Tim tsb
Kerjasama dalam Tim perlu dijaga sebaik mungkin
2. Faktor-faktor penentu
Mendirikan tenda ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
Jenis tenda : - Rangka dalam
- Rangka luar
Tali temali : - Jenis ikatan
- Jenis simpul
Lokasi : - Kemiringan tanah
- Arah angin
- Struktur tanah
3. Langkah-langkah/tahapan dalam mendirikan tenda
Mendirikan tenda dilaksanakan sbb :
a. Penentuan garis lokasi yang didirikan Tenda
b. Memeriksa peralatan tenda sudah lengkap atau blum, kalau belum dilengkapi lebih dahulu
c. Buka gulungan terpal dengan posisi bagian atas tempat blandar berada, pada antara garis tengah lokasi dengan pinggiran lokasi
d. Terpal yang sudah dibuka dan berbentuk lipatan dua dengan posisi tersebut pada no. 3, bagian lipatan atas dibuka sampai garis tempat blandar dan lobang tempat memasukan tiang terlihat jelas
e. Pasang blandar dan tiang utama pada tempatnya
f. Terpal dilipat kembali seperti posisi no 3 dengan tiang utama dan blandar sudah terpasang, dibawah lembar lipatan terpal bagian atas dipasang tali utama pada ujung-ujung tiang utama masing-masing 2 buah
g. Siapkan tiang samping, patok samping dan tali samping dipinggiran sisi terpal
h. Tenda didirikan dengan cara :
Tiap pangkal tiang utama ditahan oleh kaki sebelah salah seorang petugas, dengan menarik sebuah tali utama. Sedang tali utama yang satunya dipegang (tidk ditarik) oleh seorag petugas yang lain, dengan membantu mendorong keatas ujung tiang utama. Jadi, tiap tiang utama memerlukan 2 petugas.
Menarik tali utama diusahakan harus searah dengan arah angin
Apabila tiang-tiang utama sudah berdiri tegak, baru patok utama ditancapkan, dan tali utama diikatkan
Memasang tiang-tiang samping pada lobang-lobang Tenda samping, dan memasang patok samping kurang lebih 1,5 m dipinggiran terpal diluar tenda memasang tali pada patok samping
Rapikan tiang utama, tiang samping beserta tali-talinya
Gali selokan kecil pada tepian Tenda keliling
4. Secara umum dapat disampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan tenda adalah sbb :
a. Didirikan secara cepat
b. Semakin sedikit personal dalam mendirikan tenda akan semakin baik
c. Tenda harus kuat sesuai dengan fungsinya dan disesuaikan pula dengan medan tempat mendirikan tenda tersebut
d. Tenda seyogyanya dibuat dengan estetika yang cukup
Ialah tenda jika dilihat dari atas berbentuk kubah (seperti kubah mesjid dsbnya)
Digunakan tergantung ukuran kapasitas personal didalamnya. Manfaatnya, mudah dipindah-pindah, praktis dan tidak tergantung pada kemiringan lokasi/tanah, serta tahan arus angin.
Terbagi 2 ukuran :
Ukuran kecil dapat memuat 2-6 orang didalamnya.
Ukuran besar dapat memuat lebih 10 orang didalamnya.
2. Tenda Lonceng
Ialah tenda berbentuk lonceng jika, dilihat dari atas dan harus didirikan pada lokasi tanah yang datar.
Terbagi 2 ukuran :
Ukuran kecil dapat memuat 2-6 orang didalamnya
Ukuran besar dapat memuat lebih dari 10 orang didalamnya.
Tenda lonceng biasanya digunakan untuk :
a. Penampungan sementara korban bencana
b. Keperluan pengobatan/medis dalam menghadapi korban bencana
3. Tenda Dinding
Ialah, tenda yang berbentuk rumah/atap rumah, sering digunakan untuk penampungan penginapan/korban bencana karena dapat memuat orang lebih banyak.
Tenda dinding terdiri dari 2 macam :
a. Tenda regu
Tenda regu berukuran 5 x 7 (memuat 12 orang), tinggi 3,5 m
b. Tenda Peleton
Tenda peleton berukuran 6 x 14 m atau 9 x 16, tinggi 3,5 m (memuat 20-30 orang)
Jenis tenda ini sering dipergunakan oleh PMI dalam penanggulangan bencana dan diharapkan Anggota PMR, KSR/TSR PMI dapat menguasai teknik/cara pemasangan tenda-tenda tersebut.
4. Tenda Tipi
Tenda Tipi adalah tenda, yang sering dipakai oleh para petualang/pengembara di hutan terutama Suku Indian (Amerika Serikat).
Tenda ini ditemukan oleh salah salah seorang Suku Indian bernama Teepee (Tipi).
Berbentuk kerucut, dipasang ditempat datar dan mudah dipindah-pindah.
5. Tenda Mini
Tenda mini ini bentuknya praktis, ringan dapat diletakan disembarang tempat tidak terpengaruh pada lokasi keadaan tanah, dan cepat dalam mendirikan tenda tersebut.
Berukuran : 4 x 6 m
PMI menggunakan tenda ini untuk menampung korban sementara, sambil menunggu pemasangan Tenda Regu, Tenda Pleton.
BAGIAN DARI TENDA/KEMAH
Bagian dari tenda /kemah terdiri dari :
1. Atap dari terpal plastik atau jenis kain lainnya.
2. Blandar
Ialah, besi pipa/bambu atau kayu panjang yang dipergunakan melintang sesuai dengan kebutuhan.
3. Tiang utama
Ialah, tiang yang dipergunakan untuk tegaknya tenda/kemah yang biasanya terdiri dari 1,2,3,4,5 buah, sesuai dengan kebutuhan dan macam tenda/kemah.
4. Tiang samping
Ialah tiang untuk membantu tegaknya sisi-sisi dari tenda/kemah. Ukurannya sesuai dengan bentuk tenda.
5. Tali utama
Ialah, tali yang memperkokoh berdirinya tiang utama.
6. Tali samping
Ialah, tali yang memperkokoh berdirinya tiang samping.
7. Patok utama
Ialah, patok tempat mengikat tali utama, yang berbentuk huruf “T”.
8. Patok samping
Ialah, patok tempat mengikat tali samping, yang berbentuk pancing.
9. Palu
PERLENGKAPAN TENDA
No Peralatan Tenda Peleton Regu Mini Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9 Ukuran tenda
Tiang utama
Blandar
Tiang samping
Pasak utama
Pasak samping
Tali utama
Tali samping
Palu besi 6 x 14 m
4 buah
3 buah
40 bh
10 bh
40 bh
10 bh
40 bh
5 Kg 5 x 7 m
2 buah
1 buah
22 buah
6 buah
22 buah
6 buah
22 buah
2 kg 4 x 6 m
2 buah (2,5 m)
-
8 buah (1,65 m)
2 buah
8 buah
1 (14m)
8 (1,60 m)
2 (2 Kg)
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN TENDA/KEMAH
1. Kelebihan penggunaan tenda/kemah adalah :
a. Dapat didirikan dimana saja baik di pegunungan/bukit/tanah rata/dataran.
b. Dapat dibawa kemana-mana dengan cepat dan mudah.
c. Tidak memerlukan waktu yang banyak untuk mendirikannya.
d. Tidak memerlukan persiapan yang lama.
e. Membantu anggota PMR/KSR/TSR/PMI dalam menyediakan penampungan darurat didaerah bencana.
2. Kelemahan penggunaan tenda/kemah adalah :
a. Harganya terlalu mahal (untuk tenda peleton/Regu)
b. Tidak dapat tahan lama
MENDIRIKAN TENDA
1. Syarat mendirikan tenda
Secara garis besar perlu dipersiapkan 2 bagian pokok yaitu :
a. Tenda
Ditentukan jenis tenda yang akan didirikan
Lokasi/tempat mendirikan tenda
b. Tenaga Pelaksana
Ditentukan jumlah tenaga dalam Tim
Tenda regu memerlukan tenaga 5 KSR atau 7 PMR Wira.
Menunjuk salah seorang Pimpinan dalam Tim tsb
Kerjasama dalam Tim perlu dijaga sebaik mungkin
2. Faktor-faktor penentu
Mendirikan tenda ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
Jenis tenda : - Rangka dalam
- Rangka luar
Tali temali : - Jenis ikatan
- Jenis simpul
Lokasi : - Kemiringan tanah
- Arah angin
- Struktur tanah
3. Langkah-langkah/tahapan dalam mendirikan tenda
Mendirikan tenda dilaksanakan sbb :
a. Penentuan garis lokasi yang didirikan Tenda
b. Memeriksa peralatan tenda sudah lengkap atau blum, kalau belum dilengkapi lebih dahulu
c. Buka gulungan terpal dengan posisi bagian atas tempat blandar berada, pada antara garis tengah lokasi dengan pinggiran lokasi
d. Terpal yang sudah dibuka dan berbentuk lipatan dua dengan posisi tersebut pada no. 3, bagian lipatan atas dibuka sampai garis tempat blandar dan lobang tempat memasukan tiang terlihat jelas
e. Pasang blandar dan tiang utama pada tempatnya
f. Terpal dilipat kembali seperti posisi no 3 dengan tiang utama dan blandar sudah terpasang, dibawah lembar lipatan terpal bagian atas dipasang tali utama pada ujung-ujung tiang utama masing-masing 2 buah
g. Siapkan tiang samping, patok samping dan tali samping dipinggiran sisi terpal
h. Tenda didirikan dengan cara :
Tiap pangkal tiang utama ditahan oleh kaki sebelah salah seorang petugas, dengan menarik sebuah tali utama. Sedang tali utama yang satunya dipegang (tidk ditarik) oleh seorag petugas yang lain, dengan membantu mendorong keatas ujung tiang utama. Jadi, tiap tiang utama memerlukan 2 petugas.
Menarik tali utama diusahakan harus searah dengan arah angin
Apabila tiang-tiang utama sudah berdiri tegak, baru patok utama ditancapkan, dan tali utama diikatkan
Memasang tiang-tiang samping pada lobang-lobang Tenda samping, dan memasang patok samping kurang lebih 1,5 m dipinggiran terpal diluar tenda memasang tali pada patok samping
Rapikan tiang utama, tiang samping beserta tali-talinya
Gali selokan kecil pada tepian Tenda keliling
4. Secara umum dapat disampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan tenda adalah sbb :
a. Didirikan secara cepat
b. Semakin sedikit personal dalam mendirikan tenda akan semakin baik
c. Tenda harus kuat sesuai dengan fungsinya dan disesuaikan pula dengan medan tempat mendirikan tenda tersebut
d. Tenda seyogyanya dibuat dengan estetika yang cukup
Dasar-dasar Perawatan Keluarga
1. Pengertian Perawatan Keluarga
Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan di rumah dengan menggunakan peralatan yang sederhana yang ada di rumah yang dilakukan oleh anggota keluarga.
2. Maksud dan Tujuan Perawatan Keluarga
a. Pada dasarnya si sakit lebih senang tinggal di rumah serta dirawat oleh keluarga.
b. Demi untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya rumah sakit
c. Untuk meningkatkan kemandirian orang sakit dan keluarga secara optimal.
3. Pelaku-pelaku perawatan keluarga, yaitu:
a. Pada dasarnya siapa saja dapat melakukan PK asal sebelumnya diberi pengetahuan berupa pendidikan PK dan dilatih secukupnya.
b. Sejak tahun 1950 PMI telah menyelenggarakan pendidikan dan latihan PK
c. Sifat pribadi yang tepat untuk menerima pendidikan PK adalah:
1. Mempunyai sifat kasih yang tulus
2. Menaruh minat dan memiliki rasa kemanusiaan yang dalam.
3. Ingin belajar dan berbakat dalam bidang keperawatan.
B. Perawatan sehari-hari
1. Mencuci tangan.
Suatu keharusan bagi setiap perawat termasuk pelaku PK untuk mencuci tangan :
Sebelum dan sesudah merawat orang sakit
Sebelum menyiapkan makanan dan minuman
Sesudah memegang barang-barang kotor dan binatang
Sesudah buang air besar dan buang air kecil
Tujuan:
Membersihkan tangan dari segala kotoran
Menjaga kesehatan pelaku
Mencegah penularan penyakit
Melatih suatu kebiasaan baik
2. Memakai Celemek
Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK waktu menolong merawat si sakit tanpa mengganggu gerak si pelaku.
Tujuan:
Melindungi pakaian pelaku dari kotoran
Mencegah penularan
Cara menggantung celemek :
Tanpa memegang bagian luar celemek
Didalam ruangan orang sakit bagian luar berada di luar
Di luar ruangan si sakit bagian luar berada di dalam
3. Penataan tempat tidur si sakit
Maksud dan tujuan:
Mempercepat penyembuhan
Mencegah penyakit bertambah berat
Memperkecil bahaya penularan
Syarat tempat tidur si sakit:
Panjang tempat tidur harus sepadan dengan panjang badan si sakit
Ditempatkan pada bagian kamar yang tak banyak kena hembusan angin
Terhindar dari cahaya yang menyilaukan, bau yang merangsang dan keributan.
Barang tenun (Seprei, sarung bantal dll) hendaknya diganti paling sedikit dua kali seminggu, kecuali bila kotor atau basah, maka harus segera diganti.
Peralatan :
Yang mampu Kurang mampu
1. Tempat tidur, kasur , bantal
2. Kain seprei, sarung bantal
3. Kain perlak, kain alas perlak
4. Selimut 1. Balai-balai, bantal
2. Tikar, kain, sarung bantal
3. daun pisang yang setengah tua bungkus dengan kain (sarung)
4. Selimut
4. Pengukuran suhu denyut nadi dan pernapasan
Alat mengukur suhu disebut termometer, yang lazim dipakai di Indonesia adalah termometer Celcius sedangkan di Amerika Fahrenheit.
Bagian-bagian termometer:
Tabung gas panjang berbentuk persegi gepeng bundar atau persegi
Pipa gelas tempat naik turun air raksa
Skala yang menunjukkan derajat suhu
Reservoir tempat air raksa
Tujuan mengukur suhu :
Untuk mengetahui suhu badan si sakit
Untuk mengetahui adanya kelainan pada tubuh si sakit
Untuk mengetahui perkembangan penyakit
Sebagai salah satu penyokong dalam membantu dokter menentukan diagnosa
Tempat mengukur suhu :
Di ketiak
Di dubur
Di mulut
Tujuan mengukur denyut nadi:
Mengetahui keadaan umum si sakit
Mengetahui keadaan jantung si sakit
Mengikuti perkembangan jalannya si sakit
Membantu menentukan diagnosa
Tempat mengukur denyut nadi:
Leher
Muka telinga
Dekat ujung tulang selangkang
Sisi dalam dari lengan atas
Lipatan paha
Pergelangan tangan
Pada bayi sampai umur 1 tahun dapat diraba pada ubun-ubun
Jumlah denyut nadi rata-rat permenit
Bayi yang baru lahir = 130 – 160
Bayi = 110 – 130
Anak umur 4-7 tahun = 80 – 120
Anak umur >7 tahun = 80 – 90
Pria dewasa = 60 – 80
Wanita dewasa lebih banyak 10 – 15 denyutan. Umumnya kecepatan denyut nadi meningkat bila suhu badan meningkat. Tiap kenaikan suhu badan 1C, denyut nadi akan bertambah 10 – 15 denyutan.
Tujuan menghitung pernapasan:
Membantu menentukan diagnosa
Mengetahui keadaan umum si sakit
Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan di rumah dengan menggunakan peralatan yang sederhana yang ada di rumah yang dilakukan oleh anggota keluarga.
2. Maksud dan Tujuan Perawatan Keluarga
a. Pada dasarnya si sakit lebih senang tinggal di rumah serta dirawat oleh keluarga.
b. Demi untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya rumah sakit
c. Untuk meningkatkan kemandirian orang sakit dan keluarga secara optimal.
3. Pelaku-pelaku perawatan keluarga, yaitu:
a. Pada dasarnya siapa saja dapat melakukan PK asal sebelumnya diberi pengetahuan berupa pendidikan PK dan dilatih secukupnya.
b. Sejak tahun 1950 PMI telah menyelenggarakan pendidikan dan latihan PK
c. Sifat pribadi yang tepat untuk menerima pendidikan PK adalah:
1. Mempunyai sifat kasih yang tulus
2. Menaruh minat dan memiliki rasa kemanusiaan yang dalam.
3. Ingin belajar dan berbakat dalam bidang keperawatan.
B. Perawatan sehari-hari
1. Mencuci tangan.
Suatu keharusan bagi setiap perawat termasuk pelaku PK untuk mencuci tangan :
Sebelum dan sesudah merawat orang sakit
Sebelum menyiapkan makanan dan minuman
Sesudah memegang barang-barang kotor dan binatang
Sesudah buang air besar dan buang air kecil
Tujuan:
Membersihkan tangan dari segala kotoran
Menjaga kesehatan pelaku
Mencegah penularan penyakit
Melatih suatu kebiasaan baik
2. Memakai Celemek
Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK waktu menolong merawat si sakit tanpa mengganggu gerak si pelaku.
Tujuan:
Melindungi pakaian pelaku dari kotoran
Mencegah penularan
Cara menggantung celemek :
Tanpa memegang bagian luar celemek
Didalam ruangan orang sakit bagian luar berada di luar
Di luar ruangan si sakit bagian luar berada di dalam
3. Penataan tempat tidur si sakit
Maksud dan tujuan:
Mempercepat penyembuhan
Mencegah penyakit bertambah berat
Memperkecil bahaya penularan
Syarat tempat tidur si sakit:
Panjang tempat tidur harus sepadan dengan panjang badan si sakit
Ditempatkan pada bagian kamar yang tak banyak kena hembusan angin
Terhindar dari cahaya yang menyilaukan, bau yang merangsang dan keributan.
Barang tenun (Seprei, sarung bantal dll) hendaknya diganti paling sedikit dua kali seminggu, kecuali bila kotor atau basah, maka harus segera diganti.
Peralatan :
Yang mampu Kurang mampu
1. Tempat tidur, kasur , bantal
2. Kain seprei, sarung bantal
3. Kain perlak, kain alas perlak
4. Selimut 1. Balai-balai, bantal
2. Tikar, kain, sarung bantal
3. daun pisang yang setengah tua bungkus dengan kain (sarung)
4. Selimut
4. Pengukuran suhu denyut nadi dan pernapasan
Alat mengukur suhu disebut termometer, yang lazim dipakai di Indonesia adalah termometer Celcius sedangkan di Amerika Fahrenheit.
Bagian-bagian termometer:
Tabung gas panjang berbentuk persegi gepeng bundar atau persegi
Pipa gelas tempat naik turun air raksa
Skala yang menunjukkan derajat suhu
Reservoir tempat air raksa
Tujuan mengukur suhu :
Untuk mengetahui suhu badan si sakit
Untuk mengetahui adanya kelainan pada tubuh si sakit
Untuk mengetahui perkembangan penyakit
Sebagai salah satu penyokong dalam membantu dokter menentukan diagnosa
Tempat mengukur suhu :
Di ketiak
Di dubur
Di mulut
Tujuan mengukur denyut nadi:
Mengetahui keadaan umum si sakit
Mengetahui keadaan jantung si sakit
Mengikuti perkembangan jalannya si sakit
Membantu menentukan diagnosa
Tempat mengukur denyut nadi:
Leher
Muka telinga
Dekat ujung tulang selangkang
Sisi dalam dari lengan atas
Lipatan paha
Pergelangan tangan
Pada bayi sampai umur 1 tahun dapat diraba pada ubun-ubun
Jumlah denyut nadi rata-rat permenit
Bayi yang baru lahir = 130 – 160
Bayi = 110 – 130
Anak umur 4-7 tahun = 80 – 120
Anak umur >7 tahun = 80 – 90
Pria dewasa = 60 – 80
Wanita dewasa lebih banyak 10 – 15 denyutan. Umumnya kecepatan denyut nadi meningkat bila suhu badan meningkat. Tiap kenaikan suhu badan 1C, denyut nadi akan bertambah 10 – 15 denyutan.
Tujuan menghitung pernapasan:
Membantu menentukan diagnosa
Mengetahui keadaan umum si sakit
PELAYANAN UNIT TRANSFUSI DARAH
PENDAHULUAN
Usaha transfusi darah merupakan salah satu kegiatan pokok yang penting di PMI. Usaha transfusi darah dilakukan dengan maksud untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan yang mencakup masalah pengadaan, pengolahan, penyimpanan dan penyampaian darah kepada seorang penderita.
Pelayanan usaha transfusi darah PMI telah dikuatkan dengan:
a. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 24/Birhub/1972, tentang palang Merah Indonesia di bidang transfusi darah.
b. Peraturan Pemerintah RI No. 18 tahun 1980, tentang transfusi darah. PMI adalah organisasi sosial yang berhak melaksanakan kegiatan transfusi darah berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas.
Strategi Palang Merah Indonesia (PMI) dalam visinya menetapkan agar dikenall secara luas sebagai organisasi kepalangmerahan dalam memberikan pelayanan kepada yang membutuhkan secara efektif dan tepat waktu dengan semangat kenetralan dan kemandirian.
Meskipun kegiatan transfusi darah sudah dirintis sejak masa perjuangan revolusi oleh PMI, namun baru melalui Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980, pemerintah menetapkan peran PMI sebagai satu-satunya organisasi yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan transfusi darah di Indonesia.. Tugas ini ditegaskan pula melalui SK.Dirjen Yan Med No. 1147/ YANMED/RSKS/1991, tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Menteri Kesehatan No. 478/Menkes/Per/1990 tentang upaya kesehatan di bidang Transfusi Darah.
Target pelayanan transfusi darah adalah berupaya memenuhi kebutuhan darah yang bermutu, aman dan mencukupi serta dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau.
Kini, kegiatan tersebut dapat dilayani di 165 Unit Transfusi Darah Pembina Darah dan Cabang tingkat Propinsi dan Daerah Tingkat II, yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga sekarang jumlah darah yang terkumpul baru sekitar 0,47% dari jumlah penduduk Indonesia, idealnya jumlah darah yang tersedia adalah berkisar 1% dari jumlah penduduk Indonesia.
Darah diperoleh dari sumbangan darah para donor darah sukarela maupun donor darah pengganti.
PROSEDUR TEKNIS PELAYANAN TRANSFUSI DARAH
Dalam melakukan pelayanan transfusi darah kepada masyarakat, PMI tidak hanya memfokuskan perhatiannya pada pendonor darah tetapi juga ke masyarakat yang pengguna darah. Karenanya menjadi penting untuk melakukan sosialisasi informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan masalah transfusi darah kepada masyarakat luas, seperti " Bagaimana menjadi donor darah; Prosedur permintaan Darah; Pengelolaan Darah dan "service cost" (lengkapnya lihat "Serba-Serbi Transfusi Darah" )
BLOOD SCREENING ( Pemeriksaan uji saring darah)
Blood screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap di dalam pengelolaan darah yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah (orang sakit).
Bahkan, untuk menghindari tercemarnya darah dari HIV, pemerintah mengeluarkan surat keputusan Menkes RI No.622/Menkes/SK/VII/1992 tentang kewajiban pemeriksaan HIV pada darah yang disumbangkan donor.
Pemeriksaan ini bersifat "mandatory", namun tidak bertentangan dengan resolusi Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang menyumbangkan darah melainkan darah yang akan ditransfusikan (prinsip unlinked Anonymous).
Saat ini tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B & C dan HIV/AIDS. Apabila ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil test yang mendukung, maka dirujuk ke UTDP untuk dilakukan test ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan.
Berhubung tindakan selanjutnya masih di bawah wewenang Depkes, maka PMI bekerjasama dengan RSCM untuk melakukan test Western Blot yaitu pemeriksaan untuk memastikan seseorang tersebeut reaktif atau tidak. Di UTDD DKI Jakarta apabila dicurigai adanya infeksi HIV/AIDS maka dilakukan rujukan pasien ke LSM Yayasan Pelita Ilmu yang menangani Konseling dan Terapi.
Konseling Donor Darah
Khusus mengenai konseling sebenarnya UTD PMI telah mencoba untuk melakukan pre dan post konseling untuk hasil pemeriksaan darah yang positif terjangkit Sifilis, Hepatitis B & C. Dalam tahap pre konseling, sebelum pemeriksaan para donor diberitahu disertai penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan dari yang bersangkutan melalui lembar Inform Consent, bahwa jika hasil darahnya reaktif atau positif maka darah tersebut tidak akan digunakan untuk transfusi.
Sedangkan pada tahap Post Konseling, setelah hasil pemeriksaan darah donor dinyatakan positif, maka diadakan pemanggilan kepada yang bersangkutan melalui pos. Namun untuk kasus HIV dipanggil langsung. Kemudian diberitahukan kepada yang bersangkutan untuk tidak menjadi donor darah:
+ sampai hasil pemeriksaan darahnya negative pada sifilis ,
+ atau tidak menjadi donor darah untuk selamanya bagi pengidap HIV dan Hepatitis B&C.
Khusus untuk HIV, konseling belum dapat dilakukan karena:
+ Prinsip Unlinked Anonymous
+ Belum siapnya seluruh UTDC dan Pemerintah untuk melakukan konseling dan terapinya
DONOR DARAH
Donor darah adalah penyumbangan darah. Darah dibagi menjadi dua macam, yaitu donor darah sukarela dan donor darah pengganti atau disebut dengan donor darah keluarga. Donor darah sukarela adalah seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan tanpa memandang perbedaan agama, kepercayaan, bangsa, golongan, warna kulit, ataupun jenis kelamin. Sedangkan donor darah pengganti /keluarga adalah seseorang yang meyumbangkan darahnya untuk mengganti darah yang telah dipakai oleh anggota keluarga atau kerabatnya. Tetapi donor darah pengganti/keluarga akan ditiadakan bila persediaan darah di PMI telah tercukupi.
Syarat-syarat menjadi donor darah
a. Berusia antara 17 sampai 60 tahun
b. Memiliki berat badan minimal 45 Kg
c. Mempunyai tekanan darah 100/60 sampai 180/100 mmhg. Dan kadar HB sekurang kurangnya 12 gram %
d. Tidak mempunyai penyakit kuning (Hepatitis), Penyakit paru-paru (TBC), HIV, AIDS dan penyakit-penyakit berat lainnya.
e. Tidak mempunyai luka atau infeksi
f. Tidak sedang menjalankan pengobatan suatu penyakit
g. Tidak sedang hamil, baru melahirkan atau menyusui
h. Dalam keadaan sehat menurut pemeriksaan dokter atau petugas
i. Tidak mempunyai perilaku sek menyimpang seperti lesbi atau homo.
Cara menyumbangkan darah
a. Pendaftaran
b. Pemeriksaan darah
c. Pelaksanaan pengambilan darah
d. Istirahat
e. Pemberian kartu
f. Menerima makanan
Usaha transfusi darah merupakan salah satu kegiatan pokok yang penting di PMI. Usaha transfusi darah dilakukan dengan maksud untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan yang mencakup masalah pengadaan, pengolahan, penyimpanan dan penyampaian darah kepada seorang penderita.
Pelayanan usaha transfusi darah PMI telah dikuatkan dengan:
a. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 24/Birhub/1972, tentang palang Merah Indonesia di bidang transfusi darah.
b. Peraturan Pemerintah RI No. 18 tahun 1980, tentang transfusi darah. PMI adalah organisasi sosial yang berhak melaksanakan kegiatan transfusi darah berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas.
Strategi Palang Merah Indonesia (PMI) dalam visinya menetapkan agar dikenall secara luas sebagai organisasi kepalangmerahan dalam memberikan pelayanan kepada yang membutuhkan secara efektif dan tepat waktu dengan semangat kenetralan dan kemandirian.
Meskipun kegiatan transfusi darah sudah dirintis sejak masa perjuangan revolusi oleh PMI, namun baru melalui Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980, pemerintah menetapkan peran PMI sebagai satu-satunya organisasi yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan transfusi darah di Indonesia.. Tugas ini ditegaskan pula melalui SK.Dirjen Yan Med No. 1147/ YANMED/RSKS/1991, tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Menteri Kesehatan No. 478/Menkes/Per/1990 tentang upaya kesehatan di bidang Transfusi Darah.
Target pelayanan transfusi darah adalah berupaya memenuhi kebutuhan darah yang bermutu, aman dan mencukupi serta dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau.
Kini, kegiatan tersebut dapat dilayani di 165 Unit Transfusi Darah Pembina Darah dan Cabang tingkat Propinsi dan Daerah Tingkat II, yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga sekarang jumlah darah yang terkumpul baru sekitar 0,47% dari jumlah penduduk Indonesia, idealnya jumlah darah yang tersedia adalah berkisar 1% dari jumlah penduduk Indonesia.
Darah diperoleh dari sumbangan darah para donor darah sukarela maupun donor darah pengganti.
PROSEDUR TEKNIS PELAYANAN TRANSFUSI DARAH
Dalam melakukan pelayanan transfusi darah kepada masyarakat, PMI tidak hanya memfokuskan perhatiannya pada pendonor darah tetapi juga ke masyarakat yang pengguna darah. Karenanya menjadi penting untuk melakukan sosialisasi informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan masalah transfusi darah kepada masyarakat luas, seperti " Bagaimana menjadi donor darah; Prosedur permintaan Darah; Pengelolaan Darah dan "service cost" (lengkapnya lihat "Serba-Serbi Transfusi Darah" )
BLOOD SCREENING ( Pemeriksaan uji saring darah)
Blood screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap di dalam pengelolaan darah yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah (orang sakit).
Bahkan, untuk menghindari tercemarnya darah dari HIV, pemerintah mengeluarkan surat keputusan Menkes RI No.622/Menkes/SK/VII/1992 tentang kewajiban pemeriksaan HIV pada darah yang disumbangkan donor.
Pemeriksaan ini bersifat "mandatory", namun tidak bertentangan dengan resolusi Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang menyumbangkan darah melainkan darah yang akan ditransfusikan (prinsip unlinked Anonymous).
Saat ini tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B & C dan HIV/AIDS. Apabila ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil test yang mendukung, maka dirujuk ke UTDP untuk dilakukan test ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan.
Berhubung tindakan selanjutnya masih di bawah wewenang Depkes, maka PMI bekerjasama dengan RSCM untuk melakukan test Western Blot yaitu pemeriksaan untuk memastikan seseorang tersebeut reaktif atau tidak. Di UTDD DKI Jakarta apabila dicurigai adanya infeksi HIV/AIDS maka dilakukan rujukan pasien ke LSM Yayasan Pelita Ilmu yang menangani Konseling dan Terapi.
Konseling Donor Darah
Khusus mengenai konseling sebenarnya UTD PMI telah mencoba untuk melakukan pre dan post konseling untuk hasil pemeriksaan darah yang positif terjangkit Sifilis, Hepatitis B & C. Dalam tahap pre konseling, sebelum pemeriksaan para donor diberitahu disertai penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan dari yang bersangkutan melalui lembar Inform Consent, bahwa jika hasil darahnya reaktif atau positif maka darah tersebut tidak akan digunakan untuk transfusi.
Sedangkan pada tahap Post Konseling, setelah hasil pemeriksaan darah donor dinyatakan positif, maka diadakan pemanggilan kepada yang bersangkutan melalui pos. Namun untuk kasus HIV dipanggil langsung. Kemudian diberitahukan kepada yang bersangkutan untuk tidak menjadi donor darah:
+ sampai hasil pemeriksaan darahnya negative pada sifilis ,
+ atau tidak menjadi donor darah untuk selamanya bagi pengidap HIV dan Hepatitis B&C.
Khusus untuk HIV, konseling belum dapat dilakukan karena:
+ Prinsip Unlinked Anonymous
+ Belum siapnya seluruh UTDC dan Pemerintah untuk melakukan konseling dan terapinya
DONOR DARAH
Donor darah adalah penyumbangan darah. Darah dibagi menjadi dua macam, yaitu donor darah sukarela dan donor darah pengganti atau disebut dengan donor darah keluarga. Donor darah sukarela adalah seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan tanpa memandang perbedaan agama, kepercayaan, bangsa, golongan, warna kulit, ataupun jenis kelamin. Sedangkan donor darah pengganti /keluarga adalah seseorang yang meyumbangkan darahnya untuk mengganti darah yang telah dipakai oleh anggota keluarga atau kerabatnya. Tetapi donor darah pengganti/keluarga akan ditiadakan bila persediaan darah di PMI telah tercukupi.
Syarat-syarat menjadi donor darah
a. Berusia antara 17 sampai 60 tahun
b. Memiliki berat badan minimal 45 Kg
c. Mempunyai tekanan darah 100/60 sampai 180/100 mmhg. Dan kadar HB sekurang kurangnya 12 gram %
d. Tidak mempunyai penyakit kuning (Hepatitis), Penyakit paru-paru (TBC), HIV, AIDS dan penyakit-penyakit berat lainnya.
e. Tidak mempunyai luka atau infeksi
f. Tidak sedang menjalankan pengobatan suatu penyakit
g. Tidak sedang hamil, baru melahirkan atau menyusui
h. Dalam keadaan sehat menurut pemeriksaan dokter atau petugas
i. Tidak mempunyai perilaku sek menyimpang seperti lesbi atau homo.
Cara menyumbangkan darah
a. Pendaftaran
b. Pemeriksaan darah
c. Pelaksanaan pengambilan darah
d. Istirahat
e. Pemberian kartu
f. Menerima makanan
PENANGGULANGAN BENCANA
Karena faktor geografis, seismologi, geologis, dan demografis maka frekuensi bencana alam di Indonesia sangat tinggi. Disamping itu sehubungan dengan adanya perubahan situasi politik dan ekonomi kita, maka sejak awal tahun 1999 Indonesia menjadi sangat rawan terhadap bencana ulah manusia/konflik.
Sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi Palang Merah Indonesia. Kita dituntut untuk melakukan upaya-upaya memberikan pertolongan dan bantuan kepada yang membutuhkan diminta atau tidak diminta secara cepat dan tepat serta dengan memegang teguh prinsip-prinsip dasar gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
Untuk dapat melakukan kegiatan pemberian pertolongan dan bantuan secara cepat, baik, dan teratur dipandang perlu adanya suatu kesatuan sikap, pikiran, kata dan tindakan. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu standarisasi prosedur operasional penanggulangan bencana baik alam maupun konflik (ulah manusia) mulai dari tingkat Cabang, Daerah, dan Pusat.
Dasar dan Landasan
KEPPRES RI No. 25 tahun 1950
KEPPRES RI No. 246 tahun 1963
KEPPRES RI No. 106 tahun 1999
AD/ART Palang Merah Indonesia
Pedoman Penanggulangan Bencana PMI dan Handbook Of Disaster IFRC
PENGERTIAN POKOK
Bencana
Bencana adalah suatu peristiwa/kejadian yang disebabkan oleh ulah manusia dan alam, yang mengakibatkan penderitaan manusia dan mengganggu kegiatannya serta menimbulkan kerusakan terhadap:
a. Harta benda,
b. Alam,
c. Lingkungan,
d. Terhambatnya kegiatan pemerintah dan masyarakat.
Penanggulangan Bencana
Penanggulangan Bencana adalah upaya manusia dalam menghadapi bencana melalui pencegahan untuk memperkecil akibat bencana, kesiapsiagaan, tanggap pada bencana, usaha meringankan beban korban dan pemulihan keadaan umum serta perbaikan kembali.
Penanggulangan Korban Bencana
Penanggulangan Korban Bencana adalah upaya yang dilaksanakan dalam rangka meringankan penderitaan dan mengatasi kebutuhan sehari-hari manusia yang dilanda bencana berupa :
a. Pelindungan,
b. Sandang,
c. Pangan,
d. Papan,
e. Kebutuhan Kesehatan,
f. Penggolongan Korban.
Macam-macam Bencana
Bencana karena ulah manusia: kebakaran, kecelakaan, banjir, wabah penyakit, huru-hara, radiasi, kelaparan, dan pencemaran limbah industri atau polusi.
Bencana karena alam : gunung meletus, gempa bumi, angin topan/angin ribut, banjir lahar, kekeringan, banjir, tanah longsor, tsunami, dan hama tanaman.
Prinsip Bantuan PMI
I. Emergancy/Darurat
Sebagai halnya peranan Perhimpunan Gerakan Palang Merah di Negara-negara lain, bantuan penanggulangan yang diberikan kepada korban bencana adalah bersifat darurat dan sebagai tambahan, dalam rangka membantu pemerintah meringankan penderitaan korban bencana (Auxilliary to the government).
II. Langsung
Bantuan PMI kepada korban bencana harus diberikan langsung oleh tenaga PMI, tanpa perantara, sehingga dapat langsung dirasakan oleh para korban.
III. Beridentitas Palang Merah
Untuk memudahkan pengenalan, pengendalian, pengawasan, dan untuk meningkatkan citra PMI, serta kepercayaan donatur, petugas PMI dalam penanggulangan korban bencana harus memakai tanda Palang Merah.
Hal ini juga dilakukan pada tempat, sarana, dan fasilitas yang digunakan oleh PMI di lapangan.
IV. Bentuk Bantuan
Bantuan PMI kepada korban bencana adalah dalam bentuk Material (pangan atau non pangan, jasa pendampingan, konseling, dan advokasi).
V. Tata Laksana
Di dalam melaksanakan tugas memberikan pertolongan dan bantuan kepada korban akibat bencana alam atau terjadinya konflik, dilakukan oleh tenaga KSR (Korps Sukarela) dan TSR (Tenaga Sukarela) yang sudah terlatih dibawah komando PMI Cabang.
1. Setiap orang yang luka siapapun dia dan meskipun dia ikut serta dalam peristiwa kekerasan tersebut, dia mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pertolongan pertama Palang Merah. Petugas harus menggunakan seragam Palang Merah dan harus mempunyai akseskepada semua pihak karena petugas tersebut bersifat netral dan tidak memihak. Tugasnya hanya membantu semua korban tanpa perbedaan.
2. Apabila akibat terjadinya bencana alam atau konflik tersebut menimbulkan pengungsian penduduk yang memerlukan penanganan bersama, maka PMI Cabang harus meminta bantuan penanganan kepada PMI Daerah bahkan sampai ke tingkat Pusat.
3. Untuk mempersiapkan tim PMI yang tangguh, menjaga kemungkinan terjadinya bencana baik bencana alam maupun bencana konflik di bebrapa daerah yang rawan harus dibentuk Tim Khusus yang disebut SATGANA (Satuan Siaga Penanggulangan Bencana). Anggotanya terdiri dari KSR dan TSR yang benar-benar sudah terlatih dengan pengetahuan khusus. KSR yang masuk kedalam Tim SATGANA dapat berasal dari KSR Unit Perguruan Tinggi atau KSR Unit PMI Cabang, yang terpenting dapat melaksanakan tugas setiap diperlukan.
4. Apabila penanganan korban/pengungsi tersebut sangat kompleks dan tidak mungkin ditangani oleh PMI sendiri,maka PMI meminta bantuan dukungan dari Palang Merah Internasional dalam penanganan bencana alam permohonan bantuan ditujukan kepada IFRC (Internasional Federation of Red Cross and Red Cressent). Dalam penanganan bencana konflik permohonan bantuan ditujukan kepada ICRC ( International Committe Of The Red Cross).
5. Apabila diperlukan PMI Pusat dan Daerah bekerja sama dengan ICRC atau IFRC dapat membentuk sebuah Tim Khusus yang bertugas dalam kurun waktu tertentu hingga unsur PMI setempat mampu mengambil alih tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Tim Khusus tersebut.
Anggota Tim Khusus dapat direkrut dari unsur-unsur Pengurus PMI, Staf Senior (Pusat, Daerah maupun Cabang). KSR terlatih dari lintas daerah dan KSR PMI Cabang setempat.
Tugas pokok PMI dalam bencana
Dalam rangka meringankan penderitaan Korban Bencana, maka tugas pokok PMI ialah memberikan pertolongan pertama dalam bentuk perlindungan, bantuan dan upaya kesehatan/kesejahteraan. Sasarannya adalah manusia yang menjadi korban/penderita dan anggota keluarganya yang langsung terkena bencana.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut di atas, PMI mengembangkan fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Pertolongan,
b. Pengungsian,
c. Penampungan Darurat,
d. Bantuan Pangan,
e. Bantuan Sandang,
f. Bantuan Kesehatan,
g. Bantuan Sosial.
KEGIATAN PMI DALAM SIKLUS BENCANA
Darurat Bencana
Intitusi PMI Cabang:
a. Konsolidasi sumber-sumber daya
b. Pembentukan Posko Penanggulangan Bencana/Crisis Center dan komunikasi internal maupun eksternal PMI.
c. Pengerahan Tim SATGANA untuk bantuan serba guna dalam satuan-satuan kerja pengungsian, Dapur Umum, Pertolongan Pertama, Distribusi material relief, logistik, TMS (Tracing and Mailing Service), informasi, komunikasi, dan administrasi.
d. Memelihara koordinasi dengan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana.
e. Laporan periodik ke PMI Daerah dan Pusat.
f. Diseminasi dan sosialisasi Upaya PB PMI.
g. Menyusun rencana kerja tindak lanjut untuk tahap bencana.
Institusi PMI Daerah :
a. Menggalang bantuan bencana dari PMI Cabang di wilayah kerjanya.
b. Pengendalian dan pengawasan upaya PB yang dilaksanakan oleh PMI Cabang.
c. Mengkoordinasikan informasi mengenai upaya PB kepada PMI Cabang lainnya.
d. Monitoring kegiatan diseminasi.
e. Laporan periodik ke PMI Pusat.
Institusi PMI Pusat :
a. Memberikan petunjuk teknis dan menyediakan bantuan teknis operasional PB.
b. Memberikan petunjuk teknis tentang diseminasi dan sosialisasi upaya PB PMI.
c. Koordinasi dengan Bakornas PB.
d. Mengupayakan bantuan dari sumber-sumber dalam dan luar negeri.
e. Mengorganisir tim bantuan apabila situasi memerlukannya.
Pasca Bencana
Institusi PMI Cabang:
a. Reorganisasi sumber-sumber daya.
b. Evaluasi kegiatan PB selama periode operasi tanggap darurat dan penentuan kebijaksanaan atas rencana kegiatan pasca bencana.
c. Pertanggungjawaban kepada publik, tentang penerimaan sumbangan dan bantuan bencana yang diterima dari sumber-sumber lokal, proses distribusinya, cakupannya dll.
d. Komitmen untuk tetap melaporkan perkembangan situasi hingga 3 bulan berikutnya.
Institusi PMI Daerah :
a. Mengadakan evaluasi upaya PB tingkat daerah.
b. Publikasi kegiatan PB yang telah dilakukan oleh PMI Cabang di wilayah kerjanya.
c. Merekomendasikan tindak lanjut upaya PB yang diusulkan oleh PMI Cabang.
Institusi PMI Pusat :
a. Evaluasi kegiatan operasional PB
b. Memberikan petunjuk teknis mengenai tindak lanjut kegiatan pasca bencana.
c. Mengupayakan bantuan program untuk kegiatan tindak lanjut yang dilaksanakan oleh PMI Cabang.
d. Pertanggung jawaban kepada publik, tentang penerimaan sumbangan dan bantuan bencana, proses distribusi, cakupannya dll.
III. TRACING AND MAILING SERVICE (TMS)
Definisi
Tracing and mailing service disingkat TMS
Tracing : Berasal dari kata “to trace” artinya mencari atau mengikuti jejak
Mailing : Berasal dari kata “to mail” artinya memposkan
Service : Berasal dari kata “to serve” artinya melayani
Jadi TMS artinya pelayanan pencarian korban yang hilang dan penyampaian berita keluarga.
Tujuan TMS : membantu meringankan penderitaan hati/batin/tekanan mental yang diakibatkan perpisahan dan ketidakpastian nasib anggota keluarga atau orang-orang yang dikasihi dengan cara mencari kabar tentang anggota keluarga yang hilang atau terpisah.
Tugas TMS:
1. Mendata,memproses dan menyampaikan semua informasi/keterangan yang diperlukan untuk identifikasi orang-orang yang perlu dibantu PMI.
2. Menyampaikan berita keluarga antar anggota keluarga yang terpisah bila sarana komunikasi normal terganggu
3. Mencari keluarga yang hilang
4. Mempersatukan kembali anggota yang terpisah, melaksanakan pemindahan dan pemulangan kembali orang ke tanah airnya.
5. Berusaha mendapatkan surat resmi yang mungkin berguna untuk memeproleh pensiunan dan atau biaya pengobatan dan lain-lain
Sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi Palang Merah Indonesia. Kita dituntut untuk melakukan upaya-upaya memberikan pertolongan dan bantuan kepada yang membutuhkan diminta atau tidak diminta secara cepat dan tepat serta dengan memegang teguh prinsip-prinsip dasar gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
Untuk dapat melakukan kegiatan pemberian pertolongan dan bantuan secara cepat, baik, dan teratur dipandang perlu adanya suatu kesatuan sikap, pikiran, kata dan tindakan. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu standarisasi prosedur operasional penanggulangan bencana baik alam maupun konflik (ulah manusia) mulai dari tingkat Cabang, Daerah, dan Pusat.
Dasar dan Landasan
KEPPRES RI No. 25 tahun 1950
KEPPRES RI No. 246 tahun 1963
KEPPRES RI No. 106 tahun 1999
AD/ART Palang Merah Indonesia
Pedoman Penanggulangan Bencana PMI dan Handbook Of Disaster IFRC
PENGERTIAN POKOK
Bencana
Bencana adalah suatu peristiwa/kejadian yang disebabkan oleh ulah manusia dan alam, yang mengakibatkan penderitaan manusia dan mengganggu kegiatannya serta menimbulkan kerusakan terhadap:
a. Harta benda,
b. Alam,
c. Lingkungan,
d. Terhambatnya kegiatan pemerintah dan masyarakat.
Penanggulangan Bencana
Penanggulangan Bencana adalah upaya manusia dalam menghadapi bencana melalui pencegahan untuk memperkecil akibat bencana, kesiapsiagaan, tanggap pada bencana, usaha meringankan beban korban dan pemulihan keadaan umum serta perbaikan kembali.
Penanggulangan Korban Bencana
Penanggulangan Korban Bencana adalah upaya yang dilaksanakan dalam rangka meringankan penderitaan dan mengatasi kebutuhan sehari-hari manusia yang dilanda bencana berupa :
a. Pelindungan,
b. Sandang,
c. Pangan,
d. Papan,
e. Kebutuhan Kesehatan,
f. Penggolongan Korban.
Macam-macam Bencana
Bencana karena ulah manusia: kebakaran, kecelakaan, banjir, wabah penyakit, huru-hara, radiasi, kelaparan, dan pencemaran limbah industri atau polusi.
Bencana karena alam : gunung meletus, gempa bumi, angin topan/angin ribut, banjir lahar, kekeringan, banjir, tanah longsor, tsunami, dan hama tanaman.
Prinsip Bantuan PMI
I. Emergancy/Darurat
Sebagai halnya peranan Perhimpunan Gerakan Palang Merah di Negara-negara lain, bantuan penanggulangan yang diberikan kepada korban bencana adalah bersifat darurat dan sebagai tambahan, dalam rangka membantu pemerintah meringankan penderitaan korban bencana (Auxilliary to the government).
II. Langsung
Bantuan PMI kepada korban bencana harus diberikan langsung oleh tenaga PMI, tanpa perantara, sehingga dapat langsung dirasakan oleh para korban.
III. Beridentitas Palang Merah
Untuk memudahkan pengenalan, pengendalian, pengawasan, dan untuk meningkatkan citra PMI, serta kepercayaan donatur, petugas PMI dalam penanggulangan korban bencana harus memakai tanda Palang Merah.
Hal ini juga dilakukan pada tempat, sarana, dan fasilitas yang digunakan oleh PMI di lapangan.
IV. Bentuk Bantuan
Bantuan PMI kepada korban bencana adalah dalam bentuk Material (pangan atau non pangan, jasa pendampingan, konseling, dan advokasi).
V. Tata Laksana
Di dalam melaksanakan tugas memberikan pertolongan dan bantuan kepada korban akibat bencana alam atau terjadinya konflik, dilakukan oleh tenaga KSR (Korps Sukarela) dan TSR (Tenaga Sukarela) yang sudah terlatih dibawah komando PMI Cabang.
1. Setiap orang yang luka siapapun dia dan meskipun dia ikut serta dalam peristiwa kekerasan tersebut, dia mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pertolongan pertama Palang Merah. Petugas harus menggunakan seragam Palang Merah dan harus mempunyai akseskepada semua pihak karena petugas tersebut bersifat netral dan tidak memihak. Tugasnya hanya membantu semua korban tanpa perbedaan.
2. Apabila akibat terjadinya bencana alam atau konflik tersebut menimbulkan pengungsian penduduk yang memerlukan penanganan bersama, maka PMI Cabang harus meminta bantuan penanganan kepada PMI Daerah bahkan sampai ke tingkat Pusat.
3. Untuk mempersiapkan tim PMI yang tangguh, menjaga kemungkinan terjadinya bencana baik bencana alam maupun bencana konflik di bebrapa daerah yang rawan harus dibentuk Tim Khusus yang disebut SATGANA (Satuan Siaga Penanggulangan Bencana). Anggotanya terdiri dari KSR dan TSR yang benar-benar sudah terlatih dengan pengetahuan khusus. KSR yang masuk kedalam Tim SATGANA dapat berasal dari KSR Unit Perguruan Tinggi atau KSR Unit PMI Cabang, yang terpenting dapat melaksanakan tugas setiap diperlukan.
4. Apabila penanganan korban/pengungsi tersebut sangat kompleks dan tidak mungkin ditangani oleh PMI sendiri,maka PMI meminta bantuan dukungan dari Palang Merah Internasional dalam penanganan bencana alam permohonan bantuan ditujukan kepada IFRC (Internasional Federation of Red Cross and Red Cressent). Dalam penanganan bencana konflik permohonan bantuan ditujukan kepada ICRC ( International Committe Of The Red Cross).
5. Apabila diperlukan PMI Pusat dan Daerah bekerja sama dengan ICRC atau IFRC dapat membentuk sebuah Tim Khusus yang bertugas dalam kurun waktu tertentu hingga unsur PMI setempat mampu mengambil alih tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Tim Khusus tersebut.
Anggota Tim Khusus dapat direkrut dari unsur-unsur Pengurus PMI, Staf Senior (Pusat, Daerah maupun Cabang). KSR terlatih dari lintas daerah dan KSR PMI Cabang setempat.
Tugas pokok PMI dalam bencana
Dalam rangka meringankan penderitaan Korban Bencana, maka tugas pokok PMI ialah memberikan pertolongan pertama dalam bentuk perlindungan, bantuan dan upaya kesehatan/kesejahteraan. Sasarannya adalah manusia yang menjadi korban/penderita dan anggota keluarganya yang langsung terkena bencana.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut di atas, PMI mengembangkan fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Pertolongan,
b. Pengungsian,
c. Penampungan Darurat,
d. Bantuan Pangan,
e. Bantuan Sandang,
f. Bantuan Kesehatan,
g. Bantuan Sosial.
KEGIATAN PMI DALAM SIKLUS BENCANA
Darurat Bencana
Intitusi PMI Cabang:
a. Konsolidasi sumber-sumber daya
b. Pembentukan Posko Penanggulangan Bencana/Crisis Center dan komunikasi internal maupun eksternal PMI.
c. Pengerahan Tim SATGANA untuk bantuan serba guna dalam satuan-satuan kerja pengungsian, Dapur Umum, Pertolongan Pertama, Distribusi material relief, logistik, TMS (Tracing and Mailing Service), informasi, komunikasi, dan administrasi.
d. Memelihara koordinasi dengan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana.
e. Laporan periodik ke PMI Daerah dan Pusat.
f. Diseminasi dan sosialisasi Upaya PB PMI.
g. Menyusun rencana kerja tindak lanjut untuk tahap bencana.
Institusi PMI Daerah :
a. Menggalang bantuan bencana dari PMI Cabang di wilayah kerjanya.
b. Pengendalian dan pengawasan upaya PB yang dilaksanakan oleh PMI Cabang.
c. Mengkoordinasikan informasi mengenai upaya PB kepada PMI Cabang lainnya.
d. Monitoring kegiatan diseminasi.
e. Laporan periodik ke PMI Pusat.
Institusi PMI Pusat :
a. Memberikan petunjuk teknis dan menyediakan bantuan teknis operasional PB.
b. Memberikan petunjuk teknis tentang diseminasi dan sosialisasi upaya PB PMI.
c. Koordinasi dengan Bakornas PB.
d. Mengupayakan bantuan dari sumber-sumber dalam dan luar negeri.
e. Mengorganisir tim bantuan apabila situasi memerlukannya.
Pasca Bencana
Institusi PMI Cabang:
a. Reorganisasi sumber-sumber daya.
b. Evaluasi kegiatan PB selama periode operasi tanggap darurat dan penentuan kebijaksanaan atas rencana kegiatan pasca bencana.
c. Pertanggungjawaban kepada publik, tentang penerimaan sumbangan dan bantuan bencana yang diterima dari sumber-sumber lokal, proses distribusinya, cakupannya dll.
d. Komitmen untuk tetap melaporkan perkembangan situasi hingga 3 bulan berikutnya.
Institusi PMI Daerah :
a. Mengadakan evaluasi upaya PB tingkat daerah.
b. Publikasi kegiatan PB yang telah dilakukan oleh PMI Cabang di wilayah kerjanya.
c. Merekomendasikan tindak lanjut upaya PB yang diusulkan oleh PMI Cabang.
Institusi PMI Pusat :
a. Evaluasi kegiatan operasional PB
b. Memberikan petunjuk teknis mengenai tindak lanjut kegiatan pasca bencana.
c. Mengupayakan bantuan program untuk kegiatan tindak lanjut yang dilaksanakan oleh PMI Cabang.
d. Pertanggung jawaban kepada publik, tentang penerimaan sumbangan dan bantuan bencana, proses distribusi, cakupannya dll.
III. TRACING AND MAILING SERVICE (TMS)
Definisi
Tracing and mailing service disingkat TMS
Tracing : Berasal dari kata “to trace” artinya mencari atau mengikuti jejak
Mailing : Berasal dari kata “to mail” artinya memposkan
Service : Berasal dari kata “to serve” artinya melayani
Jadi TMS artinya pelayanan pencarian korban yang hilang dan penyampaian berita keluarga.
Tujuan TMS : membantu meringankan penderitaan hati/batin/tekanan mental yang diakibatkan perpisahan dan ketidakpastian nasib anggota keluarga atau orang-orang yang dikasihi dengan cara mencari kabar tentang anggota keluarga yang hilang atau terpisah.
Tugas TMS:
1. Mendata,memproses dan menyampaikan semua informasi/keterangan yang diperlukan untuk identifikasi orang-orang yang perlu dibantu PMI.
2. Menyampaikan berita keluarga antar anggota keluarga yang terpisah bila sarana komunikasi normal terganggu
3. Mencari keluarga yang hilang
4. Mempersatukan kembali anggota yang terpisah, melaksanakan pemindahan dan pemulangan kembali orang ke tanah airnya.
5. Berusaha mendapatkan surat resmi yang mungkin berguna untuk memeproleh pensiunan dan atau biaya pengobatan dan lain-lain
PERTOLONGAN PERTAMA
1.1. Pengertian Pertolongan Pertama
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan pertolongan medis dasar. Medis dasar adalah tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh pelaku pertolongan pertama.
Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
1.2. Tujuan Pertolongan Pertama
b. Menyelamatkan Jiwa penderita
c. Mencegah cacat
d. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
1.3. Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama
a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya
b. Dapat menjangkau penderita
c. Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa
d. Meminta bantuan atau rujukan
e. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban
f. Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya
g. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita
h. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat
i. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi
1.4. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama
a. Jujur dan bertanggung jawab
b. Berlaku profesional
c. Kematangan Emosi
d. Kemampuan bersosialisasi
e. Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi
f. Kondisi fisik baik
g. Mempunyai rasa bangga
1.5. Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama
Alat Pelindung Diri :
a. Sarung Tangan Lateks
b. Kacamata Pelindung
c. Baju Pelindung
d. Masker Penolong
e. Masker resusitasi
f. Helm
Peralatan pertolongan pertama:
a. Penutup luka : Kasa Steril dan Bantalan Kasa
b. Pembalut : Gulung, segitiga, tabung dan rekat
c. Cairan Antiseptik
d. Cairan Pencuci mata
e. Peralatan stabilisasi : Bidai, papan spinal panjang dan pendek
f. Gunting pembalut
g. Pinset
h. Senter
i. Kapas
j. Selimut
k. Kartu penderita
l. Alat tulis
m. Oksigen
n. Tensimeter dan stetoskop
o. Tandu
ANATOMI DAN FAAL DASAR
2.1. Pengertian
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh atau juga dikenal dengan ilmu urai. Fisiologi atau faal tubuh adalah ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh.
2.2. Bagian Tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar, tubuh manusia dibagi menjadi:
1. Kepala
Terdiri dari : Tengkorak, wajah dan rahang bawah
2. Leher
3. Batang tubuh
Terdiri dari : Dada, perut, punggung dan panggul
4. Anggota gerak atas
Terdiri dari: Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan
5. Anggota gerak bawah
Terdiri dari : Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki dan kaki
2.3. Rongga Tubuh
Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat didalam tubuh, yaitu:
1. Rongga Tengkorak
2. Rongga Tulang Belakang
3. Rongga dada
4. Rongga perut
5. Rongga panggul
2.4. Tubuh Manusia
Tubuh manusia terbentuk dari unit hidup yang terkecil sampai menjadi bentuk kompleks. Sel adalah bagian terkecil dari mahluk hidup. Kumpulan dari sel-sel yang menyatu dengan bentuk, besar dan fungsi yang sama disebut sebagai Jaringan. Organ adalah kumpulan bermacam jaringan yang bersatu dengan fungsi tertentu. Sistem tubuh adalah susunan dari organ-oragan yang mempunyai fungsi tertentu.
Beberapa sistem pada tubuh manusia:
1. Sistem rangka atau kerangka/skeleton
2. Sistem otot/muskularis
3. Sistem pernapasan/respirasi
4. Sistem peredaran darah/sirkulasi
5. Sistem saraf/nervus
6. Sistem pencernaan/digestif
7. Sistem kelenjar buntu/endokrin
8. Sistem kemih/urinarius
9. Kulit
10. Panca indera
11. Sistem reproduksi
2.5. Sistem Rangka
Pembagian sistem rangka:
1. Tulang Kepala
2. Rangka dada
3. Tulang belakang dan panggul
4. Tulang anggota gerak atas
5. Tulang anggota gerak bawah
Susunan Kerangka:
1. Tengkorak otak
2. Tengkorak Wajah
a. Bagian hidung
b. Bagian rahang
c. Tulang lidah
3. Tulang belakang
a. Tulang leher
b. Tulang punggung
c. Tulang pinggang
d. Tulang kelangkang
e. Tulang tungging
4. Rangka dada
a. Tulang dada
b. Tulang Iga
5. Tulang Panggul
a. Tulang usus
b. Tulang kemaluan
c. Tulang duduk
6. Anggota gerak atas
a. Tulang selangka
b. Tulang belikat
c. Tulang lengan
d. Tulang Hasta
e. Tulang pengumpil
f. Tulang pergelangan tangan
g. Tulang Telapak tangan
h. Tulang jari tangan
7. Anggota Gerak bawah
a. Tulang paha
b. Tulang tempurung lutut
c. Tulang kering
d. Tulang pergelangan kaki
e. Tulang telapak kaki
f. Tulang jari kaki
Fungsi kerangka :
1. Menopang bagian tubuh
2. Melindungi organ tubuh
3. Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh
4. Memberi bentuk bangunan tubuh
2.6. SistemOtot
Merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Tubuh manusia terdiri dari sekitar 600 otot yang dapat digolongkan menjadi:
1. Otot rangka
2. Otot polos
3. Otot jantung
Susunan otot rangka tubuh :
1. Otot-otot kepala
2. Otot-otot bagian leher
3. Otot-otot bahu
4. Otot-otot dada
5. Otot-otot perut
6. Otot-otot punggung
7. Otot-otot pangkal lengan atas
8. Otot-otot lengan bawah
9. Otot-otot sekitar panggul
10. Otot-otot tungkai atas
11. Otot-otot tungkai bawah
2.7. Sistem Pernapasan
Semua yang berhubungan dengan proses pernapasan dikelompokkan kedalam sistem pernapasan. Proses pernapasan sebenarnya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu pernapasan dalam dan pernapasan luar. Pernapasan dalam adalah pertukaran gas yang terjadi di dalam jaringan sedangkan pernapasan luar adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida didalam paru-paru.
Susunan:
1. Saluran napas atas
a. Mulut dan hidung
b. Tekak (Farings)
2. Saluran napas bawah
a. Pangkal tenggorok (Larings)
b. Batang tenggorok (Trakea)
c. Cabang tenggorok (Bronkus)
3. Paru-paru
4. Otot-otot pernapasan
a. Sekat rongga dada
b. Otot dinding dada
c. Otot Bantu napas
5. Alveoli (kantong-kantong udara dalam paru-paru tempat terjadinya pertukaran udara)
6. Otak, sebagai pusat pengaturan pernapasan.
Fungsi :
1. Mengambil oksigen atau O2 untuk diedarkan ke seluruh tubuh sebagai zat pembakar
2. Mengeluarkan karbondioksida/CO2 sebagai sisa pembakaran dan akan dibuang melalui paru-paru.
3. Menghangatkan dan melembabkan udara (hidung)
Proses pernapasan :
1. Menarik napas (inspirasi atau inhalasi)
2. Menghembuskan napas (ekspirasi atau ekshalasi)
Manusia memerlukan oksigen untuk memeprtahankan kehidupannya dan apabila dalam 4-6 menit tidak mendapatkan oksigen akan menimbulkan kerusakan pada otak dan biasanya menyebabkan kematian sel otak setelah 8-10 menit.
2.8. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah terdiri dari:
1. Jantung adalah organ berupa otot dan berbentuk kerucut dengan puncaknya dibawah dan dasarnya diatas.
2. Pembuluh darah:
a. Pembuluh darah nadi (Arteri)
b. Pembuluh darah balik (Vena)
c. Pembuluh darah rambut (Kapiler), mempunyai fungsi sebagai:
Alat penghunbung arteri dan vena
Tempat pertukaran zat antara daran dan cairan jaringan
Mengambil hasil kelenjar
Menyerap zat nutrisi di usus
Menyaring darah di ginjal
3. Darah, berfungsi sebagai:
a. Alat pengangkut:
Mengangkut oksigen dan zat pembakar dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh
Mengangkut CO2 dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru
Mengambil zat nutrisi atau makanab dari usus halus keseluruh jaringan tubuh
Mengangkat zat tidak berguna untuk dikeluarkan dari tubuh melalui kulit dan ginjal
b. Pertahanan tubuhn terhadap penyakit dan racun
c. Mengedarkan panas keseluruh tubuh
d. Membantu membekukan darah jika terjadi luka
Komposisi darah:
1. Air 9 %
2. Protein 3%
3. Mineral 0,9%
4. Bahan organic 0,1%
Jumlah darah dalam tubuh berkisar 1/13 kali berat badan atau sekitar 8%.
Darah terdiri dari:
a. Cairan plasma dimana terlarut Zat gizi, zat sampah,dan zat kebal
b. Sel darah merah ( 5 juta /mm³) yang bertugas menghantar oksigen ke seluruh tubuh
c. Sel darah putih (5000 –10.000/mm³) yang bertugas melawan penyakit
d. Keping darah (200.000-400.000/mm³) yang bertugas menyebabkan pembekuan darah apabila terjadi luka
4. Saluran limfe
2.9. Sistem Saraf
Merupakan organ yang berfungsi untuk melakukan koordinasi dan kerjasama dengan bagian tubuh. Sistem saraf mengendalikan seluruh aktivitas tubuhu baik yang diinginkan maupun yang di bawah sadar.
Pembagian sistem saraf:
1. Susunan saraf pusat
a. Otak : Otak besar,otak kecil dan batang otak
b. Bumbung saraf tulang belakang
2. Susunan saraf tepi
a. Susunan saraf somatik
b. Susunan saraf otonom: saraf simpatis dan saraf para simpatis
Fungsi saraf:
a. Sensorik (menerima rangsang) dilakukan oleh organ pancaindera
b. Motorik:
Mengatur tubuh bergerak
Integrasi atau gabungan
Mengendalikan sistem lain tubuh
Mengatur kesadaran, ingatan, bahasa dan emosi
2.10 Sistem Pencernaan
Adalah saluran yang menerima makanan dari luar untuk diserap oleh tubuh dengan jalan dicerna (proses telan, kunyah dan mencampur) dengan bantuan enzim dan zat cair mulai dari mulut sampai anus.
Susunan:
1. Mulut
2. Tekak
3. Kerongkongan
4. Lambung
5. Usus halus: Usus 12 Jari, Jejunum dan Ileum
6. Usus besar: Seikum, kolon asendens, usus buntu, kolon ttranversum, kolon desendens, kolon sigmoid, poros usus, dan anus
Organ getah pencernaan:
a. Kelenjar ludah
b. Kelanjar getah lambung
c. Kelenjar hati
d. Kelenjar pancreas
e. Kelenjar getah usus
2.11 Sistem Endokrin
Kelenjar buntu atau kelenjar endokrin adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya (prodiknya) ke dalam darah dalam jaringan kelenjar tanpa malalui saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Organ-organ endokrin:
1. Kelenjar hipofise
2. Kelenjar tiroid dan para tiroid
3. Kelenjar suprarenal
4. Kelenjar tinus
5. Kelenjar pinealis
6. Kelenjar kelamin
Fungsi:
1. Menghasilkan hormon untuk jaringan tubuh
2. Mengendalikan kerja kelenjar tubuh
3. Merangsang kerja kelenjar tubuh
4. Mengatur metabolisme, oksidasi dan meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus
5. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan air
2.12 Sistem Kemih
Merupakan proses penyaringan darah untuk menyerap zat yang digunakan tubuh dan membebaskan dari zat tidak digunakan tubuh.
Susunan:
1. Ginjal
2. Ureter
3. Kandung kemih
4. Uretra
2.13 Kulit
Lapisan jaringan pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, dan yang berhubunhan dengan selaput lendir yang melapisi organ-organ lubang masuk.
Susunan:
1. Lapisan kulit ari
2. Lapisan kulit jangat
3. Lapisan kulit bawah
Fungsi:
1. Mencegah cedera mekanik,kimia dan termal
2. Perlindungan terhadap mikro organisme
3. Mempertahankan suhu tubuh
4. Mengatur keseimbangan cairan
5. Alat rangsangan rasa dari luar
6. Alat indera: raba,tekana, suhu dan nyeri
2.14 Pancaindera
a. Indera Penglihatan (mata)
Susunan:
1. Alat Bantu mata (Rongga mata, alis mata, Kelopak mata, air mata, otot mata)
2. bola mata
b. Indera pendengaran (Telinga)
Susunan :
1. Telinga bagian luar
2. Telinga bagian tengah
3. Telinga bagian dalam
c. Indera penciuman (hidung)
Susunan : Saraf olfaktorius dan bulbus olfaktorius
d. Indera pengecap (Lidah)
Susunan : Pangkal lidah, Punggung lidah dan Ujung lidah.
2.15 Sistem Reproduksi
Organ reproduksi membentuk traktus genitalia yang berhubungan dengan traktus urinarius. Pada laki-laki kedua traktus ini berhubungan langsung sedangkan perempuan tidak menyati. Organ reproduksi sebagian besar terletak diluar rongga panggul, pada perempuan terletak pada rongga panggul.
Susunan pada laki-laki:
1.Kelenjar: Testis , Vesika seminalis, Prostat, Bulbouretralis
2.Kelenjar duktuli: Epididimis, Duktus seminalis, Uretra
3.Bangun penyambung: Skrotum,, Fenikulus spermatikus,penis
Susunan pada perempuan:
1. Alat genitalia luar: Tundun, Bibir besar, bibir kecil, klentit, serambi, selaput dara, kerampang.
2. Alat genitalia dalam: Liang kemaluan, rahim,ovarium.
PENILAIAN
Tindakan penilaian terbagi dalam beberapa langkah:
Penilaian Keadaan
Penilaian Dini
Pemeriksaan Fisik
Riwayat penderita
Pemeriksaan berkala atau lanjut
Pelaporan.
3.1. Penilaian Keadaan
Dalam melakukan penilaian keadaan ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu penolong: Bagaimana kondisi pada saat itu? Kemungkinan apa saja yang dapat terjadi? Dan Bagaimana mengatasinya?.
Secara umum tugas seorang penolong saat tiba di lokasi:
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitarnya
2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan: nama penolong, organisasi penolong, permintaan izin untuk menolong dari penderita atau orang disekitarnya.
3. Menentukan keadaan umum kejadian dan mulai melakukan penilaian dini bagi penderita.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan/ cedera yang mengancam nyawa
5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan
6. Minta bantuan bila dianggap perlu.
3.2. Penilaian Dini
Langkah langkah penilaian dini:
1. Kesan umum: kasus trauma atau kasus medis
2. Memeriksa Respon : Awas, Suara, Nyeri, Tidak Respon (ASNT)
3. Memastikan jalan napas terbuka dengan baik.
4. Menilai pernapasan: Lihat, Dengar dan Rasakan (LDR) selama 3-5 detik.
5. Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan: Penderita respon pada nadi radial dan penderita tidak respon pada nadi karotis
6. Hubungi bantuan
3.3. Pemeriksaan Fisik
Tindakan ini melibatkan panca indera kita berupa:
Penglihatan (Inspeksi)
Perabaan (Palpasi)
Pendengaran (Auskultasi)
Lakukan pemeriksaan secara berurutan. Lihat, bandingkan baru raba.
Pada penderita cedera harus dicari adanya: Perubahan bentuk, Luka terbuka, Nyeri tekan, Bengkak (PLNB)
Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan teliti:
1. Kepala (kulit kepala dan tulang tengkorak),Telinga dan hidung, Mata, Mulut
2. Leher
3. Dada
4. Perut
5. Punggung
6. Panggul
7. Anggota gerak bawah dan atas
Tanda vital
Parameter yang dikelompokkan dalam tanda vital adalah :
1. Denyut nadi normal:
Bayi : 120-150x/Menit
Anak : 80-150x/Menit
Dewasa : 60-90x/Menit
2. Frekunsi pernapasan normal:
Bayi :25-50x/Menit
Anak :15-30x/Menit
Dewasa :12-20x/Menit
3. Suhu tubuh normal:37°C
4. Tekanan Darah Normal: (dewasa)
Sistolik :110-140 mmHg
Diastolik:60-90 mmHg
5. Kulit:
Kondisi kulit: Lembab, Kering, Berkeringat
Warna Kulit: biru, Pucat, Merah, Kuning, dan Biru kehitaman.
3.4. Riwayat penderita
Untuk memudahkan dikenal dengan akronim K-O-M-P-A-K
K = Keluhan utama (gejala/tanda)
O = Obat-obatan yang diminum
M = Makanan atau minuman terakhir
P = Penyakit yang diderita
A = Alergi yang dialami
K = Kejadian
3.5. Pemeriksaan berkala
Secara umum pada pemeriksaan berkala harus dinilai kembali:
1. Keadaan respon
2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
4. Periksa kembali keadaan kulit
5. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa
6. Nilai kembali penatalaksaan penderita
7. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman
3.6. Pelaporan
Setelah selesai menangani penderita, apalagi bila penolong melakukannya dalam tugas maka semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan harus dilaporkan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya
Dalam laporan sebaiknya dicantumkan:
Umur dan jenis kelamin penderita
Keluhan utama
Tingkat respon
Keadaan jalan napas
Pernapasan
Sirkulasi
Pemeriksaan fisik yang penting
KOMPAK yang penting
Penatalaksaan
Perkembangan lainnya yang dianggap penting.
BANTUAN HIDUP DASAR DAN
RESUSITASI JANTUNG PARU
Khusus untuk bantuan hidup dasar penderita dibagi dalam 3 kelompok yaitu :
Bayi (0-1 tahun), Anak (1-8 tahun) dan dewasa (lebih dari 8 tahun)
1. MATI
Mati Klinis tidak ditemukan adanya pernapasan dan denyut nadi. Mati klinis dapar reversible. Penderita mempunyai kesempatan waktu selama 4-6 menit untuk melakukan resusitasi tanpa kerusakan otak.
Mati Biologis kematian sel dimulai terutam sel otak dan bersifat irreversible, biasa terjadi dalam waktu 8-10 menit dari henti jantung.
(Kecuali berada di suhu ekstrim dingin, pernah dilaporkan melakukan resusitasi selama 1 jam atau lebih dan berhasil)
Walau muncul agak lama, ada beberapa yang dapat menjadi pedoman sudah terjadinya kematian pada seseorang. Tanda-tanda ini dikenal sebagai tanda pasti mati, yaitu:
- Lebam Mayat, tanda ini terjadi akibat berkumpulnya darah yang sudah tidak beredar lagi di bagian tubuh yang paling rendah, sebagai akibat gaya tarik bumi. Keadaan ini terjadi 20-30 menit setelah kematian. Terlihat sebagai warna ungu dan kebiruan pada kulit.
- Kaku Mayat, Kaku pada tubuh dan anggota gerak setelah meninggal. Biasanya terjadi antara 1-2 jam kemudian.
- Pembusukan, Proses ini biasanya mulai timbul setelah 6-12 jam setelah kematian. Ditandai dengan bau yang tidak enak dan mayat mengalami pembengkakan.
- Tanda lainnya: cedera mematikan
Jika ditemukan tanda tersebut diatas tidak perlu diadakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP).
Penderita mengalami henti napas dan henti jantung mempunyai harapan hidup lebih baik jika semua langkah dalam rantai penyelamatan/rantai survival dilakukan bersamaan.
Rantai ini diperkenalkan oleh AHA (American Heart Association) yang mempunyai 4 macam rantai sebagai berikut:
1. Kecepatan dalam permintaan bantuan
2. Resusitasi Jantung Paru
3. Defibrilasi
4. Pertolongan Hidup Lanjut
2. BANTUAN HIDUP DASAR
A. Airway Control atau penguasaan jalan napas
B. Breathing Support atau bantuan pernapasan
C. Circulatory Support atau bantuan sirkulasi lebih dikenal dengan pijatan jantung luar dan menghentikan perdarahan besar.
A. Airway Control
Cara yang dikenal untuk membebaskan jalan napas:
1. Angkat dagu tekan dahi
2. Perasat pendorongan rahang bawah (Jaw Thrust Maneuver)
Membersihkan jalan Napas
1. Posisi Pemulihan
2. Sapuan Jari
Sumbatan Jalan Napas
a. Perasat Heilmich
• Hentakan perut pada penderita dewasa dan anak ada respon
• Hentakan perut pada penderita dewasa dan anak tidak ada respon
• Hentakan dada pada penderita dewasa yang kegemukan dan wanita hamil yang ada respon
• Hentakan dada pada penderita dewasa yang kegemukan dan wanita hamil yang tidak respon
B. Breathing support
Ada beberapa teknik yang dilakukan dalam memberikan bantuan pernapasan:
a. Menggunakan mulut penolong
• Mulut Ke Masker RJP
• Mulut Ke APD
• Mulut Kemulut/hidung
b. Menggunakan alat Bantu (Kantung masker berkatup)
Frekuensi pemberian napas buatan:
Dewasa : 10-12x pernapasan/menit
Anak (1 – 8 th) : 20x pernapasan/menit
Bayi (0 – 1 th) : lebih dari 20x pernapasan/menit
Bayi baru lahir : 40x pernapasan/menit
C. Cirlculatory Support
Penekanan dilakukan pada garis tengah tulang dada 2 jari diatas pertemuan lengkung iga kiri dan kanan. Kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita:
• Dewasa : 4-5 cm
• Anak dan balita : 3-4 cm
• Bayi : 1,5-2,5cm
3. RESUSITASI JANTUNG PARU
RJP harus dimulai sesegera mungkin. Tindakan ini merupakan gabungan dari 3 komponen A, B dan C.
Pelaksanaannya terlihat pada skema resusitasi.
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Pada orang dewasa dikenal 2 rasio yaitu 15:2 per siklus untuk 1 penolong, 5:1 per siklus untuk 2 penolong dan pada bayi hanya dikenal 1 rasio yaitu 5:1per siklus.
PERDARAHAN DAN SYOK
Perdarahan
Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa (trauma) atau penyakit. Perdarahan yang besar merupakan penyebab syok yang utama. Tubuh manusia memiliki jumlah darah tertentu dan bila sejumlah besar darah hilang maka perfusi akan gagal.
Perdarahan dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Perdarahan luar (terbuka)
2. Perdarahan dalam (tertutup)
1. PERDARAHAN LUAR
Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut.
Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan, perdarahan luar dibagi menjadi :
1. Perdarahan nadi (arteri) keluar menyembur sesuai dengan denyutan nadi dan berwarna merah terang karena masih kaya dengan oksigen.
2. Perdarahan balik (vena) keluar mengalir berwarna merah gelap
3. Perdarahan rambut (kapiler) keluar merembes perlahan warna bervariasi antara merah terang seperti darah arteri dan merah gelap seperti darah vena.
Perdarahan luar bisa dikendalikan dengan 4 cara sebagai berikut:
1. Tekanan Langsung
2. Elevasi (dilakukan bersamaan dengan tekanan langsung).
3. Titik tekan (a brakialis dan a femoralis)
4. Cara lain yang dapat membantu menghentikan perdarahan adalah sbb:
• Immobilisasi dengan atau tanpa pembidaian
• Torniket hanya sebagai alternatif terakhir
• Kompres dingin
2. PERDARAHAN DALAM
Beberapa tanda perdarahan dalam dapat dikenali, misalnya:
Cedera pada bagian luar tubuh, yang mungkin merupakan petunjuk bagian dalam juga mengalami cedera
Adanya memar disertai nyeri pada tubuh, pembengkakan terutama di atas alat tubuh yang penting
Nyeri, bengkak, perubahan bentuk pada alat gerak
Nyeri tekan atau kekakuan pada dinding perut, dinding perut membesar
Muntah darah
Buang air besar berdarah, baik darah segar maupun darah hitam seperti kopi
Luka tusuk khususnya pada batang tubuh
Darah atau cairan mengalir keluar dari hidung atau telinga
Batuk darah
Buang air kecil campur darah
Gejala dan tanda syok
Penatalaksanaan penderita dengan perdarahan dalam:
1. Baringkan penderita
2. Periksa dan pertahankan ABC
3. Berikan oksigen bila perlu
4. Periksa pernapasan dan nadi secara berkala
5. Rawat sebagai syok
6. Jangan memberikan makanan atau minuman
7. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat
3. SYOK
Syok terjadi akibat kegagalan salah satu atau beberapa komponen utama sirkulasi baik jantung, pembuluh darah, atau darah itu sendiri.
Penyebab syok:
1. Kegagalan jantung memompa darah
2. Kehilangan dalam jumlah besar
3. Pelebaran (dilatasi) pembuluh darah yang luas sehingga darah tidak dapat mengisinya dengan baik.
Tanda-tanda syok:
Nadi cepat dan lemah
Napas cepat dan dangkal
Kulit pucat, dingin dan lembab
Wajah pucat
Mata menunjukkan pada pandangan hampa dan manik mata melebar
Perubahan keadaan mental
Gejala Syok: Mual mungkin disertai muntah, haus, lemah, pusing dan tidak nyaman dan takut.
Penanganan Syok:
1. Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
2. Tidurkan telentang, tinggikan tungkai 20-30 cm jika tidak ada kecurigaan patah tulang tungkai dan tulang belakang.
3. Pakaian penderita longgarkan.
4. Cegah kehilangan panas tubuh dengan memberi selimut penutup.
5. Tenangkan penderita
6. Pastikan jalan napas dan pernapasan baik.
7. Kontrol perdarahan dan rawat cedera lain jika ada
8. Bila ada beri oksigen sesuai protocol
9. Jangan beri makan atau minum
10. Periksa tanda vital secara berkala
11. Rujuk ke fasilitas kesehatan
VI. CEDERA JARINGAN LUNAK
Cedera jaringan lunak dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan istilah luka. Luka adalah terputusnya keutuhan jaringan lunak baik diluar maupun didalam tubuh. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah perdarahan, kelumpuhan dan lainnya sesuai dengan luas dan jaringan lunak yang terkena.
Klasifikasi luka dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Luka terbuka
Cedera ini paling sering ditemukan pada kasus kecelakaan dan paling sering menimbulkan perdarahan.
Jenis luka terbuka:
Luka lecet
Luka Sayat/Iris
Luka Robek
Luka tusuk
Luka sobek atau Avulsi
Amputasi
2. Luka tertutup
Cedera ini terjadi pada jaringan lunak tanpa disertai kerusakan kulit, dengan kata lain kulit penderita masih utuh, tidak ada hubungan antara bagian dalam tubuh dengan udara luar.
Jenis luka tertutup:
Memar
Hematoma (penumpukan darah dan lebih luas dari memar)
Cedera remuk
PENUTUP LUKA DENGAN PEMBALUT
Penutup luka adalah bahan yang diletakan di atas luka. Penutup luka oklusif atau kedap adalah bahan kedap air dan udara, mencegah keluar masuknya udara dan menjaga kelembaban organ tubuh. Penutup luka tebal (Bantalan penutup luka) setumpuk bahan penutup luka setebal kurang lebih 2 –3 cm.
Fungsi penutup luka:
1. Membantu mengendalikan perdarahan
2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut
3. Mempercepat penyembuhan
4. Mengurangi nyeri
Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Fungsi pembalut:
1. Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan.
2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya
3. Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera.
Jenis pembalut : Pembalut pita, segitiga, tabung dan penekan.
CEDERA SISTEM OTOT RANGKA
Secara umum cedera otot rangka dapat berupa:
1. Patah tulang
2. Kepala sendi atau ujung tulang keluar dari sendi (cerai sendi atau dislokasi)
3. Otot atau sambungan ototnya teregang melebihi batas normal.
4. Robek atau putusnya jaringan ikat disekitar sendi.
PATAH TULANG
Patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang baik seluruhnya atau hanya sebagian saja.
Penyebab: Gaya langsung, Gaya tidak langsung dan gaya puntir.
Gejala dan tanda: Perubahan bentuk, nyeri kaku, terdengar suara berderik pada daerah patah, pembengkakan, memar, ujung tulang terlihat, sendi terkunci, gangguan peredaran darah dan persarafan.
Jenis: Patah tulang terbuka dan tertutup.
URAI / CERAI SENDI (DISLOKASI)
Adalah keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi atau keluarnya ujung tulang dari sendinya.
Penyebabnya: Karena sendi teregang melebihi batas normal, sehingga kedua ujung tulang menjadi terpisah, tidak pada tempatnya. Jaringan ikat sendi harus tertarik melebihi ambang gerakan normal dan mungkin sampai terobek.
Gejala dan tanda : Secara umum berupa gejala dan tanda patah tulang yang terbatas pada daerah sendi.
TERKILIR/KESELEO
Terkilir atau keseleo ada 2 macam yaitu:
a. Terkilir sendi/Sprain
Robeknya atau putusnya jaringan ikat sekitas sendi karena sendi teregang melebih batas normal.
Penyebab: Terpeleset, gerakan yang salah, sehingga menyebabkan sendi teregang melampaui gerakan normal.
Gejala dan tanda: Nyeri bengkak, bengkak, nyeri tekan dan warna kulit merah kebiruan.
b. Terkilir otot atau strain
Robeknya bagian otot pada bagian tendon atau ekor otot karena teregangmelebihi batas normal.
Penyebab: Umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba-tiba pada otot tertentu.
Gejala dan tanda: Nyeri yang tajam dan mendadak pada daerah otot tertentu, nyeri menyebar keluar disertai kejang dan kaku atau kaku otot, dan bengkak pada daerah cedera.
PEMBIDAIAN
Merupakan salah satu cara untuk merawat alat gerak yang menglami nyeri, bengkak dan perubahan bentuk adalah pembidaian. Dapat diartikan sebagai alat bantu untuk menghindari pergerakan (imobilisasi) melindungi dan menstabilkan bagian tubuh yang cedera.
Tujuan pembidaian:
1. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah
2. Mengurangi terjadinya cedera baru di sekitar bagian tulang yang patah
3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Mempercepat penyembuhan
6. Mengurangi perdarahan.
Macam-macam Bidai:
1. Bidai Keras
2. Bidai yang dapat dibentuk
3. Bidai traksi
4. Gendongan/belat atau bebat
5. Bidai improvisasi
LUKA BAKAR
Definisi : luka bakar adalah semua cedera yang terjadi akibat paparan terhadap suhu yang tinggi.
Penyebab luka bakar dapat dikelompokkan berdasarkan banyak cara.
PENGGOLONGAN LUKA BAKAR
Berdasarkan sumber panasnya:
• Termal (suhu > 60 C ) contohnya api, uap panas dan benda panas
• Kimia (asam/basa kuat) contohnya asam kuat, basa kuat atau soda api
• Listrik contohnya listrik rumah tangga atau kilat
• Radiasi contohnya sinar matahari dan bahan radio aktif
Berdasarkan kulit yang mengalami cedera:
1. Luka bakar derajat satu (permukaan). Hanya meliputi lapisan kulit yang paling atas (kulit ari atau epidermis)
2. Luka bakar derajat dua ( sedikit lebih dalam). Lapisan paling luar kulit yang rusak dan lapisan dibawahnya terganggu
3. Luka bakar derajat tiga. Lapisan yang terkena tidak terbatas bahkan sampai tulang dan organ dalam.
Derajat berat luka bakar ditentukan oleh dua faktor utama yaitu luasnya permukaan tubuh yang menglami luka bakar dan lokasinya.
Menghitung luas luka bakar: satu kali telapak tangan sama dengan 1 %.
1. Luka bakar ringan
• Tidak mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran napas.
• Luka bakar derajat tiga kurang dari 2% permukaan tubuh.
• Luka bakar derajat dua kurang dari 15% permukaan tubuh
• Luka bakar derajat satu kurang dari 50% permukaan tubuh
• Luka bakar derajat dua kurang dari 10% permukaan tubuh bayi/anak.
2. Luka bakar sedang
• Tidak mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran napas
• Luka bakar derajat tiga antara 2% - 10% permukaan tubuh
• Luka bakar derajat dua antara 15% - 30% permukaan tubuh
• Luka bakar derajat satu lebih dari 50% permukaan tubuh
• Luka bakar derajat dua 10% -20% permukaan tubuh bayi/anak.
3. Luka bakar berat
• Luka bakar derajat tiga pada wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran napas
• Luka bakar derajat tiga di atas 10% permukaan tubuh
• Luka bakar derajat dua lebih dari 30% permukaan tubuh
• Luka bakar yang disertai nyeri, bengkak dan perubahan bentuk alat gerak
• Luka bakar meliputi satu bagian tubuh seperti lengan, tungkai atau dada
• Semua luka derajat tiga yang lebih besar dari 20% bayi/anak.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam penghitungan derajat luka bakar:
1. Penyebab luka bakar
2. Daerah yang terkena
3. Faktor penyulit
PEMINDAHAN PENDERITA
Prinsip dasar memindahkan penderita adalah:
1. Jangan dilakukan jika tidak mutlak perlu
2. Lakukan sesuai dengan teknik yang baik dan benar
3. Kondisi fisik penolong harus baik dan terlatih
Cara-cara pemindahan penderita:
Dengan 1 penolong : Tarikan lengan, Tarikan bahu, tarikan baju, Tarikan selimut, dan menjulang.
Dengan 2 penolong : Memapah, menggunakan tandu, dll.
Dengan 3 penolong : Teknik angkat langsung
Dengan 4 penolong : menggunakan tandu.
Jenis-jenis peralatan pemindahan penderita:
a. Tandu beroda
b. Tandu lipat
c. Tandu skoop
d. Tandu kursi
e. Papan spinal
f. Tandu basket
g. Matras vakum
h. Macam-macam tandu darurat
X. PERTOLONGAN PADA KORBAN BANYAK
Salah satu kejadian yang menantang bagi penolong adalah pertolongan korban banyak. Korban dapat dinyatakan banyak bila berjumlah sekurang kurangnya tiga atau jumlah korban melebihi tim penolong yang tiba pertama kali di tempat kejadian.
Peran penolong pada situasi korban banyak pada menit-menit awal situasi koraban banyak bagi penolong yang tiba pertama kali di lokasi kejadian:
1. Mendirikan posko atau tempat berkumpul
2. Menilai keadaan
3. Meminta bantuan
4. Mulai Melakukan triage
Penilaian keadaan dalam menghadapi kasus banyak hal yang paling sulit begi penolong adalah keinginan untuk menolong dalam arti turun tangan menangani tuntas keadaan korban. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam penilaian keadaan:
• Keamanan tempat kejadian
• Jumlah penderita
• Perlu atau tidak tindakan ekstrikasi atau peralatan khusus
• Perkiraan jumlah ambulance yang diperlukan
• Faktor lain yang dapat mempengaruhi keadaan dan sarana
• Sektor yang diperlukan
• Tempat untuk staging seandainya diperlukan.
Triage dilakukan dengan cara memilih korban secara cepat dan menggolongkan kedalam satah satu dari empat kelompok yang ada:
Kelompok prioritas 1 prioritas tertinggi (merah) diberikan kepada korban dengan keadaan kritis seperti gangguan pernapasan, perdarahan yang belum terkendali atau besar, penurunan status mental atau respon.
Kelompok prioritas 2 (kuning) mereka yang memerlukan pertolongan dengan keadaan luka bakar tanpa gangguan saluran napas, nyeri hebat setempat atau nyeri pada lokasi alat gerak, termasuk bengkak,perubahan bentuk atau cedera punggung.
Kelompok prioritas 3 (hijau) prioritas terendah dengan kata lain dapat ditunda.Korban dapat berjalan, cedera ringan, dapat ditunda tanapa menjadi parah.
Kelompok prioritas 4 atau prioritas 0 meraka yang mengalami cederamematikan atau sudah meninggal.
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan pertolongan medis dasar. Medis dasar adalah tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh pelaku pertolongan pertama.
Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
1.2. Tujuan Pertolongan Pertama
b. Menyelamatkan Jiwa penderita
c. Mencegah cacat
d. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
1.3. Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama
a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya
b. Dapat menjangkau penderita
c. Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa
d. Meminta bantuan atau rujukan
e. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban
f. Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya
g. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita
h. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat
i. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi
1.4. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama
a. Jujur dan bertanggung jawab
b. Berlaku profesional
c. Kematangan Emosi
d. Kemampuan bersosialisasi
e. Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi
f. Kondisi fisik baik
g. Mempunyai rasa bangga
1.5. Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama
Alat Pelindung Diri :
a. Sarung Tangan Lateks
b. Kacamata Pelindung
c. Baju Pelindung
d. Masker Penolong
e. Masker resusitasi
f. Helm
Peralatan pertolongan pertama:
a. Penutup luka : Kasa Steril dan Bantalan Kasa
b. Pembalut : Gulung, segitiga, tabung dan rekat
c. Cairan Antiseptik
d. Cairan Pencuci mata
e. Peralatan stabilisasi : Bidai, papan spinal panjang dan pendek
f. Gunting pembalut
g. Pinset
h. Senter
i. Kapas
j. Selimut
k. Kartu penderita
l. Alat tulis
m. Oksigen
n. Tensimeter dan stetoskop
o. Tandu
ANATOMI DAN FAAL DASAR
2.1. Pengertian
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh atau juga dikenal dengan ilmu urai. Fisiologi atau faal tubuh adalah ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh.
2.2. Bagian Tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar, tubuh manusia dibagi menjadi:
1. Kepala
Terdiri dari : Tengkorak, wajah dan rahang bawah
2. Leher
3. Batang tubuh
Terdiri dari : Dada, perut, punggung dan panggul
4. Anggota gerak atas
Terdiri dari: Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan
5. Anggota gerak bawah
Terdiri dari : Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki dan kaki
2.3. Rongga Tubuh
Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat didalam tubuh, yaitu:
1. Rongga Tengkorak
2. Rongga Tulang Belakang
3. Rongga dada
4. Rongga perut
5. Rongga panggul
2.4. Tubuh Manusia
Tubuh manusia terbentuk dari unit hidup yang terkecil sampai menjadi bentuk kompleks. Sel adalah bagian terkecil dari mahluk hidup. Kumpulan dari sel-sel yang menyatu dengan bentuk, besar dan fungsi yang sama disebut sebagai Jaringan. Organ adalah kumpulan bermacam jaringan yang bersatu dengan fungsi tertentu. Sistem tubuh adalah susunan dari organ-oragan yang mempunyai fungsi tertentu.
Beberapa sistem pada tubuh manusia:
1. Sistem rangka atau kerangka/skeleton
2. Sistem otot/muskularis
3. Sistem pernapasan/respirasi
4. Sistem peredaran darah/sirkulasi
5. Sistem saraf/nervus
6. Sistem pencernaan/digestif
7. Sistem kelenjar buntu/endokrin
8. Sistem kemih/urinarius
9. Kulit
10. Panca indera
11. Sistem reproduksi
2.5. Sistem Rangka
Pembagian sistem rangka:
1. Tulang Kepala
2. Rangka dada
3. Tulang belakang dan panggul
4. Tulang anggota gerak atas
5. Tulang anggota gerak bawah
Susunan Kerangka:
1. Tengkorak otak
2. Tengkorak Wajah
a. Bagian hidung
b. Bagian rahang
c. Tulang lidah
3. Tulang belakang
a. Tulang leher
b. Tulang punggung
c. Tulang pinggang
d. Tulang kelangkang
e. Tulang tungging
4. Rangka dada
a. Tulang dada
b. Tulang Iga
5. Tulang Panggul
a. Tulang usus
b. Tulang kemaluan
c. Tulang duduk
6. Anggota gerak atas
a. Tulang selangka
b. Tulang belikat
c. Tulang lengan
d. Tulang Hasta
e. Tulang pengumpil
f. Tulang pergelangan tangan
g. Tulang Telapak tangan
h. Tulang jari tangan
7. Anggota Gerak bawah
a. Tulang paha
b. Tulang tempurung lutut
c. Tulang kering
d. Tulang pergelangan kaki
e. Tulang telapak kaki
f. Tulang jari kaki
Fungsi kerangka :
1. Menopang bagian tubuh
2. Melindungi organ tubuh
3. Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh
4. Memberi bentuk bangunan tubuh
2.6. SistemOtot
Merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Tubuh manusia terdiri dari sekitar 600 otot yang dapat digolongkan menjadi:
1. Otot rangka
2. Otot polos
3. Otot jantung
Susunan otot rangka tubuh :
1. Otot-otot kepala
2. Otot-otot bagian leher
3. Otot-otot bahu
4. Otot-otot dada
5. Otot-otot perut
6. Otot-otot punggung
7. Otot-otot pangkal lengan atas
8. Otot-otot lengan bawah
9. Otot-otot sekitar panggul
10. Otot-otot tungkai atas
11. Otot-otot tungkai bawah
2.7. Sistem Pernapasan
Semua yang berhubungan dengan proses pernapasan dikelompokkan kedalam sistem pernapasan. Proses pernapasan sebenarnya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu pernapasan dalam dan pernapasan luar. Pernapasan dalam adalah pertukaran gas yang terjadi di dalam jaringan sedangkan pernapasan luar adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida didalam paru-paru.
Susunan:
1. Saluran napas atas
a. Mulut dan hidung
b. Tekak (Farings)
2. Saluran napas bawah
a. Pangkal tenggorok (Larings)
b. Batang tenggorok (Trakea)
c. Cabang tenggorok (Bronkus)
3. Paru-paru
4. Otot-otot pernapasan
a. Sekat rongga dada
b. Otot dinding dada
c. Otot Bantu napas
5. Alveoli (kantong-kantong udara dalam paru-paru tempat terjadinya pertukaran udara)
6. Otak, sebagai pusat pengaturan pernapasan.
Fungsi :
1. Mengambil oksigen atau O2 untuk diedarkan ke seluruh tubuh sebagai zat pembakar
2. Mengeluarkan karbondioksida/CO2 sebagai sisa pembakaran dan akan dibuang melalui paru-paru.
3. Menghangatkan dan melembabkan udara (hidung)
Proses pernapasan :
1. Menarik napas (inspirasi atau inhalasi)
2. Menghembuskan napas (ekspirasi atau ekshalasi)
Manusia memerlukan oksigen untuk memeprtahankan kehidupannya dan apabila dalam 4-6 menit tidak mendapatkan oksigen akan menimbulkan kerusakan pada otak dan biasanya menyebabkan kematian sel otak setelah 8-10 menit.
2.8. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah terdiri dari:
1. Jantung adalah organ berupa otot dan berbentuk kerucut dengan puncaknya dibawah dan dasarnya diatas.
2. Pembuluh darah:
a. Pembuluh darah nadi (Arteri)
b. Pembuluh darah balik (Vena)
c. Pembuluh darah rambut (Kapiler), mempunyai fungsi sebagai:
Alat penghunbung arteri dan vena
Tempat pertukaran zat antara daran dan cairan jaringan
Mengambil hasil kelenjar
Menyerap zat nutrisi di usus
Menyaring darah di ginjal
3. Darah, berfungsi sebagai:
a. Alat pengangkut:
Mengangkut oksigen dan zat pembakar dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh
Mengangkut CO2 dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru
Mengambil zat nutrisi atau makanab dari usus halus keseluruh jaringan tubuh
Mengangkat zat tidak berguna untuk dikeluarkan dari tubuh melalui kulit dan ginjal
b. Pertahanan tubuhn terhadap penyakit dan racun
c. Mengedarkan panas keseluruh tubuh
d. Membantu membekukan darah jika terjadi luka
Komposisi darah:
1. Air 9 %
2. Protein 3%
3. Mineral 0,9%
4. Bahan organic 0,1%
Jumlah darah dalam tubuh berkisar 1/13 kali berat badan atau sekitar 8%.
Darah terdiri dari:
a. Cairan plasma dimana terlarut Zat gizi, zat sampah,dan zat kebal
b. Sel darah merah ( 5 juta /mm³) yang bertugas menghantar oksigen ke seluruh tubuh
c. Sel darah putih (5000 –10.000/mm³) yang bertugas melawan penyakit
d. Keping darah (200.000-400.000/mm³) yang bertugas menyebabkan pembekuan darah apabila terjadi luka
4. Saluran limfe
2.9. Sistem Saraf
Merupakan organ yang berfungsi untuk melakukan koordinasi dan kerjasama dengan bagian tubuh. Sistem saraf mengendalikan seluruh aktivitas tubuhu baik yang diinginkan maupun yang di bawah sadar.
Pembagian sistem saraf:
1. Susunan saraf pusat
a. Otak : Otak besar,otak kecil dan batang otak
b. Bumbung saraf tulang belakang
2. Susunan saraf tepi
a. Susunan saraf somatik
b. Susunan saraf otonom: saraf simpatis dan saraf para simpatis
Fungsi saraf:
a. Sensorik (menerima rangsang) dilakukan oleh organ pancaindera
b. Motorik:
Mengatur tubuh bergerak
Integrasi atau gabungan
Mengendalikan sistem lain tubuh
Mengatur kesadaran, ingatan, bahasa dan emosi
2.10 Sistem Pencernaan
Adalah saluran yang menerima makanan dari luar untuk diserap oleh tubuh dengan jalan dicerna (proses telan, kunyah dan mencampur) dengan bantuan enzim dan zat cair mulai dari mulut sampai anus.
Susunan:
1. Mulut
2. Tekak
3. Kerongkongan
4. Lambung
5. Usus halus: Usus 12 Jari, Jejunum dan Ileum
6. Usus besar: Seikum, kolon asendens, usus buntu, kolon ttranversum, kolon desendens, kolon sigmoid, poros usus, dan anus
Organ getah pencernaan:
a. Kelenjar ludah
b. Kelanjar getah lambung
c. Kelenjar hati
d. Kelenjar pancreas
e. Kelenjar getah usus
2.11 Sistem Endokrin
Kelenjar buntu atau kelenjar endokrin adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya (prodiknya) ke dalam darah dalam jaringan kelenjar tanpa malalui saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Organ-organ endokrin:
1. Kelenjar hipofise
2. Kelenjar tiroid dan para tiroid
3. Kelenjar suprarenal
4. Kelenjar tinus
5. Kelenjar pinealis
6. Kelenjar kelamin
Fungsi:
1. Menghasilkan hormon untuk jaringan tubuh
2. Mengendalikan kerja kelenjar tubuh
3. Merangsang kerja kelenjar tubuh
4. Mengatur metabolisme, oksidasi dan meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus
5. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan air
2.12 Sistem Kemih
Merupakan proses penyaringan darah untuk menyerap zat yang digunakan tubuh dan membebaskan dari zat tidak digunakan tubuh.
Susunan:
1. Ginjal
2. Ureter
3. Kandung kemih
4. Uretra
2.13 Kulit
Lapisan jaringan pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, dan yang berhubunhan dengan selaput lendir yang melapisi organ-organ lubang masuk.
Susunan:
1. Lapisan kulit ari
2. Lapisan kulit jangat
3. Lapisan kulit bawah
Fungsi:
1. Mencegah cedera mekanik,kimia dan termal
2. Perlindungan terhadap mikro organisme
3. Mempertahankan suhu tubuh
4. Mengatur keseimbangan cairan
5. Alat rangsangan rasa dari luar
6. Alat indera: raba,tekana, suhu dan nyeri
2.14 Pancaindera
a. Indera Penglihatan (mata)
Susunan:
1. Alat Bantu mata (Rongga mata, alis mata, Kelopak mata, air mata, otot mata)
2. bola mata
b. Indera pendengaran (Telinga)
Susunan :
1. Telinga bagian luar
2. Telinga bagian tengah
3. Telinga bagian dalam
c. Indera penciuman (hidung)
Susunan : Saraf olfaktorius dan bulbus olfaktorius
d. Indera pengecap (Lidah)
Susunan : Pangkal lidah, Punggung lidah dan Ujung lidah.
2.15 Sistem Reproduksi
Organ reproduksi membentuk traktus genitalia yang berhubungan dengan traktus urinarius. Pada laki-laki kedua traktus ini berhubungan langsung sedangkan perempuan tidak menyati. Organ reproduksi sebagian besar terletak diluar rongga panggul, pada perempuan terletak pada rongga panggul.
Susunan pada laki-laki:
1.Kelenjar: Testis , Vesika seminalis, Prostat, Bulbouretralis
2.Kelenjar duktuli: Epididimis, Duktus seminalis, Uretra
3.Bangun penyambung: Skrotum,, Fenikulus spermatikus,penis
Susunan pada perempuan:
1. Alat genitalia luar: Tundun, Bibir besar, bibir kecil, klentit, serambi, selaput dara, kerampang.
2. Alat genitalia dalam: Liang kemaluan, rahim,ovarium.
PENILAIAN
Tindakan penilaian terbagi dalam beberapa langkah:
Penilaian Keadaan
Penilaian Dini
Pemeriksaan Fisik
Riwayat penderita
Pemeriksaan berkala atau lanjut
Pelaporan.
3.1. Penilaian Keadaan
Dalam melakukan penilaian keadaan ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu penolong: Bagaimana kondisi pada saat itu? Kemungkinan apa saja yang dapat terjadi? Dan Bagaimana mengatasinya?.
Secara umum tugas seorang penolong saat tiba di lokasi:
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitarnya
2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan: nama penolong, organisasi penolong, permintaan izin untuk menolong dari penderita atau orang disekitarnya.
3. Menentukan keadaan umum kejadian dan mulai melakukan penilaian dini bagi penderita.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan/ cedera yang mengancam nyawa
5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan
6. Minta bantuan bila dianggap perlu.
3.2. Penilaian Dini
Langkah langkah penilaian dini:
1. Kesan umum: kasus trauma atau kasus medis
2. Memeriksa Respon : Awas, Suara, Nyeri, Tidak Respon (ASNT)
3. Memastikan jalan napas terbuka dengan baik.
4. Menilai pernapasan: Lihat, Dengar dan Rasakan (LDR) selama 3-5 detik.
5. Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan: Penderita respon pada nadi radial dan penderita tidak respon pada nadi karotis
6. Hubungi bantuan
3.3. Pemeriksaan Fisik
Tindakan ini melibatkan panca indera kita berupa:
Penglihatan (Inspeksi)
Perabaan (Palpasi)
Pendengaran (Auskultasi)
Lakukan pemeriksaan secara berurutan. Lihat, bandingkan baru raba.
Pada penderita cedera harus dicari adanya: Perubahan bentuk, Luka terbuka, Nyeri tekan, Bengkak (PLNB)
Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan teliti:
1. Kepala (kulit kepala dan tulang tengkorak),Telinga dan hidung, Mata, Mulut
2. Leher
3. Dada
4. Perut
5. Punggung
6. Panggul
7. Anggota gerak bawah dan atas
Tanda vital
Parameter yang dikelompokkan dalam tanda vital adalah :
1. Denyut nadi normal:
Bayi : 120-150x/Menit
Anak : 80-150x/Menit
Dewasa : 60-90x/Menit
2. Frekunsi pernapasan normal:
Bayi :25-50x/Menit
Anak :15-30x/Menit
Dewasa :12-20x/Menit
3. Suhu tubuh normal:37°C
4. Tekanan Darah Normal: (dewasa)
Sistolik :110-140 mmHg
Diastolik:60-90 mmHg
5. Kulit:
Kondisi kulit: Lembab, Kering, Berkeringat
Warna Kulit: biru, Pucat, Merah, Kuning, dan Biru kehitaman.
3.4. Riwayat penderita
Untuk memudahkan dikenal dengan akronim K-O-M-P-A-K
K = Keluhan utama (gejala/tanda)
O = Obat-obatan yang diminum
M = Makanan atau minuman terakhir
P = Penyakit yang diderita
A = Alergi yang dialami
K = Kejadian
3.5. Pemeriksaan berkala
Secara umum pada pemeriksaan berkala harus dinilai kembali:
1. Keadaan respon
2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
4. Periksa kembali keadaan kulit
5. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa
6. Nilai kembali penatalaksaan penderita
7. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman
3.6. Pelaporan
Setelah selesai menangani penderita, apalagi bila penolong melakukannya dalam tugas maka semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan harus dilaporkan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya
Dalam laporan sebaiknya dicantumkan:
Umur dan jenis kelamin penderita
Keluhan utama
Tingkat respon
Keadaan jalan napas
Pernapasan
Sirkulasi
Pemeriksaan fisik yang penting
KOMPAK yang penting
Penatalaksaan
Perkembangan lainnya yang dianggap penting.
BANTUAN HIDUP DASAR DAN
RESUSITASI JANTUNG PARU
Khusus untuk bantuan hidup dasar penderita dibagi dalam 3 kelompok yaitu :
Bayi (0-1 tahun), Anak (1-8 tahun) dan dewasa (lebih dari 8 tahun)
1. MATI
Mati Klinis tidak ditemukan adanya pernapasan dan denyut nadi. Mati klinis dapar reversible. Penderita mempunyai kesempatan waktu selama 4-6 menit untuk melakukan resusitasi tanpa kerusakan otak.
Mati Biologis kematian sel dimulai terutam sel otak dan bersifat irreversible, biasa terjadi dalam waktu 8-10 menit dari henti jantung.
(Kecuali berada di suhu ekstrim dingin, pernah dilaporkan melakukan resusitasi selama 1 jam atau lebih dan berhasil)
Walau muncul agak lama, ada beberapa yang dapat menjadi pedoman sudah terjadinya kematian pada seseorang. Tanda-tanda ini dikenal sebagai tanda pasti mati, yaitu:
- Lebam Mayat, tanda ini terjadi akibat berkumpulnya darah yang sudah tidak beredar lagi di bagian tubuh yang paling rendah, sebagai akibat gaya tarik bumi. Keadaan ini terjadi 20-30 menit setelah kematian. Terlihat sebagai warna ungu dan kebiruan pada kulit.
- Kaku Mayat, Kaku pada tubuh dan anggota gerak setelah meninggal. Biasanya terjadi antara 1-2 jam kemudian.
- Pembusukan, Proses ini biasanya mulai timbul setelah 6-12 jam setelah kematian. Ditandai dengan bau yang tidak enak dan mayat mengalami pembengkakan.
- Tanda lainnya: cedera mematikan
Jika ditemukan tanda tersebut diatas tidak perlu diadakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP).
Penderita mengalami henti napas dan henti jantung mempunyai harapan hidup lebih baik jika semua langkah dalam rantai penyelamatan/rantai survival dilakukan bersamaan.
Rantai ini diperkenalkan oleh AHA (American Heart Association) yang mempunyai 4 macam rantai sebagai berikut:
1. Kecepatan dalam permintaan bantuan
2. Resusitasi Jantung Paru
3. Defibrilasi
4. Pertolongan Hidup Lanjut
2. BANTUAN HIDUP DASAR
A. Airway Control atau penguasaan jalan napas
B. Breathing Support atau bantuan pernapasan
C. Circulatory Support atau bantuan sirkulasi lebih dikenal dengan pijatan jantung luar dan menghentikan perdarahan besar.
A. Airway Control
Cara yang dikenal untuk membebaskan jalan napas:
1. Angkat dagu tekan dahi
2. Perasat pendorongan rahang bawah (Jaw Thrust Maneuver)
Membersihkan jalan Napas
1. Posisi Pemulihan
2. Sapuan Jari
Sumbatan Jalan Napas
a. Perasat Heilmich
• Hentakan perut pada penderita dewasa dan anak ada respon
• Hentakan perut pada penderita dewasa dan anak tidak ada respon
• Hentakan dada pada penderita dewasa yang kegemukan dan wanita hamil yang ada respon
• Hentakan dada pada penderita dewasa yang kegemukan dan wanita hamil yang tidak respon
B. Breathing support
Ada beberapa teknik yang dilakukan dalam memberikan bantuan pernapasan:
a. Menggunakan mulut penolong
• Mulut Ke Masker RJP
• Mulut Ke APD
• Mulut Kemulut/hidung
b. Menggunakan alat Bantu (Kantung masker berkatup)
Frekuensi pemberian napas buatan:
Dewasa : 10-12x pernapasan/menit
Anak (1 – 8 th) : 20x pernapasan/menit
Bayi (0 – 1 th) : lebih dari 20x pernapasan/menit
Bayi baru lahir : 40x pernapasan/menit
C. Cirlculatory Support
Penekanan dilakukan pada garis tengah tulang dada 2 jari diatas pertemuan lengkung iga kiri dan kanan. Kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita:
• Dewasa : 4-5 cm
• Anak dan balita : 3-4 cm
• Bayi : 1,5-2,5cm
3. RESUSITASI JANTUNG PARU
RJP harus dimulai sesegera mungkin. Tindakan ini merupakan gabungan dari 3 komponen A, B dan C.
Pelaksanaannya terlihat pada skema resusitasi.
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Pada orang dewasa dikenal 2 rasio yaitu 15:2 per siklus untuk 1 penolong, 5:1 per siklus untuk 2 penolong dan pada bayi hanya dikenal 1 rasio yaitu 5:1per siklus.
PERDARAHAN DAN SYOK
Perdarahan
Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa (trauma) atau penyakit. Perdarahan yang besar merupakan penyebab syok yang utama. Tubuh manusia memiliki jumlah darah tertentu dan bila sejumlah besar darah hilang maka perfusi akan gagal.
Perdarahan dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Perdarahan luar (terbuka)
2. Perdarahan dalam (tertutup)
1. PERDARAHAN LUAR
Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut.
Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan, perdarahan luar dibagi menjadi :
1. Perdarahan nadi (arteri) keluar menyembur sesuai dengan denyutan nadi dan berwarna merah terang karena masih kaya dengan oksigen.
2. Perdarahan balik (vena) keluar mengalir berwarna merah gelap
3. Perdarahan rambut (kapiler) keluar merembes perlahan warna bervariasi antara merah terang seperti darah arteri dan merah gelap seperti darah vena.
Perdarahan luar bisa dikendalikan dengan 4 cara sebagai berikut:
1. Tekanan Langsung
2. Elevasi (dilakukan bersamaan dengan tekanan langsung).
3. Titik tekan (a brakialis dan a femoralis)
4. Cara lain yang dapat membantu menghentikan perdarahan adalah sbb:
• Immobilisasi dengan atau tanpa pembidaian
• Torniket hanya sebagai alternatif terakhir
• Kompres dingin
2. PERDARAHAN DALAM
Beberapa tanda perdarahan dalam dapat dikenali, misalnya:
Cedera pada bagian luar tubuh, yang mungkin merupakan petunjuk bagian dalam juga mengalami cedera
Adanya memar disertai nyeri pada tubuh, pembengkakan terutama di atas alat tubuh yang penting
Nyeri, bengkak, perubahan bentuk pada alat gerak
Nyeri tekan atau kekakuan pada dinding perut, dinding perut membesar
Muntah darah
Buang air besar berdarah, baik darah segar maupun darah hitam seperti kopi
Luka tusuk khususnya pada batang tubuh
Darah atau cairan mengalir keluar dari hidung atau telinga
Batuk darah
Buang air kecil campur darah
Gejala dan tanda syok
Penatalaksanaan penderita dengan perdarahan dalam:
1. Baringkan penderita
2. Periksa dan pertahankan ABC
3. Berikan oksigen bila perlu
4. Periksa pernapasan dan nadi secara berkala
5. Rawat sebagai syok
6. Jangan memberikan makanan atau minuman
7. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat
3. SYOK
Syok terjadi akibat kegagalan salah satu atau beberapa komponen utama sirkulasi baik jantung, pembuluh darah, atau darah itu sendiri.
Penyebab syok:
1. Kegagalan jantung memompa darah
2. Kehilangan dalam jumlah besar
3. Pelebaran (dilatasi) pembuluh darah yang luas sehingga darah tidak dapat mengisinya dengan baik.
Tanda-tanda syok:
Nadi cepat dan lemah
Napas cepat dan dangkal
Kulit pucat, dingin dan lembab
Wajah pucat
Mata menunjukkan pada pandangan hampa dan manik mata melebar
Perubahan keadaan mental
Gejala Syok: Mual mungkin disertai muntah, haus, lemah, pusing dan tidak nyaman dan takut.
Penanganan Syok:
1. Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
2. Tidurkan telentang, tinggikan tungkai 20-30 cm jika tidak ada kecurigaan patah tulang tungkai dan tulang belakang.
3. Pakaian penderita longgarkan.
4. Cegah kehilangan panas tubuh dengan memberi selimut penutup.
5. Tenangkan penderita
6. Pastikan jalan napas dan pernapasan baik.
7. Kontrol perdarahan dan rawat cedera lain jika ada
8. Bila ada beri oksigen sesuai protocol
9. Jangan beri makan atau minum
10. Periksa tanda vital secara berkala
11. Rujuk ke fasilitas kesehatan
VI. CEDERA JARINGAN LUNAK
Cedera jaringan lunak dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan istilah luka. Luka adalah terputusnya keutuhan jaringan lunak baik diluar maupun didalam tubuh. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah perdarahan, kelumpuhan dan lainnya sesuai dengan luas dan jaringan lunak yang terkena.
Klasifikasi luka dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Luka terbuka
Cedera ini paling sering ditemukan pada kasus kecelakaan dan paling sering menimbulkan perdarahan.
Jenis luka terbuka:
Luka lecet
Luka Sayat/Iris
Luka Robek
Luka tusuk
Luka sobek atau Avulsi
Amputasi
2. Luka tertutup
Cedera ini terjadi pada jaringan lunak tanpa disertai kerusakan kulit, dengan kata lain kulit penderita masih utuh, tidak ada hubungan antara bagian dalam tubuh dengan udara luar.
Jenis luka tertutup:
Memar
Hematoma (penumpukan darah dan lebih luas dari memar)
Cedera remuk
PENUTUP LUKA DENGAN PEMBALUT
Penutup luka adalah bahan yang diletakan di atas luka. Penutup luka oklusif atau kedap adalah bahan kedap air dan udara, mencegah keluar masuknya udara dan menjaga kelembaban organ tubuh. Penutup luka tebal (Bantalan penutup luka) setumpuk bahan penutup luka setebal kurang lebih 2 –3 cm.
Fungsi penutup luka:
1. Membantu mengendalikan perdarahan
2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut
3. Mempercepat penyembuhan
4. Mengurangi nyeri
Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Fungsi pembalut:
1. Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan.
2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya
3. Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera.
Jenis pembalut : Pembalut pita, segitiga, tabung dan penekan.
CEDERA SISTEM OTOT RANGKA
Secara umum cedera otot rangka dapat berupa:
1. Patah tulang
2. Kepala sendi atau ujung tulang keluar dari sendi (cerai sendi atau dislokasi)
3. Otot atau sambungan ototnya teregang melebihi batas normal.
4. Robek atau putusnya jaringan ikat disekitar sendi.
PATAH TULANG
Patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang baik seluruhnya atau hanya sebagian saja.
Penyebab: Gaya langsung, Gaya tidak langsung dan gaya puntir.
Gejala dan tanda: Perubahan bentuk, nyeri kaku, terdengar suara berderik pada daerah patah, pembengkakan, memar, ujung tulang terlihat, sendi terkunci, gangguan peredaran darah dan persarafan.
Jenis: Patah tulang terbuka dan tertutup.
URAI / CERAI SENDI (DISLOKASI)
Adalah keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi atau keluarnya ujung tulang dari sendinya.
Penyebabnya: Karena sendi teregang melebihi batas normal, sehingga kedua ujung tulang menjadi terpisah, tidak pada tempatnya. Jaringan ikat sendi harus tertarik melebihi ambang gerakan normal dan mungkin sampai terobek.
Gejala dan tanda : Secara umum berupa gejala dan tanda patah tulang yang terbatas pada daerah sendi.
TERKILIR/KESELEO
Terkilir atau keseleo ada 2 macam yaitu:
a. Terkilir sendi/Sprain
Robeknya atau putusnya jaringan ikat sekitas sendi karena sendi teregang melebih batas normal.
Penyebab: Terpeleset, gerakan yang salah, sehingga menyebabkan sendi teregang melampaui gerakan normal.
Gejala dan tanda: Nyeri bengkak, bengkak, nyeri tekan dan warna kulit merah kebiruan.
b. Terkilir otot atau strain
Robeknya bagian otot pada bagian tendon atau ekor otot karena teregangmelebihi batas normal.
Penyebab: Umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba-tiba pada otot tertentu.
Gejala dan tanda: Nyeri yang tajam dan mendadak pada daerah otot tertentu, nyeri menyebar keluar disertai kejang dan kaku atau kaku otot, dan bengkak pada daerah cedera.
PEMBIDAIAN
Merupakan salah satu cara untuk merawat alat gerak yang menglami nyeri, bengkak dan perubahan bentuk adalah pembidaian. Dapat diartikan sebagai alat bantu untuk menghindari pergerakan (imobilisasi) melindungi dan menstabilkan bagian tubuh yang cedera.
Tujuan pembidaian:
1. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah
2. Mengurangi terjadinya cedera baru di sekitar bagian tulang yang patah
3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Mempercepat penyembuhan
6. Mengurangi perdarahan.
Macam-macam Bidai:
1. Bidai Keras
2. Bidai yang dapat dibentuk
3. Bidai traksi
4. Gendongan/belat atau bebat
5. Bidai improvisasi
LUKA BAKAR
Definisi : luka bakar adalah semua cedera yang terjadi akibat paparan terhadap suhu yang tinggi.
Penyebab luka bakar dapat dikelompokkan berdasarkan banyak cara.
PENGGOLONGAN LUKA BAKAR
Berdasarkan sumber panasnya:
• Termal (suhu > 60 C ) contohnya api, uap panas dan benda panas
• Kimia (asam/basa kuat) contohnya asam kuat, basa kuat atau soda api
• Listrik contohnya listrik rumah tangga atau kilat
• Radiasi contohnya sinar matahari dan bahan radio aktif
Berdasarkan kulit yang mengalami cedera:
1. Luka bakar derajat satu (permukaan). Hanya meliputi lapisan kulit yang paling atas (kulit ari atau epidermis)
2. Luka bakar derajat dua ( sedikit lebih dalam). Lapisan paling luar kulit yang rusak dan lapisan dibawahnya terganggu
3. Luka bakar derajat tiga. Lapisan yang terkena tidak terbatas bahkan sampai tulang dan organ dalam.
Derajat berat luka bakar ditentukan oleh dua faktor utama yaitu luasnya permukaan tubuh yang menglami luka bakar dan lokasinya.
Menghitung luas luka bakar: satu kali telapak tangan sama dengan 1 %.
1. Luka bakar ringan
• Tidak mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran napas.
• Luka bakar derajat tiga kurang dari 2% permukaan tubuh.
• Luka bakar derajat dua kurang dari 15% permukaan tubuh
• Luka bakar derajat satu kurang dari 50% permukaan tubuh
• Luka bakar derajat dua kurang dari 10% permukaan tubuh bayi/anak.
2. Luka bakar sedang
• Tidak mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran napas
• Luka bakar derajat tiga antara 2% - 10% permukaan tubuh
• Luka bakar derajat dua antara 15% - 30% permukaan tubuh
• Luka bakar derajat satu lebih dari 50% permukaan tubuh
• Luka bakar derajat dua 10% -20% permukaan tubuh bayi/anak.
3. Luka bakar berat
• Luka bakar derajat tiga pada wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran napas
• Luka bakar derajat tiga di atas 10% permukaan tubuh
• Luka bakar derajat dua lebih dari 30% permukaan tubuh
• Luka bakar yang disertai nyeri, bengkak dan perubahan bentuk alat gerak
• Luka bakar meliputi satu bagian tubuh seperti lengan, tungkai atau dada
• Semua luka derajat tiga yang lebih besar dari 20% bayi/anak.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam penghitungan derajat luka bakar:
1. Penyebab luka bakar
2. Daerah yang terkena
3. Faktor penyulit
PEMINDAHAN PENDERITA
Prinsip dasar memindahkan penderita adalah:
1. Jangan dilakukan jika tidak mutlak perlu
2. Lakukan sesuai dengan teknik yang baik dan benar
3. Kondisi fisik penolong harus baik dan terlatih
Cara-cara pemindahan penderita:
Dengan 1 penolong : Tarikan lengan, Tarikan bahu, tarikan baju, Tarikan selimut, dan menjulang.
Dengan 2 penolong : Memapah, menggunakan tandu, dll.
Dengan 3 penolong : Teknik angkat langsung
Dengan 4 penolong : menggunakan tandu.
Jenis-jenis peralatan pemindahan penderita:
a. Tandu beroda
b. Tandu lipat
c. Tandu skoop
d. Tandu kursi
e. Papan spinal
f. Tandu basket
g. Matras vakum
h. Macam-macam tandu darurat
X. PERTOLONGAN PADA KORBAN BANYAK
Salah satu kejadian yang menantang bagi penolong adalah pertolongan korban banyak. Korban dapat dinyatakan banyak bila berjumlah sekurang kurangnya tiga atau jumlah korban melebihi tim penolong yang tiba pertama kali di tempat kejadian.
Peran penolong pada situasi korban banyak pada menit-menit awal situasi koraban banyak bagi penolong yang tiba pertama kali di lokasi kejadian:
1. Mendirikan posko atau tempat berkumpul
2. Menilai keadaan
3. Meminta bantuan
4. Mulai Melakukan triage
Penilaian keadaan dalam menghadapi kasus banyak hal yang paling sulit begi penolong adalah keinginan untuk menolong dalam arti turun tangan menangani tuntas keadaan korban. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam penilaian keadaan:
• Keamanan tempat kejadian
• Jumlah penderita
• Perlu atau tidak tindakan ekstrikasi atau peralatan khusus
• Perkiraan jumlah ambulance yang diperlukan
• Faktor lain yang dapat mempengaruhi keadaan dan sarana
• Sektor yang diperlukan
• Tempat untuk staging seandainya diperlukan.
Triage dilakukan dengan cara memilih korban secara cepat dan menggolongkan kedalam satah satu dari empat kelompok yang ada:
Kelompok prioritas 1 prioritas tertinggi (merah) diberikan kepada korban dengan keadaan kritis seperti gangguan pernapasan, perdarahan yang belum terkendali atau besar, penurunan status mental atau respon.
Kelompok prioritas 2 (kuning) mereka yang memerlukan pertolongan dengan keadaan luka bakar tanpa gangguan saluran napas, nyeri hebat setempat atau nyeri pada lokasi alat gerak, termasuk bengkak,perubahan bentuk atau cedera punggung.
Kelompok prioritas 3 (hijau) prioritas terendah dengan kata lain dapat ditunda.Korban dapat berjalan, cedera ringan, dapat ditunda tanapa menjadi parah.
Kelompok prioritas 4 atau prioritas 0 meraka yang mengalami cederamematikan atau sudah meninggal.
Langganan:
Postingan (Atom)